Ayako

32 2 0
                                    

"Miyagi!!!"

Teriak Mitsui otomatis mendekati Ryota yang sudah terduduk menahan sakit sambil memegangi perutnya agar pendarahannya sedikit berkurang.

Sementara pelaku langsung kabur saat temannya memberi tanda untuk segera kabur.

"Miyagi! Oy! Bertahanlah! Ryota!!"

Ryota mulai kehilangan kesadaran saat samar-samar ia melihat seseorang datang menghampiri untuk membantu Mitsui  menolongnya.

Tapi ia tidak tahu siapa.

Setelah itu semua menjadi gelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Drap drap drap

Suara derap langkah berkejaran terdengar nyaring di salah satu lorong rumah sakit.

Mereka adalah Akagi dan Kogure yang segera menyusul Mitsui setelah mendapatkan kabar dari Yasuda lewat sambungan telepon.

Setibanya di tempat yang diberitahukan Yasuda, Kedua orang itu menemukan Mitsui dengan baju berlumuran darah tengah duduk termenung ditemani Yasuda yang nampak khawatir di ruang tunggu.

"Mitsui!"

Panggil Kogure berlutut mensejajarkan wajahnya di hadapan Mitsui.

"......"

Anak itu tak berkata apapun.
Tatapannya kosong.

"Bagaimana kondisi Miyagi?" Tanya Akagi pada yasuda.

"Dokter sedang melakukan operasi. Jadi kami hanya bisa menunggu disini."

"Ne, terima kasih Yasuda. Apa ada yang terluka selain Miyagi?" Tanya Akagi khawatir.

"Kurasa tidak ada. Dokter juga sudah memeriksa Mitsui senpai dan dokter mengatakan dia hanya mengalami shock."

"Wakatta (aku mengerti),"

Setelah itu, Akagi memanggil Kogure dan membicarakan sesuatu.

Setelah mengangguk, Kogure menarik Mitsui menjauh dan membawanya ke ujung lorong.

"Kau ingin mengatakan sesuatu, Mitsui? Hanya kita berdua disini." Tanya Kogure sambil mengusap punggung Mitsui.

Setelah beberapa lama, Mitsui akhirnya buka suara.

"Ryota..."

".........."

Dengan sabar Kogure menunggu kalimat selanjutnya.

"Dia tertusuk pisau untuk melindungiku. Seharusnya aku yang berada di ruangan itu,_____"

Tubuh Mitsui meringsek turun.

Bayangan saat Ryota jatuh dan bersimbah darah terus terbayang membuat kepalanya terasa berputar. Sehingga ia hanya bisa menatap lantai sambil memegangi kepalanya.

Kepanikan sudah memenuhi kepalanya hingga membuat ia pusing bukan main.

"_____Bukan dia..."
Wajahnya terlihat sangat terpukul.

Kejadian itu terjadi tepat didepan matanya, wajar jika ia shock berat. Terlebih lagi mengetahui bahwa orang lain terluka karena melindunginya.

Disisi lain, Akagi yang menatap miris kondisi Mitsui hanya bisa memperhatikan dari jauh agar anak itu bisa bicara lebih banyak pada kogure.

Sejak dulu, Mitsui memang lebih terbuka pada kogure daripada kepadanya.
Mungkin karena Kogure adalah orang yang lembut dan apa adanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Tanya Akagi pada yasuda.

Behind The Slam Dunk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang