02

867 95 1
                                    

Pada semester pertama ini, (Name), Nagi, dan Reo mereka perlahan menjalin hubungan yang akrab. Walau saat awal pertemuan mereka, Nagi kurang memberikan kesan baik namun itu semua di abaikan oleh Reo.

Nagi ya tetap Nagi. Bocah yang mempunyai tinggi menjulang ini tetaplah seorang bocah manja dan lebih suka menghabiskan waktu untuk tidur atau bermain game.

Reo sendiri mulai terbiasa dengan sikap Nagi. Tidak mungkin dong saat Nagi meminta gendong, harus (Name) yang melakukannya?

Namun sebenarnya Reo menyadari satu hal, jika perlakuan (Name) terhadap Nagi sedikit berbeda dengannya. Bukan Reo cemburu, atau (Name) bersikap buruk dengannya. Hanya saja, (Name) terlihat lebih perhatian dengan Nagi.

Reo merasa itu bukan sekedar rasa perduli terhadap sahabat. Apalagi mereka sudah bersama sejak dulu, tidak mungkin diantara mereka tidak ada yang menyimpan rasa.

Saat jam istirahat, seperti biasa Nagi lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain game di kelas. Dan ia hanya menitipkan pesanannya kepada (Name) dan Reo.

Kesempatan ini Reo manfaatkan untuk menanyakan kecurigaannya selama ini. Siapa tau jika benar (Name) menyukai Nagi, ia bisa membantunya.

"Umm.. (Name) sebelum kita pesan makanan boleh berbincang sebentar?"

"Boleh kok. Apakah itu penting sekali Reo?"

"Ya.. Bisa dibilang seperti itu. Kita bicara di halaman depan sekolah saja, karena jika di kantin pasti jam segini penuh.."

Mereka pun pergi berjalan menuju halaman depan sekolah. Untung saja sepi tidak ada orang yang menempatinya.

"Nah baiklah, jadi kau ingin berbincang apa denganku?"

Seketika Reo menjadi gugup, seperti ingin menyatakan cinta namun bukan seperti itu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, harus memulai darimana ya untuk mengatakannya pada (Name).

"Ahh.. Itu.. Sebelumnya kau ingat aku pernah mengatakan jika kau dengan Nagi berpacaran?"

"Umm.. Ya.. Lalu?"

"Bagaimana mengatakannya ya..."

"Cepat katakan saja Reo, kita belum membeli pesanan juga untuk Sei pasti dia menunggu"

"Nah itu.. Kau bersikap lebih dengannya"

"Huh? Maksudmu?"

"Kau sebenarnya menyukai Nagi kan?"

(Name) membulatkan matanya seketika, bagaimana bisa Reo secepat itu mengetahuinya. Apa ia terlalu bersikap berlebihan dengan Nagi?

"A-apa? Ahahaha ja-jangan bercanda. Mana ada hal seperti itu.."

"Tak usah menyangkal, jujur saja. Lagi pula aku ingin berniat membantumu.."

"Membantuku? Kenapa?"

"Ya.. Entah mengapa, walau kita baru saja mengenal. Aku ingin berusaha memperlakukan teman baruku dengan baik. Kau tau (Name), saat aku SMP aku tidak mempunyai teman yang tulus ingin berteman denganku. Mereka hanya menginginkan hartaku, namun saat aku mengenal kalian aku merasa jika kalian tulus denganku. Terbukti kan saat kita pertama bertemu, kau tidak mau aku teraktir haha"

"Ah maaf.. Jadi aku yang curhat duh.."

"Umm.. Tak apa. Aku senang jika kau juga senang berteman denganku. Namun soal perasaanku kepada Sei, kumohon untuk kau rahasiakan darinya ya. Dan kau tak perlu membantuku, hubunganku dengannya biarlah tetap seperti ini.."

"Kenapa? Kau tidak menginginkan lebih?"

"Reo kau tau.. Jika berpacaran lalu putus, itu akan menjadi mantan. Jarang kan jika pasangan yang sudah menjadi mantan mereka kembali berhubungan baik. Dan jika aku seperti itu dengan Sei aku tidak mau, aku tidak bisa membayangkan jika hubunganku dengannya akan menjauh"

To My FirstDove le storie prendono vita. Scoprilo ora