02 : Bracelet

169 26 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, well see you lama untuk fanfic ini...

Happy reading ❤️

KiranaRana617

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Hei, kamu tidak mendengar ku?" Seru Dunk membuat War gelagapan terlebih saat tiba-tiba Ping mengguncang tubuh War, dia pikir War kesambet karena dia diam bak patung manekin.

"A-ada apa?" Tanya War sedikit gugup lalu dia lihat hanya ada mereka di kelas lantas segera dia bereskan bukunya yang masih berserakan di atas meja.

"Kamu memikirkan salah satu anggota band itu ya? Ingat, kamu sudah punya abang Pawat. Nanti kalau dia tahu kamu memikirkan laki-laki lain habis kamu dia bantai." Ping tertawa terbahak setelahnya. Dia sangat suka menggoda War dengan Pawat. Padahal yang digoda tidak punya perasaan apapun pada Pawat, tapi tidak dengan Pawat.

War mengambil buku Lalu memukul lengan Ping. Ucapannya yang mengingatkan War pada Pawat kembali membuat mood dia hancur. Bukan apa-apa, kemarin Pawat menyatakan cinta pada War, dia nyatakan di saat dia dan keluarganya makan malam bersama di luar.

"Tidak bisakah kamu berhenti menyebut nama Abang Pawat?" Ujar War memutar bola mata dengan malas karena merasa sangat muak. Kemarin malam itu benar kejadian yang sangat memalukan bagi War. Dia jadi serba salah.

"Ah, maafkan aku. Aku hanya bercanda saja War. Katakan, kamu memikirkan salah satu anggota band Galaxy, kan?" Imbuh Ping belum juga jera menggoda War.

"Dia bukannya memikirkan salah satu anggota band Galaxy tapi memikirkan Yin Anan Wong!" Tampik Dunk membuat pipi War bersemu merah karena perkataan Dunk bingo tepat sasaran. Terlebih saat War ingat Anan turut menaikan satu alisnya dan mendekatkan wajahnya untuk menggoda War, kan War jadi ingat dengan kejadian yang sudah lama berlalu. Kejadian ketika mereka masih pacaran.

"Yin Anan Wong?" Tanya Ping mencoba mengingat siapa Yin Anan Wong, soalnya dia pernah mendengar nama Yin Anan Wong.

"Itu, mahasiswa transfer yang kini juga menjadi anggota baru di club' basket." Jelas Dunk membuat Ping ingat dimana dia pernah mendengar nama Yin Anan Wong, dan nama itu dia dengar dari mulut Meen selaku capten team basket.

"Ganteng sih, tapi menurut aku masih gantengan Abang Pawat ketimbang dia..." Pendapat Ping siapapun selalu Meen yang paling tampan dimatanya.

"Kalau menurutku pembawa basis band Galaxy yang paling tampan. Tinggi semampai dengan senyum yang mempesona." Mereka memejamkan mata untuk mengingat wajah pria yang Dunk katakan paling tampan.

"Pembawa basis? Ah, aku justru tertarik dengan vokalisnya. Ganteng banget... Tapi tidak, aku sudah punya kekasih. Sudah yuk, kita pulang!" Ajak Ping lebih menyukai vokalisnya ketimbang yang lain.

Mereka setuju dan kini berjalan bersama menuju parkiran, setelahnya mereka berpisah karena Dunk lebih dulu berhasil mengambil motornya. Lalu ping lebih memilih pergi ke fakultas kekasihnya, katanya mereka mau pulang bareng. Dua orang itu memang meninggalkan War karena rumah mereka berbeda arah. Tak lama, War juga berhasil mengambil motor Vespanya, barulah setelah itu dia mulai meninggalkan campus.

Namun sial! Nasib War sungguh malang, tiba-tiba saja motor Vespanya mati dan terpaksa dia dorong ke pinggir jalan. Dia mencoba menyalakan mesin, tetapi motor Vespanya masih juga belum bisa dinyalakan.

War merutuk kesal, dia bukan anak teknik sehingga dia tidak mengerti kalau motornya sudah mogok begini.

"Apakah motor mu mogok?" Suaranya lembut sukses membuat War menoleh ke sumber suara. Ternyata kini ada Anan yang berhenti di samping motornya. Mata War membola ketika melihat Anan, pria yang selalu terbayang-bayang dalam benaknya. Terlebih paras Kaiden lebih menyerupai Anan.

Never Let Me Go!Where stories live. Discover now