Komentar 2: Tata Bahasa

13.4K 1.3K 104
                                    

1. Pilihan kata terlalu lugas

Sering kali ketika penulis kehabisan kata-kata, hal yang dilakukannya adalah menulis apa adanya dengan kata yang umum atau langsung menuju poin pentingnya. Tindakan seperti ini tidak dapat dibenarkan, tapi tidak dapat pula disalahkan.

Penting untuk menggunakan pilihan kata yang tepat agar pembaca berimajinasi terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca. Dengan begitu pembaca akan lebih terhisap ke dalam cerita karena mereka ikut membayangkan suasana yang dijelaskan oleh penulis.

Bandingkan tulisan berikut ini!

- Hari telah senja dan matahari tenggelam.

- Mentari di ujung cakrawala, bergerak pelan meninggalkan dunia.

Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama, tapi kalimat kedua akan lebih memancing pembaca dalam berimajinasi ketimbang kalimat pertama.

Pada kasus ini penulis harus banyak-banyak mencari referensi kata dalam kamus agar memiliki alternatif kata yang tak terhitung. Bukan hanya diksi, tapi pemahaman dalam bermajas pun diperlukan untuk membuat suatu tulisan tidak menjadi lugas. Diperlukan takaran yang tepat agar suatu tulisan tidak terlalu lugas dan tidak terlalu rumit ketika dibaca.

2. Penggunaan kalimat yang tidak efektif

Tidak jarang karena seorang penulis terlalu sering mengumbar kata dan memodifikasinya, mereka melupakan keefektifan kalimat yang mereka buat. Jika dibaca secara biasa mungkin sulit untuk menyadari adanya kesalahan pada tulisan tersebut. Sekali pun disadari, pembaca acap kali tidak terlalu memedulikannya karena dianggap lumrah.

Perhatikan kalimat berikut!

- Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud

- Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu

- Dia pun turun ke bawah menggunakan elevator

Ketiga contoh kalimat di atas merupakan kalimat yang salah karena tidak efektif. Ketidakefektifan kalimat tersebut dilihat dari segi kehematan katanya. Meskipun masih banyak ketidakefektifan dari segi lainnya, segi kehematan katalah yang paling sering diabaikan penulis.

Jika kalimat itu dibenarkan akan seperti ini:

- Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud

- Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu

- Dia pun ke bawah menggunakan elevator

Pada kalimat pertama, jika menggunakan kata apabila, jika, misalnya, tidak perlu lagi menambahkan kata maka pada klausa berikutnya. Berlaku sebaliknya, jika kata maka yang digunakan, tidak perlu lagi menggunakan apabila.

Kalimat kedua memiliki dua subjek yang sama, untuk menghemat kata salah satu subjeknya dapat dihilangkan.

Pada kalimat ketiga kata turun dengan kata ke bawah memiliki arti yang sama, maka hanya perlu memilih salah satu katanya saja dan tidak perlu menggunakan keduanya.

3. Memberitahukan dan bukan menunjukkan

Banyak penulis yang belum paham bagaimana cara untuk memikat imajinasi pembaca. Selain hanya lugas, narasi yang hanya memberitahukan cerita pada pembaca merupakan faktor ketidakimajinatifan pembaca lainnya.

Narasi yang hanya memberitahukan pada pembaca adalah jenis narasi yang lemah untuk membuat pembaca berimajinasi karena pembaca telah disuguhkan dengan informasi umum. Perhatikan kalimat berikut!

Sesosok hantu muncul di hadapanku, tampangnya menakutkan dan aku tidak sanggup menatapnya.

Ini merupakan contoh narasi yang memberitahukan. Diberitahukan di sana bahwa sosok hantu itu menakutkan, tapi bisakah pembaca membayangkan semenakutkan apakah hantu itu? Tentu tidak karena sosok hantu dijabarkan secara umum, pembaca hanya tau bahwa hantu itu menakutkan.

Perhatikan kalimat kedua berikut!

Perasaan dingin menusuk belakang leher ketika sesosok astral muncul di hadapanku. Wajahnya keriput dengan mata merah menyala, giginya tajam menonjol ke depan, dan rambutnya terburai berantakan. Firasatku buruk terhadapnya karena itu kuputuskan untuk segera berpaling dan tidak menatapnya lagi.

Pada kalimat kedua penggunaan deskripsi sedikit lebih dominan dari narasi. Hal itulah yang disebut menunjukkan pada pembaca.

Dengan memberikan gambaran yang jelas, pembaca dapat mengimajinasikan sendiri bagaimana sosok hantu tersebut dan dari sana mereka bisa menyimpulkan seberapa seramkah hantu tersebut.

Kesalahan Awam MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang