chapter 5 ( part 2 )

2.1K 97 0
                                    

⚠️ tolong bijak dalam memilih bacaan yaa ... Kalau ga suka yang kasar atau yang vulgar , lebih baik skip aja, oke ⚠️

Pagi hari.....

Jake menepati janjinya pada Jay dan Jungwon untuk pulang ke rumah setelah selesai urusannya dengan Daniel.

" Thanks ya Niel , udah mau anterin gue ke rumah "

" No problem jake , kita kan temenan , loe kalo ada apa-apa cerita ke gue , dan kalo sampe heeseung bikin loe nangis lagi , bilang ke gue , gue bakalan tonjok muka dia "

" Ga usah Niel , gue dah nyerah kok , semalaman gue mikirin soal perasaan gue ke dia , dan gue tahu ini salah , jadi gue bakalan coba buat move on "

" Nah gitu dong.... Sekarang jakenya gue harus senyum , oke "

Jake reflek memeluk Daniel , dia bahagia punya teman yang akhirnya mengerti dia , Daniel bener-bener jadi pendengar yang baik disaat keadaan Jake tidak baik-baik saja . Bahkan Daniel menemani Jake begadang semalaman . Sampai Daniel yakin kalo Jake sudah membaik .

Seperginya Daniel , Jake melangkahkan kakinya masuk rumah , sebenarnya ada sedikit ragu , karena saat baca group chat tadi , Niki,  Jungwon , Jay , Sunghoon dan Sunoo sedang pergi keluar dan sudah dapat dipastikan yang ada dirumah saat ini hanya Heeseung .

Jake menarik nafas dalam-dalam , dan berdoa semoga saat membuka pintu nanti , bukan heeseung yang dilihat untuk pertama kali .

Zonk....

Heeseung berada di ruang tengah sedang menonton tv , Jake mau tidak mau harus bertatapan dengan Heeseung .

" Sudah pulang Jake ? " Tanya Heeseung sambil tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa antara mereka semalam

" Hmm.. " Jake pun meninggalkan heeseung sendirian , bergegas masuk ke kamar .

Bisa-bisanya dia tersenyum seperti itu , sedangkan gue ? Semalaman nangis gegara dia. batin Jake

Jake pun membuka kunci kamarnya , namun hal terduga terjadi . Heeseung yang dipikir Jake ada di ruang tengah nyatanya sekarang berada di belakangnya , dengan tatapan yang cukup tajam , membuat Jake ketakutan dan ingin segera memasukan diri ke kamar , namun tangan heeseung lebih cepat dari perkiraannya . Heeseung berhasil menahan pintun dan masuk ke dalam kamar Jake . Heeseung menutup pintu kamar Jake dengan kasar lalu menguncinya dari dalam .

Jake bukan ketakutan lagi , tapi seluruh tubuhnya bergetar melihat heeseung yang terlihat marah , tapi kenapa ? Harusnya yang seperti ini adalah Jake , yang berhak marah itu harusnya Jake bukan Heeseung .

Jake benar-benar terpojok , dia tidak bisa kemana-mana selain berdiri di pojok kamar , Jake mengepal kedua tangannya , jaga-jaga kalo heeseung tiba-tiba akan memukulnya.

Heeseung perlahan mendekati Jake , tatapannya masih sama , tajam , seperti orang yang dipenuhi dengan amarah atau mungkin rasa cemburu ?

" K-kak... Loe mau ngapain ? "

" Kak ... Gue mohon jangan kayak gini , gue tau gue salah , gue minta maaf kak "

Jarak antara keduanya sekarang sangat dekat , bahkan dada mereka saling bertemu . Jarak antara wajah keduanya pun tidak lebih dari 3 cm . Jake bisa merasakan nafas heeseung , begitu pun heeseung yang bisa merasakan detak jantung Jake yang berdetak sangat kencang , karena ulah yang tua.

Entah apa yang merasuki heeseung , tanpa sepertujuan Jake , heeseung langsung mencium bibir tebal Jake . Mata Jake membulat sempurna karena terkejut , lantas Jake menerima ciuman itu ? Jawabannya tidak . Jake berusaha melepaskan bibirnya yang tengah dilumat itu , Jake menutup rapat mulutnya , agar lidah heeseung tidak menerobos mulut Jake .

HeeJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang