"Eighteen"

185 24 1
                                    

Kembali ke masa sekarang...

BoBoiBoy terdiam di kamarnya dan air mata yang mengalir. Dia lelah karena terus saja di paksa menjadi seorang putra mahkota dengan segala peraturan.

"Aku tahu bila Ayah tak nak nasib aku sama macam Pakcik Amirul. Tapi aku bukan dia, dan dia bukan aku." gumam BoBoiBoy yang duduk dengan menyembunyikan kepalanya di antara lutut di pojok kamarnya.

Ailsa tidak sengaja mendengar suara gumaman BoBoiBoy dan niat awalnya untuk menenangkan sang adik ia urungkan sejenak.

'Kau dah tahu maksud Ayah selama ni ternyata.' pikir Ailsa tersenyum tipis dan menutup kembali pintu yang hendak ia buka dengan perlahan.

Tak lama Kaizo, Roombot, dan Ochobot datang menghampirirnya. "Laksamana, macam mana keadaan BoBoiBoy?" tanya Ochobot dengan nada khawatir.

Ailsa tersenyum lembut kepada Ochobot dan mengelusnya perlahan, "Tak de hal yang kena korang risaukan. Boy hanya penat je, kau pun pasti dah faham maksud saya bukan?" Ochobot akhirnya mengerti maksud Ailsa dan dia pamit untuk menemani tuannya.

"Kenapa kau tak temankan BoBoiBoy? Kau kan kakaknya." tanya Kaizo heran.

"Aku bukanlah kakak yang baik untuk Boy. Aku selalu saja terlambat untuk selamatkan dia dan tak pernah ada masa dia tumbuh." Kaizo menatap prihatin kekasihnya dan dia memeluk Ailsa dari belakang.

"Walau macam tu, Boy selalu cerita pasal kau kat aku dengan ceria tau. Dia pun cakap bila kau ialah kakak dia yang terbaik satu galaksi, dia cakap sendiri macam tu kat aku." Ailsa hanya tersenyum tipis mendengar pernyataan Kaizo.

Sementara itu di ruang kumpul, keadaan di sana masih hening dan canggung untuk beberapa saat.

Amato sudah pergi ke ruang kerjanya untuk menenangkan diri dan hanya menyisakan anggota Double-T dan Kokotaim, serta keluarga Airin di ruangan itu.

"Korang nak tahu tak kenapa Aidan betingkah macam tadi?" tanya Airin tiba-tiba dan tentu hanya di balas gelengan oleh semua orang di sana termasuk Maskmana.

Airin berdiri dan berjalan ke jendela, "Dulu sekali, masa Aidan usia 5 tahun, dia dengan keluarganya pergi ke planet ni untuk pertama kalinya dan pada saat itu langsung diumumkan lah ahli waris tahta kerajaan ni dengan Aidan di posis pertama lepas tu baru Zein kemudian Ailsa dan yang terakhir sekali ialah Maira."

"Tentu saja diorang semua diberikan pendidikan terbaik untuk menjadi ahli waris. tapi Aidan di awasi secara ketat oleh Amato dan ada masa kat mana Aidan ni degil."

"Awalnya kitorang tak peduli sangat sebab kitorang fikir bila dia ni dah bosan belajar dan nak main, kitorang biarkanlah dia. Tapi..., tu suatu keputusan yang salah." jelas Airin memandang keluar jendela yang menampilkan alun-alun kerajaan.

"Apa yang dah jadi masa tu, Mama?" tanya Zein penasaran karena dia tidak mengingat apapun pada hari itu walau ia tahu ada sesuatu terjadi pada sang kakak sepupu.

"Masa tu, Aidan pergi ke hutan dekat bukit belakang istana tu sorang-sorang tanpa ada yang tahu bahkan pelayan dan pengawal sekalipun. Kat sana dia jumpa gua yang penuh akan kristal dan rama-rama bercahaya." Airin menjeda penjelasannya dan dia membuka jendela untuk mempersilahkan angin masuk ke dalam ruangan.

"Selama 3 hari dia kat sana dan kitorang baru sadar bila Aidan tak de kat istana masa kitorang nak kumpul macam ni. Masa tu Amato marah sangat sebab Aidan pergi tanpa bagi tahu sesiapapun dan pencarian Aidan bermula dan butuhkan masa 3 hari untuk jumpa dia." sambung Airin yang masih terduduk nyaman di tempatnya.

"Lepas tu apa yang dah jadi pada BoBoiBoy? kenapa dia tak balik masa tu?" tanya Fang.

"Dia nyaris je tiada sebab kehilangan banyak darah. Ternyata masa kat gua tu, kepala dia terhantuk batu dan ada luka kat belakang kepalanya. Itulah asal-usul dia mudah sangat lupa, kepala dia selama kat bumi tak terhantuk keras kan?" jawab Airin dengan wajah khawatir.

The Secret of Elemental | BBB (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang