21. BERTENGKAR

2 2 0
                                    

Setelah selesai acara makan malam di kediaman pemimpin West Scount. Vivian dan Dave berjalan bersama menuju rumah mereka. Diperjalanan keduanya hanya terdiam tanpa membuka pembicaraan satu pun. Sesekali hanya suara Dave menguap yang terdengar.

'Bosan' batin Jason.

'Kenapa dia tidak membuat dialog disini sih. Membosankan tau' batin Jason kembali.

"Tuan Dave, anda bisa beristirahat sebentar jika anda mau. Saya akan membangunkan anda jika kita sudah sampai di rumah" ucap supir yang membawa kendaraan mereka. Haezim yang duduk di sebelah supir pun menyetujui ide tersebut.

"Saya akan membangunkan anda tuan. Silakan beristirahat" pinta Haezim.

"Tak usah tak apa" jawab Dave.

Ternyata bukan hanya Dave yang mengantuk. Vivian juga terlihat sama. Berkali-kali Vivian berusaha menahan kantuknya.

"Kalau mengantuk tidur saja" ucap Dave. Vivian tidak menjawab dengan kata, ia hanya menggeleng.

'Nanti aku kembali ke dunia nyata kalau tertidur. Kapan ini selesainya kalau aku kembali ke dunia nyata' batin Vivian.

Sekeras apapun usaha Vivian menahan kantuk, ia malah makin mengantuk. Tanpa disadari Vivian pun terlelap sambil terduduk. Kepalanya yang mengayun terus menerus membuat Dave khawatir. Dave pun menggeser pantatnya, berusaha duduk mendekati Vivian.

Pluk.. akhirnya kepala Vivian pun mendarat di pundak Dave. Dave berdehem berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan Vivian supaya Vivian nyaman. Perlahan Dave pun memejamkan matanya.

'Biarlah aku tertidur kembali ke dunia nyata untuk apa juga aku menunggu gadis yang sedang tertidur' batin Jason.

Seperti dugaan Vivian, ia kembali ke dunia nyata.

"Ahh.. aku pasti tertidur" kesal Vivian. Itu artinya ketika ia tertidur lagi di dunia nyata, barulah ia bisa masuk kembali ke dunia webtoonnya. Vivian yang di dunia nyata tertidur di meja tempat ia menggambar.

"Ahh.. leherku" Vivian memijat lehernya yang pegal akibat tertidur di meja. Sejenak Vivian terdiam, ia teringat Jason.

"Orang itu apa masih disana? Tadi kan dia mengantuk" tanya Vivian penasaran.

"Aa tidak aku bukan penasaran tentang dia bukan.. aku hanya penasaran kalau salah satu dari kita kembali ke dunia nyata apakah yang satu bisa tetap berada disana. Aku hanya penasaran soal itu. Untuk apa juga aku peduli dengan orang gila itu'' ucap Vivian menyangkal kalau ia mengkhawatirkan Jason.

--

Sementara itu Jason yang terbangun di dunia nyata.

"Haruskah aku menghubunginya?" Jason memainkan ponselnya. Ia menatap kontak yang ia simpan dengan nama 'Vivian'. Akhirnya Jason hanya bisa mengirim pesan singkat.

'Bagaimana bisa kau tertidur sebelum menyelesaikan episode komikmu?' isi pesan Jason. Tak butuh waktu lama pesan tersebut telah berubah status menjadi telah dibaca.

"Haha sialan dia sengaja hanya membacanya" ketus Jason.

'Aku jadi ikut tertidur karna kau tidur' Jason hendak mengirim pesan kembali. Namun ia mengurungkan niatnya.

'Kau tidak penasaran setelah kita bertemu lagi di dunia webtoonmu?' kembali Jason mengetik pesan, namun sekali lagi ia mengurungkan niatnya.

"Arrghhh... orang ini benar-benar membuatku murka" Jason mengusak kasar rambutnya. Akhirnya ia tidak mengirim pesan lagi pada Vivian. Jason mengambil kunci mobilnya. Ia pun buru-buru keluar dari rumahnya, tanpa berpikir kembali apakah yang akan di lakukannya adalah hal yang benar.

Jason mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Jika kalian ingin tau kemana Jason pergi, jawabannya mudah. Jason hendak menemui Vivian. Jason tak peduli dengan apa yang akan Vivian katakan ketika mereka bertemu nanti. Yang jelas Jason hanya ingin bertemu Vivian.

Entah apa yang dirasakan Jason saat ini. Bukan perasaan rindu, bukan juga perasaan marah. Hanya ingin bertemu, hanya ingin melihat Vivian itu saja. Ahh.. Jason ingin meledek Vivian. Sepertinya begitu..

--

Vivian melangkah dengan kaki yang berat menuju rumahnya. Ia baru saja kembali dari minimarket.

"Aku tak mau pulang.. aku tak mau tidur.." ucapnya seperti orang tak memiliki semangat. Beberapa langkah lagi ia sampai menuju rumahnya. Tapi tiba-tiba saja seseorang memanggilnya.

"Heh.." terdengar suara seorang pria mengejutkan Vivian.

"AAA.. KAGET AKU, KAU? SEDANG APA KAU DISINI" teriak Vivian.

'Ah.. mengagetkan saja' batinnya.

"Apa-apaan bahasa santaimu itu. Kalau disini aku atasanmu bukan suamimu" ketus Jason.

'Apaan sih?' batin Vivian geram.

"Kenapa anda bisa berada disini tuan sekretaris redaksi yang terhormat?" tanya Vivian dengan nada meledek.

"Ingin menemuimu" jawab Jason singkat.

'Aku tak peduli kau mau menemui siapa disini yang jelas kau harus cepat pergi' batin Vivian ingin segera mengusir Jason.

"Ini sudah larut malam tuan. Anda sebaiknya pulang jika tidak ingin lebih lama lagi disini" ucap Vivian ketus.

"Kau tidak penasaran bagaimana aku bisa bangun dan berada disini bukan di dunia webtoonmu?" tanya Jason.

"Tentu saja anda pasti sedang tertidur disana. Jawabannya sudah jelas" jawab Vivian. Tanpa disadari ia melupakan sesuatu.

'Sial..' batin Vivian. Jason menampilkan senyum ketusnya.

"Jadi anda mengakuinya nona Vivian?" tanya Jason kembali. Kali ini Vivian sudah tidak bisa mengelak. Tangan Vivian bergetar, saat Jason melangkah mendekati dirinya.

Aura di sekililing Jason saat ini terlihat hitam. Seolah Jason telah memendam amarah untuk dilampiaskan pada Vivian.

"Aku benar-benar menderita ketika berada disana. Aku tidak bisa menggerakkan tubuh serta mulutku. Tapi kau yang baru sebentar berada disana baru menyadari untuk menamatkan komikmu. Kau pikir kau saja yang ingin tidur dengan normal" Jason memajukan langkahnya terus menerus yang mengakibatkan Vivian harus mundur sampai tubuhnya membentur tembok.

"Bu.. bukan salah saya anda bisa berada disana. Sa.. saya pun tidak tau bagaimana bisa saya juga terseret kesana" gugup Vivian.

"AAAHHH.." Jason mencengkram pipi Vivian dengan cukup keras sehingga Vivian sontak berteriak karna kaget.

"Ini semua salahmu. Kau menggambar karakter yang sangat mirip denganku. Jangan bilang kau lupa akan hal itu. Aku bahkan heran bagaimana bisa karakter buatanmu sangat mirip denganku. Apa kita sudah pernah bertemu sebelumnya ha?" ketus Jason.

Jason belum melepaskan cengkramannya di pipi Vivian. Jason terus menerus menatap Vivian. Tidak ada rasa bersalah ketika Vivian meringis kesakitan. Pada akhirnya Vivian mencoba untuk melawan. Tangan Vivian menyusup ke belakang leher Jason. Ia pun menarik rambut Jason sekuat tenaga, agar Jason melepaskan cengkraman di pipinya.

"AAAAKKK lepas dasar gila" teriak Jason.

"KAU YANG GILA, BISA-BISANYA MENYAKITI PEREMPUAN" teriak Vivian tidak mau kalah. Ia menjambak rambut Jason sampai kepala Jason mendongak.

"LEPASKAN AKU DASAR SINTING!!" Jason berusaha melepaskan tangan Vivian dari rambutnya. Namun jambakan dari Vivian cukup kuat untuk tenaga seorang wanita.

"HAH!! SIAPA SEBETULNYA YANG SINTING DISINI" Vivian kembali menunjukkan bahwa ia tidak takut bahkan dengan Jason sekalipun. Namun akhirnya Vivian tersadar orang yang dijabaknya adalah atasannya. Orang yang memiliki hak untuk memutus kontrak kerjanya dengan Lone Webtoon. Vivian pun melepas jambakannya.

'Bodoh, kau sudah gila betulan Vivian' batin Vivian.

"Wah... wah.. hahaha... hahahahaha" Jason tertawa bak orang gila. Ia mengusap-ngusap kepalanya yang terasa nyeri setelah mendapat jambakan maut dari Vivian.

'Aku tak mau minta maaf.. aku tak mau minta maaf dia bahkan pernah mengigit leherku' batin Vivian mengutuk dirinya sendiri. Ya, Vivian berdalih pernah mendapatkan perlakuan kejam serupa dari Jason ketika Jason menjadi Dave di dunia webtoon. 

IN MY OWN WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang