Bab 3

134 17 1
                                    

Warning!!

Cerita ini adalah terjemahan dari cerita dengan judul yang sama karya @escapism- tidak ada unsur menjiplak atau semacamnya saya hanya ingin berbagi buat para dramione indo.

Selamat Membaca

---

Hermione berjalan menuju kelas Potions dan segera duduk dibangku bagian belakang, sangat berbeda dengan dirinya yang biasa. Dia mulai meletakkan barang-barangnya diatas meja dan kini matanya bertemu dengan mata dua pria yang dipenuhi kebingungan.

"Hermione, kenapa kau duduk disana?" Tanya Harry sementara Ron berjalan menghampiri kursi kosong disamping Hermione.

"Tidak!" Hermione tiba-tiba merentangkan tangannya dan mendorong Ron dari kursinya.

"Kursi ini sudah ada yang punya...aku-aku menyimpannya untuk Ginny." ucap Hermione terbata-bata sambil bangkit berdiri, menarik Ginny menjauh dari Harry. Dia lalu mendorong temannya itu untuk duduk dikursi itu dan ia pun ikut duduk sambil menghela nafas.

Ginny hanya bisa menggelengkan kepala menahan tawanya, "Kau sangat pandai berakting" Bisiknya pada Hermione.

"Aku hanya butuh bantuan, itu saja." Bantah Hermione dan melirik para pria yang masih berdiri didekat mereka merasa bingung dengan sikapnya yang berubah. "Duduklah disebelah sana," Ia kemudian menunjuk sebuah meja yang berada cukup jauh dari mejanya.

"Okay?" Walau sedikit ragu, Ron tetap setuju dan berjalan menjauh dari sana dengan Harry. "Ada apa dengan Hermione?" Tanyanya pelan saat ia sudah sedikit menjauh dari Hermione dan Ginny.

"Kau benar-benar butuh bantuan." Sahut Ginny dan menggelengkan kepalanya.

"Aku-aku hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk berbicara dengannya, itu saja." Sangkal Hermione. "Maksudku, jujur saja aku-- kami tidak saling berbicara sejak perang. Akan terasa canggung untuk menyapa satu sama lain tapi itu harus dicoba. Dan sekarang apa yang harus kulakukan untuk dekat dan bicara dengannya?"

"Sebenarnya yang kumaksud adalah Ron tapi Malfoy juga masalah." Ucap Ginny mengangkat sebelah alisnya. "Aku sudah pernah bilang ini adalah ide yang buruk sejak awal. Tapi tenang saja, ada aku." Ginny menyeringai.

"Kau adalah pahlawanku." Hermione menghela nafas lega mendengarnya.

"Tentu saja, jadi bagaimana? Kau harus-"

"Baiklah, semuanya, perhatikan papan tulis dan temukan pasanganmu, aku akan memberi kalian waktu dua menit. Dimulai dari sekarang." Profesor Slughorn berjalan masuk kedalam kelas dengan suara menggema sambil mengayunkan tongkatnya kearah papan tulis.

Nama-nama mulai bermunculan disana membuat semua orang dapat melihatnya dari atas hingga kebawah.

"Yeah, bicara saja dengannya." Seru Ginny cepat saat matanya menangkap sesuatu dipapan tulis. Gadis itu tiba-tiba mengerutkan keningnya, "Professor Slughorn, siapakah Weasley yang berpasangan dengan Zabini?" Tanyanya khawatir.

"Hmm.." Professor Slughorn menatap papan sejenak sebelum kembali menatap Ginny, "Sepertinya itu adalah dirimu, Ms. Weasley." Jawabnya sambil meneyringai.

"Oh.." Ginny terkesiap dan menatap sahabatnya. "Bagus, itu sangat bagus." Ucapnya sarkas menurunkan volume suara. "Kurasa, aku harus pergi sekarang."

"Tunggu, bisakah kau memberikanku sedikit tip untuk-"

"Aku akan menjelaskannya saat makan siang. Lagipula, kau tidak bisa bicara dengannya karena hari ini kita akan terjebak dengan pasangan kita." Ucapan Ginny memang benar, "Jangan panik."

"Yeah, tidak akan." Hermione menenangkan dirinya dan berbalik menatap papan tulis.

Dia akhirnya menemukan namanya namun ia terbelalak dan menahan nafas. "Ma-Malfoy adalah partnerku?"

The Hoax I TerjemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang