Bab 2 Murid Baru

1 2 0
                                    

Hari Selasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Selasa.
Gavin menyusuri koridor kelas yang tampak ramai. Jam sudah menunjukkan pukul 06.28, masih tersisa 2 menit sebelum bel masuk berbunyi. Ia berjalan santai, dasi birunya berkibar kala diterpa angin, lelaki itu tetap mengikat dasi di kepalanya. Kecuali hari jumat, baru Gavin tidak akan mengikat kepalanya layak pendekar, mana mungkin ia mengikat dasi pramuka di kepalanya.

Matanya melirik kiri dan kanan, curi pandang pada perempuan yang ia lewati "Gue masih bisa nambah cewek satu lagi gak sih?" Gavin menggeleng pelan "29 udah cukup. Eh nambah satu deh, yang paling cantik" ia tersenyum manis.

Sebilah bambu mendarat tepat di pantatnya.

"Awwsshh"

"Saya salah apa sih, Pak. Dihukum gak dihukum sama aja" menatap Pak Win heran. Guru botak tersebut berjalan cepat sambil membawa setumpuk kertas ulangan kelas sepuluh.

"Udah jam masuk, jalan kayak pengantin aja!"

"Aamiin, makasih doanya, Pak" Gavin menengadahkan tangan.

"Sinting"

"Bawa santai aja, Pak. Jalan Bapak kecepetan makanya sampe sekarang gak nikah-nikah. Liat tuh pengantin jalannya aja lambat" Gavin memperbaiki ikatan kepalanya.

"Apa kata kamu. Kurang ajar!!!" Bambu ditangan Pak Win sudah terangkat ingin memukul. Namun nihil, Gavin sudah berlari kencang ke lantai dua. Pak Win hanya bisa menggeleng dan mengusap dadanya pelan, sabar.

Lantunan lagu HIVI diputar keras di kelas XI IPS 2. Gavin melangkah masuk ke dalam kelas, namun detik itu juga teriakan Kalila membuat Gavin menutup telinganya "GAVIN, BAYAR UANG KAS!"

"Barang siapa-"

"BERISIK!" Gadis itu berdiri sambil berkacak pinggang. Dengan wajah sok sangarnya, Kalila menagih ala debt collector uang kas lelaki tersebut yang menunggak hingga satu tahun.

Kalila berjalan kearah meja Gavin, tangan kananya terjulur "Mana uangnya?"

Gavin mendengus "Nanti"

Ia menggebrak kencang meja "Lama-lama aku kasih bunga juga uang kas kamu!" Ancamnya. Membuka buku panjang catatan kas.

Gavin bersedekap dada "Bunga-in aja, nanti gue bayar semuanya pas lulus"

Emosi Kalila menaik "Kamu-"

"Woy ada Bu Sumi!" Mereka langsung berlari kearah kursi masing-masing.

"Masih mau nagih? Gavin tersenyum miring.

Kalila jengkel sekarang, ia bahkan mencengkeram erat buku panjang di genggamannya, lalu berbalik pergi meninggalkan meja milik manusia setengah kecebong tersebut.

Bu Sumi masuk dengan seorang murid laki-laki dibelakangnya. Semua mata langsung tertuju kedepan, penasaran dengan murid yang seragamnya berbeda dengan mereka. Sedangkan yang beberapa mengenal orang tersebut langsung melebarkan mata. Terlebih Rio yang sudah menjatuhkan rahangnya.

31 Hari Mencuri HatimuWhere stories live. Discover now