42A

799 32 0
                                    

Sudah dua hari Kiara mencari-cari informasi tentang Maya Shofia. Dan akhirnya ia menemukan hasil.

Maya Shofia adalah akun anonim yang diburu beberapa warga Facebook. Foto-foto yang ia upload di akun miliknya menggunakan foto artis Indonesia yang kurang terkenal sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Akan tetapi kalau Kiara tahu, karena itu adalah artis idolanya. Meskipun tidak terkenal, tapi Kiara tetap suka.

Maya Shofia menghasut agar para perempuan bercerai dengan suaminya dan meminta harta gono-gini dari suami mereka. Lantas setelah sang korban bercerai, Maya Shofia meminta jatah karena telah membantu sang korban bercerai dan menjadi penasihat para korban.

Perempuan yang menjadi korban marah-marah di akun mereka dengan menandai Maya Shofia. Mereka menyesal bercerai dengan suami mereka karena pada dasarnya suami mereka adalah orang baik. Mereka menuduh Maya Shofia menggunakan jampi-jampi untuk menghipnotis mereka.

Tak terkecuali Desi. Desi juga marah-marah di akun Facebook miliknya dengan menandai Maya Shofia. Ia sangat menyesal telah termakan kata-kata rayuan Maya Shofia. Tapi ia masih bersyukur karena ia dan sang suami belum bercerai.

Kiara sendiri sudah sangat lama tidak bermain Facebook, ia sudah menghapus aku Facebooknya sejak setahun yang lalu. Sehingga ia tidak tahu dengan status-status yang dibuat oleh ibunya di Facebook.

Mereka semua mengenal Maya Shofia melalui grup Facebook yang berjudul Majulah Perempuan. Grup tersebut dibuat oleh Maya Shofia dan beberapa teman lainnya. Di grup tersebut, Maya Shofia berstatus sebagai admin.

Selain marah-marah di status mereka, mereka juga marah-marah di grup Majulah Perempuan. Isi postingan grup hanyalah maki-makian untuk Maya Shofia.

"Alhamdulillah Ibu sudah sadar," ujar Kiara sambil tersenyum bahagia.

"Iya. Aku juga seneng banget Ibu Bapak sudah akur lagi," sahut Hadi. "Siapa tahu nanti pulang dari liburan kita bisa punya adik lagi," ujarnya secara spontan.

"Apa?!" Kiara melotot ke arah Hadi. "Nggak! Aku nggak mau punya adik lagi. Punya adik satu aja nyusahin," omelnya.

Ya, sejak kejadian overdosis beberapa waktu lalu, Kenzo belum juga mau memaafkan Kiara. Adik Kiara itu masih sering mengirim pesan marah-marah kepada Kiara.

"Kok bisa sih Kenzo nggak punya akhlak banget kayak gitu. Padahal Bapak Ibu sudah maafin kita, tapi kenapa dia nggak mau maafin aku?" Kiara meninju-ninju bantal dengan kesal.

"Mungkin Kenzo butuh waktu, Sayang. Kita tunggu aja sampai dia siap untuk bisa memaafkan kita," ujar Hadi dengan nada rendah.

Kiara melirik Hadi sekilas, matanya tertuju pada layar televisi mati. Hadi mah enak, karena Kenzo tidak memusuhinya. Kenzo masih mau membalas pesan Hadi dengan sopan.

Kiara menjadi kesal sekali. Mengapa orang-orang terlalu membencinya? Oke! Memang dia bersalah. Tapi kan dalam hal ini yang bersangkutan sudah memaafkan. Masa yang orang lain tidak mau memaafkan dirinya?

"Sayang, bulan ini kamu belum datang bulan, kan?" tanya Hadi setelah mereka diam beberapa menit.

Kiara menoleh ke arah Hadi, ia mengangguk sebagai jawaban.

"Ini sudah akhir bulan. Sudah tanggal 29. Jangan-jangan kamu hamil." Hadi sangat antusias. Ia langsung duduk dan menatap istrinya lekat-lekat.

Kiara memutar bola matanya. Benar juga. Ini sudah tanggal dua puluh sembilan dan ia belum datang bulan. Saking setresnya ia mengurus permasalahan keluarga, sampai lupa dengan hal penting tentang dirinya sendiri. Jangan-jangan apa yang dikatakan Hadi benar. Ia benar-benar hamil. Kalau memang benar ia hamil, maka ia sangat bersyukur sekali.

"Kita periksa ke dokter, yuk!" ajak Hadi dengan antusias.

Kiara menggelang pelan. "Tes pakai testpack aja dulu. Kalau positif baru kita ke dokter kandungan," ujarnya.

"Oke. Kalau gitu, aku ke apotek sekarang, ya. Mau beli tastpack. Aku penasaran banget soalnya."

"Ya udah. Hati-hati dan cepat pulang," pesan Kiara.

Hadi mengangguk sebagai respon. Ia lalu segera mengambil jaket dan memakai celana panjang. Setelah itu bergegas menuju apotek yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Untunglah sekarang ia sedang tinggal di Kota Muara Bulian yang banyak apoteknya. Kalau ia tinggal di kampung, akan membutuh waktu hampir satu jam untuk pulang pergi dari rumah ke apotek lalu ke rumah lagi.

🌿🌿🌿

Terpaksa Menikahi Om-om (Tamat)Where stories live. Discover now