Bab 50 Petak Umpet

65 21 9
                                    

Happy reading

***

Selama seminggu penuh Gigi menjauhi Angga, baik disekolah atau pun di rumah. Panggilan dan pesan dari Angga diabaikan, saat disekolah Gigi lebih memilih menghindar, mencari tempat yang berkemungkinan tidak akan dilewati Angga. Katakan saja Gigi ingin menghindari masalah, iya dia belum siap dengan semua. Begitu juga dengan hari ini, setelah bel pulang sekolah berbunyi Gigi langsung kabur menarik kedua temannya untuk menuju toko Gramedia langganan mereka. Chat Angga yang meminta Gigi agar menunggu pria itu tidak Gigi tanggapi.

"Yaudah sih pelan-pelan nariknya," sewot Arin yang diseret oleh Gigi.

"Cepet jalannya Rin, lelet banget kek siput," kesal Gigi.

"Ni bocah satu ngelunjak ya lama-lama," cecar Arin.

"Zoya ayo," kali ini Zoya yang Gigi tarik lumayan kencang.

"Astaga Gi, pelan-pelan," keluh Zoya.

Arin hanya bisa menggelengkan kepala, dia juga ikut kena imbas karena temannya itu tengah main petak umpet dengan kekasihnya.

"Ini udah diparkiran Gi," tegur Zoya saat melihat wajah panik Gigi melihat kesana kemari.

"Gak mau tahu, ayo cepet masuk," paksa Gigi mendorong kedua temannya masuk ke dalam mobil jemputan Arin.

"Hah..." baru Gigi bisa mengembuskan napas lega setelah mereka bertiga masuk dan mobil jemputan Arin melaju meninggalkan area sekolah.

Ting!

Angga

Kamu dimana sayang?

Gigi mengembuskan napas berat, dirinya Lelah seperti ini terus, seperti main kejar-kejaran dengan Angga. Tapi mau bagaimana lagi, Gigi belum sanggup menemui kekasihnya itu. Gigi masih bingung harus melakukan apa.

"Gak dibales Gi?" tanya Arin yang melihat notifikasi chat Angga pada layar ponsel Gigi.

"Nanti aja," balas Gigi disertai gelengan.

"Lo gak capek gini terus? Udah seminggu lo ini," tanya Arin dengan nada cukup kesal.

"Gak tau Rin gue bingung, gue juga capek lari-larian tiap jam kosong sama pas pulang gini," keluh Gigi, menyandarkan kepala pada sandaran kursi mobil.

Mereka bertiga duduk bertiga dibagian tengah dengan Gigi posisinya ditengah dan Arin Zoya dipinggir.

"Saran gue sih mending putus aja," ucap Arin.

Gigi menoleh, menatap tajam wajah Arin yang saat ini justru menatapnya santai. "Maksud lo apa?" kesalnya.

"Ya itu saran gue, lihat aja orang tuanya kak Angga kayak gak suka sama lo," ujar Arin mencoba memberikan pandangan logis.

"Bakal susah buat lo bertahan dihubungan yang gak direstui orang tua, apalagi dari keluarga berduit," lanjut Arin, menatap Gigi yang saat ini terdiam.

"Lagian nih ya, lo lari-larian kayak gini gak tau aja kak Angga sering jalan sama cewe lain," cetus Arin sontak membuat Gigi dan Zoya menatapnya.

"Maksud lo apa, jangan mentang-mentang hubungan gue lagi ada masalah lo ngomong gitu ya," balas Gigi dengan mimik marah.

"Kamu tahu dari mana Rin kalau kak Angga jalan sama cewe lain?" tanya Zoya.

"Ya gue cuma nebak sih, siapa tahu pas Gigi lagi lari-larian kek gini kak Angga justru dijodohin sama cewe lain terus sering jalan bareng kan," ucap asal Arin yang membuat Gigi mendengus.

Malas mendengar celetukan asal Arin membuat Gigi memilih menatap ke arah jalan raya. Walaupun terlihat mengabaikan ucapan Arin, tapi percaya deh kepala Gigi semakin overthinking.

INTO YOUWhere stories live. Discover now