01

330 9 0
                                    

Sabila sedang memasak menyiapkan sarapan paginya untuk keluarga kecil nya, saat lagi masak bila di kejutkan sama panggilan dari anak sambungnya

"Pagi ummaaaa" sapa lathif memeluk ummanya dari belakang

"Pagi juga sayang" jawab sabila mengusak rambutnya

"Umma, papa mana? Kok ga kelihatan?" Tanya lathif penasaran karna dari semalam billal tidak ada di rumah membuat lathif penasaran sendiri ketidak keberadaan sang papa

Sabila menghela nafasnya ketika anak sambungnya bertanya seperti itu, lalu sabila mematikan dulu kompornya sudah matang masakannya

"Hhhh umma juga ga tau sayang papa kamu ada di mana, atau ngga papa kamu ada di markas" jawab sabila mengusap kepala anak sambungnya

"Ohhh gitu, knp papa sering kesana terus skrg ga ikut kumpul bareng kita lagi?" Tanya lathif masih penasaran

Lagi-lagi sabila menghela nafasnya ketika anak sambungnya itu masih penasaran sama keberadaan sang papa jarang hadir di tengah-tengah mereka

"Mending skrg lathif bantu umma nyiapin piring sama minumnya ya" jawab sabila mengalihkan pembicaraannya

"Oke umma" seru lathif bergegas mendekati ke arah rak piring menggunakan kursi

Setelah di hidangkan mereka bertigapun langsung memulai sarapan paginya, tetapi sabila harus menyuapi luthfi terlebih dahulu

"Ihhh adek makannya masih di suapin sama umma" ejek lathif bergurau

"Hush nak, jangan bicara klo lagi makan" tegur sabila masih menyuapi luthfi, lathif hanya cengesan mendengar teguran dari ummanya

Ga lama kemudian ada suara pintu rumah terbuka dan melangkahkan kakinya ke dapur, sabila sudah menebak siapa yang datang siapa lagi klo bukan suaminya karna ga mungkin keluarganya jam segini berkunjung

"Assalamualaikum" sapa billal tanpa menoleh ke arah istri sama kedua anaknya

"Waalaikumsalam" jawab sabila datar dan masih menyuapi luthfi

"Abis dari markas lagi?" Tanya sabila menatap sekilas ke arah suaminya

"Hmm" jawab billal singkat

"Jawab tuh yang bener bukan hmm doang" ketus sabila

"IYA GUE ABIS DARI MARKAS, BANYAK NANYA" sentak billal

Lathif sama luthfi terkejut mendengar sentakan dari papanya, sementara sabila memejamkan matanya berusaha menahan emosi di depan kedua anaknya

"Ga sarapan dulu?" Tanya sabila berusaha mengendalikan emosinya

"Ga, gue udah sarapan di markas" jawab billal datar lalu ninggalin tempat makan tersebut

Setelah billal pergi dari dapur / tempat makan lathif langsung memeluk ummanya, dia paling ga bisa melihat papanya marah seperti tadi

"Umma takut" ucap lathif memeluk ummanya

"Ga usah takut sayang, kan papanya juga udah ga marah lagi" ucap sabila mengusap kepala anaknya

"Iya bang, jangan takut ya" sambung luthfi tersenyum beranjak dari tempat duduknya menghampiri sang kakak lagi tengah ketakutan sama sentakan dari papanya

Meskipun luthfi seorang adik tp dia sudah mengerti apa yang membuat kakaknya ketakutan, jadi dia siap siaga melindungi kakaknya begitupun sebaliknya jika luthfi sedang ketakutan akan hal sesuatu lathif akan melindungi adiknya

Sabila menatap haru ke arah anak ke 2 nya sudah mulai bisa melindungi kakaknya

"Skrg adam siap-siap berangkat sekolah ya" ucap sabila lembut

"Di anterin sama umma lagi kan?" Tanya lathif mendongkakkan kepalanya sambil melonggarkan pelukan dari sang adik

"Iya nak umma anterin" jawab sabila mengusak rambut anaknya

Skip

Sabila sudah mengantar lathif ke sekolah skrg dia sama luthfi kembali ke rumah, sampai di rumah sabila melihat suaminya sedang menyalakan mesin motor mogenya

"Assalamualaikum" sapa sabila sambil memangku luthfi

"Waalaikumsalam" jawab billal agak malas tanpa menoleh ke arah istrinya

"Mau kemana lagi mas? Ga bisa apa ya sehari aja diem di rumah ngabisin waktu bareng anak-anak" ujar sabila lirih

"Ga bisa gue lagi sibuk, lo ga usah ngalangin gue" tegas billal mulai menancap gas motornya tanpa mengucapkan salam ke istrinya

"Yaallah astagfirullah aku harus sabar ga boleh marah" batin sabila memasuki rumahnya setelah melihat suaminya sudah melajukan motornya

Saat masuk ke dalam rumah sabila tiba-tiba menangis mulai lelah sama semua ini yg sering dia pendam sendiri

Klo boleh memilih dirinya ingin pergi sejauh-jauhnya ingin menenangkan diri sambil membawa kedua anaknya

"Umma? Jangan nangis" ucap lathif mengusap air mata ummanya saat mengetahui lehernya tiba-tiba basah

"Ga kok nak, umma ga nangis ini cuma kelilipan" elak sabila berbohong

"Umma bohong! Kata siapa umma ga nangis, buktinya leher adek jadi basah kena ke baju juga" sarkas luthfi

"Iya deh maaf umma bohong" ucap sabila menghela nafasnya pasrah

"Tuh kan, pasti umma nangisin papa ya?" Tanya luthfi menatap lekat-lekat wajah ummanya

"Ga sayang umma ga nangisin papa, umma cuma lagi capek aja kok" jawab sabila berbohong lagi

"Beneran umma lagi capek? Klo lagi capek umma istirahat aja di kamar" ujar luthfi masih menatap wajah sabila dari dekat

"Iya sayang nanti tidurnya skrg kan masih pagi" ucap sabila tersenyum sambil mengusap air matanya

"Oke umma, nanti umma harus istirahat ya ga boleh kecapean" ucap luthfi mengecup pipi sabila sekilas

Takdir Bersamamu (Billal & bila) : END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang