🎼16🎼

460 51 12
                                    




Serius my lovely readers, tolong tulis komentar yang lebih kreatif lagi selain komentar minta "Next chapter?"🤣😭











♡☆☆☆《Golden Hours》☆☆☆♡


Jungkook diserang rasa gugup saat ia   masuk ke dalam lift dan melihat wajah Seokjin pertama kali, mata besarnya melebar kaget untuk beberapa detik, tapi Seokjin tersenyum dan ia berusaha rileks dengan membalas senyumannya dengan canggung, beberapa penghuni apartment lain ada di antara mereka, awalnya baik-baik saja hingga satu persatu dari mereka keluar, seolah membuat Jungkook  akhirnya terjebak berdua saja  bersama Seokjin di dalam lift.

Ekor mata Seokjin melirik ke tombol lift, dan Jungkook melihat ke arah yang sama. Mereka sama-sama akan turun ke lantai basement.

Beberapa menit yang berlangsung seolah seabad, Jungkook meremat tangannya dengan gelisah, hingga akhirnya ia menoleh pada Seokjin dan ia memberanikan diri untuk mengajak tetangganya mengobrol.

Serius!? Kenapa dia terlalu gugup? Apa dia telah berbuat kesalahan yang sangat besar? Apa menurutnya dia terlalu menjijikkan di mata seokjin?

Pikiran negatif menyerangnya hingga sengsara.

"Jin hyung.. apa kabar?"

"Baik"

Okay, kenapa dia bertanya seolah ia tak pernah bertemu Seokjin selama bertahun-tahun? Jungkook menertawakan kebodohannya, komunikasinya menjadi buruk.

"Hyung mau berangkat kerja?"

"Ya"

"Oh"

Jungkook menundukkan wajah,
Tertunduk lesu dengan jawaban singkat yang terdengar tidak tertarik untuk mengobrol dengannya

Keduanya terdiam, keheningan yang menyiksa batin Jungkook ke level berikutnya.

"Jungkook"

"Iya hyung?"

"Aku melihatmu di restourant Epiphany kemarin..."

Jungkook tertegun, ia tidak menyangkah Seokjin akan berbicara dengan kalimat yang lebih panjang dan akhirnya memulai topik yang membuatnya semakin gugup. Suaranya tercekat, ia bingung untuk menanggapi omongan tetangganya.

"Sendirian.."

Wajah Seokjin tampak serius dan Jungkook terus menghindari tatapan mata elang yang sangat tajam.

"Kenapa kamu pergi sendirian?"

"Aku ingin makan sendirian, hyung"

"Tanpa membawa seseorang?"

"Aku..hanya merindukanmu hyung"

"Apa katamu?"

"Aku merindukanmu, aku datang ke restourant itu karena aku merindukanmu"

Baiklah, sekarang Jungkook keceplosan dan suara hatinya bocor hingga mulutnya lancang berkata jujur.

"Ini konyol"

Seokjin merasa kesal karena jawaban polos dari si atlet renang, ia melihat wajah lugu yang cantik dan ia marah saat bibir tipisnya berceloteh dengan ringan dan berbicara tentang rasa rindu.

"Kenapa hyung?"

Mata besar Jungkook melotot, ia mempoutkan bibirnya, kesal namun entah mengapa justru terlihat imut.

"Kamu serius saat bilang, kamu menyukaiku?"

"Ya, aku serius!"

"Ada yang salah dalam otakmu,-kamu hanya penasaran, kita hanya berteman dan kita berdua tidak seharusnya melewati batas"

Golden HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang