8. Kurungan Ratu

119 20 0
                                    

Usai dari akademiknya dia mengurung dirinya di kamar asrama, saat dia melihat senja dia teringat dengan surat yang dikasih oleh Nirwa dan berniat untuk membukanya.
Ketika Sena membaca surat dari Phandhora, yang benar saja surat itu langsung di tulis oleh sang Ratu.

Sena menundukkan kepalanya, dia benar-benar di pilihan yang sulit, di satu sisi dia ingin belajar di Andora disisi lain dia tidak bisa meninggalkan Phandhora, dia sangat mencintai negerinya.
“Aku mencintai Phandhora, sudahlah apa gunanya memilih, dia akan menjemput ku malam ini dari sini.” Gumam Sena memandang awan senja. Tangannya menggoreskan tinta di atas kertas kosong di sana, dia menulis sesuatu di sana.
Setelah semuanya dia rasa selesai, dirinya langsung keluar dari kamar dengan tergesa-gesa menuju ke asrama, dia tahu bahwa pria itu berada di sana karena terdapat jadwal tambahan di sana.
Sena memasuki gerbang itu dan melihat pria itu duduk di bawah pohon besar dia sedang merokok, Sena pernah mendengar bahwa bangsa Tarta sangat suka dengan tembakau apalagi baunya menyegarkan.
Sena mendekati pria itu.
“Tidak ku sangka, ternyata kau datang kemari tuan Putri” ucap pria itu meniup asap rokoknya ke wajah Sena.
“Kau sangat cantik ketika matamu menutup sesaat.” Sambung nya dengan nada sedikit basah.
“Tidak penting, ada hal yang penting aku harus memberi tahumu.” Tutur Sena, bola mata peraknya bertemu dengan bola emerald nya yang berkilau tajam.
Pria itu menaikkan salah satu alisnya.
“aku akan pergi nanti malam dari Andora dan tidak mengunjungi akademik ini, setelah itu kita tidak akan bertemu lagi.” Sena memberi surat yang dia tulis tadi.
Pria itu membungkam tetapi dia tetap menerima surat dari Sena.
“mengapa?...” tanya nya.
“Phandhora di ambang kematian.” Jawab Sena cepat.

“kau yakin itu?..dan kau ingin kembali hanya untuk negerimu.” Ucap pria itu menaikkan salah satu alisnya dengan anggun.

“Iya, negeriku menurutku adalah segalanya untuk ku, dan hidupku ku habiskan hanya untuk mencintai benua Asia.” Sena berkata tegas.
“Tuan Putri, bahkan rasa cinta pun ada batasnya.” Ujar Pria Tarta itu.
“Kau hanyalah bangsawan rendahan yang tidak mengetahui rasa cintamu untuk negeri.” Jawab Sena dengan memberikan ketegasan di setiap kata.
“maaf guru, mungkin saya harus belajar dengan anda.” Ledek pria itu, Sena memandang nya dengan kemarahan.
“Selesai, aku akan segera pergi.” Sena menutup pertemuan itu, dia ingin menjauhi pria itu, namun tangannya langsung di pegang erat oleh pria Tarta itu.

“Dasar binatang, lepaskan aku.” Sena berteriak kecil untuk nya.
“Iya kau benar, kami memang keturunan binatang yang tidak punya adab seperti manusia pada umumnya nya seperti kalian.” Pria itu menarik salah satu sudut bibirnya.

“Dan perlu anda ketahui lagi tuan Putri, aku akan membuat mu sengsara dan merusak segala kehidupan mu.” Sambungnya.

_______________________________________

Lagi di proses pengeditan Naskah

Kaisar Di Langit Perak ( The Kingdom Of Tartaria And Princess Of Asia )Where stories live. Discover now