🎼 2 🎼

612 57 5
                                    

Jungkook menyeret kantong sampah dan selesai membuang sampah yang menumpuk di dalam rumahnya, ia menggunakan akses tangga karena lift sedang dalam perbaikan dan secara tak sengaja ia melihat tetangganya yang sudah ia labeli dengan "tetangga yang angkuh dan menyebalkan"

Sedang hujan deras dan tangga apartment sedikit licin karena ceceran dari air yang menetes di payung dan sepatu milik parah penghuni lain yang lalu lalang beberapa jam yang lalu, lantai belum kering dan langit terus menumpahkan hujan deras  yang seolah enggan untuk berhenti.

Langit yang mendung membuat hati Jungkook sedikit suram, ia tak bisa melakukan aktivitas lain di luar ruangan. Padahal hari ini ia berencana untuk jogging di sekitar lingkungan apartment barunya.

Ia mengabaikan tetangganya setelah membuang sampah di tong sampah khusus yang sediakan oleh pihak pengelolah gedung.

Jungkook melihat tetangga sombong itu duduk di bangku panjang yang berada di samping anak tangga paling bawah, sepertinya ia baru saja berbelanja, karena memiliki kantong belanjaan disekitarnya, merogoh kantong itu dan pria  berbahu lebar sedang sibuk memberikan susu dan sekaleng tuna kepada tiga ekor anak kucing jalanan yang mengeong di dalam kardus bekas kemasan buah tangerine yang sudah rusak.

Ia memperhatikan wajah pria itu sangat detail, matanya yang tajam seperti mata srigala, alis yang tebal, rambut aneh berwarna ungu, jembatan hidung yang tinggi dan bibir penuh yang berwarna merah muda.

Secara garis besar wajah pria itu adalah wajah pria tampan di atas rata-rata, bahkan rambut berwarna ungu yang bisa saja terlihat norak justru terlihat manis dan cocok di paras wajah yang rupawan.

Suara pria itu ternyata sangat manis dan juga lembut, Jungkook tertegun dan tanpa sadar terpesona oleh senyuman tulus yang ditunjukkan oleh si pria angkuh yang pernah mengabaikannya di depan pintu.

"Kalian sangat kelaparan"

Rupanya, sang tetangga sedang mengajak kucing-kucing kecil mengobrol, salah satu anak kucing menduselkan kepalanya pada tangannya dan dua ekor lagi sedang berebut sisa makanan di dalam kaleng tuna berukuran sedang.

Anak kucing itu makan dengan rakus dan tetangganya memberikan usapan di kepala si anak kucing.

"Apa induk kalian menelantarkan kalian semua?"

Tatapannya melembut dan suaranya terdengar dengan nada sedih, anak kucing terus mengeong meringis seolah mencari-cari perhatian manusia yang datang memberi makanan. Si  pria angkuh yang tampak suram lalu memperbaiki posisi kardus bekas tangerine, dan meletakkannya para anak kucing tempat yang aman dan terlindungi.

"Aku akan pergi, jaga diri kalian semua, jangan sampai jatuh sakit, hujan deras dan cuaca sedang buruk"

Jungkook masih diam-diam memperhatikan tetangganya yang asyik mengobrol dengan anak kucing. Pria berbahu lebar itu tampak kesepian dan terlihat begitu pendiam.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, bunyi dering ponsel Jungkook sangat berisik dan Jungkook jadi salah tingkah karena dia seolah ketahuan sedang memata-matai tetangganya. Tatapan mata mereka tidak sengaja bertemu.

Dengan salah tingkah, Jungkook segera memeriksa ponselnya dan ia mendapat satu miscall dari Jimin, tak lama kemudian pesan chat Jimin muncul dan sepupunya mencarinya di dalam apartment.

"Oh, kamu tetangga baru?"

Jungkook tertegun saat tetangganya itu masih melihat ke arahnya, dan mengenalinya dengan sempurna, tentu saja ia merasa heran karena pria berbahu lebar itu tiba-tiba berkomentar dan menegurnya lebih dulu.

"I-iya" balas Jungkook dengan sikap acuh tak acuh.

Si rambut ungu tiba-tiba memajukan tubuhnya ia merogoh kantong belanjaan yang dipegangnya dan mengeluarkan kotak tissue

Golden HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang