akan aku buatkan kastil paling megah untukmu

109 12 0
                                    

nan, aku bukan seperti kamu yang punya segudang ambisi juga mimpi-mimpi yang bergantung di lenganmu selalu. tapi kepalaku penuh akan rencana-rencana dimana hanya aku, kamu, dan timo kucing gendut yang kita tolong tiga tahun lalu. rencana-rencana yang aku susun sedemikian detail dan apik sembari mengelus pipimu tiap malamnya.

nan, dari banyaknya ilmu yang ada di dunia ini, menjadi orang yang vokal adalah ilmu yang tak juga aku bisa kuasai, tapi kamu cinta aku selalu, kamu titipkan puji dan sayang di setiap diamku. terima kasih atas itu. malam ini, ayo makan ikan kaleng dan nasi yang hangat, setelahnya kita minum teh hangat sembari duduk memeluk di lantai yang dingin. kalau kamu mau, aku akan lari membeli kue tart stroberi kesukaanmu. tidak usah khawatir perihal harganya; senyummu sudah cukup untuk membayar semuanya.

nan, malam ini izinkan aku untuk cemburu pada mimpi-mimpi yang selalu keluar dari mulutmu. hari ini aku ingin namaku yang menjadi bintang utamanya. satu kali, dua kali, hingga mati, sebut aku selalu. kalau bisa berhiperbola, dengan sepatu reyot yang penuh jahitan, satu kali kamu sebut namaku, aku akan berlari sampai hilang napasku jikalau kamu memanggilku.

nan, rumah kecil ini semoga cukup untuk melindungimu dari kicau-kicau penuh duri dari mereka yang menyakitimu. maaf belum bisa beri rumah yang besar. tapi janjiku semoga kamu pegang selalu. bahagiamu akan aku usahakan mati-matian, maaf karena kamu harus bersabar lagi. tunggu aku, sedikit lagi. semua ambisi dan mimpimu aku bantu wujudkan.

nan, kataku api akan cemburu bila tahu pelukmu malam ini mengalahkan hangatnya. kamu mainkan jari-jariku yang kasar, ada kagum dan sayang yang selalu kamu sisipkan, betapa penuhnya hatiku. di bawah pendar lampu, cincin yang memeluk jari manismu memukau mataku. kamu selalu memakainya dengan bangga, walau orang orang kerap tanya kenapa harus sama aku. terima kasih ya, nan. rasa percayamu adalah bahan bakar untuk percaya diriku.

nan, aku tidak sekaya dan segagah laki-laki yang dulu datang melamarmu, tapi kamu pilih aku selalu. kamu bisa saja duduk manis di penuhi gemerlap perhiasan mahal yang sering kita lewati selepas pulang dari penatnya mencari nafkah. aku kerap tanya kenapa mau bersamaku yang ujungnya kamu balas dengan tanya dan ejekan. kamu bilang, aku yang berkecil hati adalah yang paling jelek pernah kamu lihat. lalu setelahnya jawabmu adalah alasan aku lagi-lagi jatuh hati. kamu bilang, karena aku adalah aku, bukan harta yang buatmu jatuh hati, tapi aku yang tidak kenal menyerah dan selalu mengusahakan semuanya adalah yang bisa buatmu jatuh hati. walaupun aku selalu gagal menganggap diri sendiri sehebat itu, tapi kagummu adalah pondasi rasa percaya diriku yang masih setengah.

nan, kamu dan mimpimu serta semua kata yang keluar dari mulutmu adalah maha karya yang buatku sedikit jumawa. sebab selayaknya museum, aku adalah satu-satunya yang bisa menikmati kamu sebagai sebuah karya seni. kamu adalah maha karya paling cantik yang hanya aku yang bisa mengerti.

teh sudah habis kamu sesap, ku kosongkan cangkirku semenit setelahnya. dan dalam pelukku, kamu berbisik pelan, "jangan berkecil hati. hatimu terlalu luas untuk kamu merasa kecil. aku sayang kamu apa adanya, bahagiaku selalu ada pada kamu dan timo si gendut."

kamu terkekeh pelan, lantas beranjak sembari membereskan bekas cangkir teh kita. sedang aku termangu sembari menatap punggungmu yang senantiasa menjadi wadah untukku meraung-raung. kamu memang paling hebat dalam memberi apresiasi. aku selalu merasa dicintai. semoga berhasil aku beri cinta yang sama besarnya juga.

aku tersenyum, lalu dengan percaya diri aku layangkan janji yang akan aku tepati. "nan, aku memang belum mampu membelikanmu kalung berliontin, aku juga enggak punya pulau berbentuk hati. tapi nanti aku akan buatkan kastil paling megah untukmu. tunggu, ya?"

kamu menggelengkan kepalamu, mungkin beranggapan kalau aku hanya membual. "aku enggak butuh kastil. rumah ini dan kamu sudah jauh lebih cukup. tapi kalau kamu mau, aku akan selalu tunggu. janjimu aku akan pegang selalu."

langkahku aku bawa padamu, lantas dalam satu kali dekap, aku benamkan kepalaku tepat pada bahu kokohmu, sesekali aku beri kecup juga.

"nan, jangan hilang harapan, ya? terima kasih karena selalu percaya aku. aku cinta kamu selalu, maaf aku banyak kurangnya. bahagiamu akan aku perjuangkan mati-matian."

[]

in the mood making something fluff.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

subuh tadi, gagak beri kabar kalau dia sudah matiWhere stories live. Discover now