OD 8

2.5K 252 3
                                    

Happy reading!

~~

Shani berlari tergesa-gesa menuju kamarnya, dengan sepotong roti di mulutnya dan dengan tampilan berantakan yang menandakan ia baru saja terbangun dari tidurnya. Tangannya dengan cepat mengambil tablet miliknya yang tergeletak di lantai, lalu ia melompat ke atas tempat tidur dengan kaki yang menyilang. Jarinya dengan cepat menuliskan nama kekasihnya, yang mana musik video Gracia baru saja dirilis beberapa hari yang lalu.

Shani selalu tersenyum melihat bagaimana Gracia terlihat sangat cantik dalam musik video tersebut, dan ia tidak akan pernah bosan untuk menontonnya berulang kali. Shani menikmati alunan musik yang masuk ke telinganya, sembari jarinya sesekali mengecek komentar dan ia tidak lupa untuk me-report berbagai komentar jahat yang dilontarkan pada Gracia. Tidak hanya itu, Shani juga tidak lupa untuk me-report berbagai komentar yang memanggil Gracia dengan panggilan sayang yang berlebihan.

'Semangat sayang!'

Shani berdecih membaca salah satu komentar, lalu segera menekan tanda report.

'Cantiknya Theo semangat!'

"Dih Theo siapa lagi, report."

'Cantik banget pacar gue!!!'

"Ihh pacar aku, report."

'Istrikuuuuuuuu'

"ISTRI AK- YA POKOKNYA SEMOGA! TETEP REPORT!"

Shani berkali-kali menekan layar tabletnya dengan wajah yang sedikit memerah karna merasa marah melihat banyak sekali komentar mesra yang dilontarkan pada kekasihnya itu.

Shani yang masih sibuk dengan berbagai komentar di musik video Gracia, tiba-tiba teringat akan sesuatu.

Amplop coklat.

Shani melempar tabletnya asal, ia segera membuka semua laci di kamarnya. Namun anehnya ia tidak menemukan amplop tersebut. Shani mengerutkan keningnya bingung, ia ingat betul bahwa ia menyimpan amplop tersebut di laci meja kamarnya, namun sekarang ia tidak bisa menemukan amplop tersebut.

Shani mengambil ponselnya, lalu segera menghubungi Gaby. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Gaby, namun Gaby tak kunjung mengangkat telpon darinya.

"Tumben banget."

Di tempat lain, Gaby sedang meremas kuat ponsel dalam genggamannya yang sedari tadi terus menerus berdering tanpa henti. Matanya menatap kecewa sekaligus marah pada seseorang yang saat ini sedang berlutut di hadapannya.

Gaby mengerti sekarang mengapa Shani bersikap biasa saja pada Gracia dan bahkan sampai bisa menjalin kasih, alasannya karna Shani belum melihat foto-foto yang ia kirimkan, Gracia lebih dulu menghapus foto-foto tersebut. Bukan hanya itu, Gracia bahkan dengan sengaja mencuri ponsel milik Gaby untuk menyembunyikan foto-foto tersebut. Ya, kejadian beberapa hari lalu saat Gaby kehilangan ponselnya, hal itu merupakan ulah Gracia.

"Aku mohon kak, jangan pernah kasih tau Shani tentang hal ini ya?"

"Itu cuma masa lalu aku.."

"Aku gamau bikin Shani sakit hati.."

Gracia terus-menerus melontarkan perkataan yang sama berulang kali, dan hal itu cukup untuk membuat Gaby muak.

"Kak Gaby boleh tampar atau pukul aku, tapi aku mohon jangan pernah bilang apapun tentang hal ini ke Shani."

"Cukup Gre, bangun!"

"Tapi kak.."

"Kamu bahkan sengaja macarin Shani setelah liat foto-foto itu cuma buat ngalihin perhatian Shani aja kan? Biar dia lupa kalau dia pernah minta tolong sesuatu sama aku pas hari itu?!"

ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang