Part 3

2.8K 263 24
                                    

Happy reading 💖

▪︎▪︎▪︎


Hampir 16 jam perjalanan dari London ke Jakarta. Dan selama perjalanan Bellila tertidur, karena gadis itu berharap jika dia tertidur maka dia akan cepat sampai di Jakarta. Karena sebelum berangkat ke bandara, Daddy menelpon akan menjemput dirinya di bandara. Dan hal itu membuat Bellila tidak sabar bertemu Daddy Aslan.

"Kakak Lulu" Panggil parau dari Belila yang terlihat mengantuk.

Mendengar suara adiknya, Lucas langsung menutup laptop dan meminta asistennya untuk mengambil laptop tersebut. Padahal pria itu belum menyelesaikan pekerjaannya, tapi karena adik sudah bangun Lucas mengenyampingkan pekerjaannya.

"Ada apa sayang? Kamu laper?" Tanya Lucas seraya mengelus pipi kanan Bellila.

Gadis itu mengangguk lalu tak lama menggeleng "Belli haus Kakak"

"Tunggu sebentar ya sayang"

"Renal" Panggil Lucas pada asistennya

"Tuan"

"Tolong mintakan segelas air putih untuk adik saya" Titah Lucas dan diangguki oleh Renal, pria berusia lebih tua dari Lucas pergi untuk meminta segelas air putih.

Lucas dan Bellila sudah berada di Jakarta, lebih tepatnya mereka masih berada di tempat kedatangan khusus ruang tunggu vvip. Mereka masih menunggu koper yang masih belum diturunkan dari bagasi pesawat.

"Kakak dimana Daddy?" Tanya Bellila seraya bangkit lalu duduk di atas pangkuan Lucas dan menyeder pada dada bidang kakak keduanya.

"Daddy sebentar lagi datang" Ucap Lucas dengan tangan kanan memeluk pinggang Bellila lalu mengecup puncak kepala adiknya dengan kasih sayang.

"Baby Bell kalau lapar bilang kakak ya, jangan diem aja oke" Bellila mengangguk lemah dengan mata yang tertutup karena masih merasa ngantuk.

Tak lama Ren datang membawa segelas air putih lalu memberikannya pada Lucas. Setelah itu Ren pergi untuk mengambil koper.

Lucas membantu adiknya untuk minum secara perlahan, segelas air putih habis dengan sekali teguk oleh Bellila. Lalu Lucas meletakkannya di atas meja, sedangkan Bellila kembali menyender pada posisi yang sama.

"Baby girl"

Bellila spontan membuka mata, lalu memandang ke arah suara. Terlihat Aslan yang berdiri tegak dengan kemeja hitam, bagian lengan tergulung hingga siku.

"Daddy" Bellila beranjak dari pangkuan Lucas sedang tiba-tiba lalu berlari dengan penuh semangat kearah Aslan

Grep

Keduanya berpelukan, Aslan tersenyum senang akhirnya perasaan rindunya terbayar saat gadis mungil kesayangannya memeluk dirinya dengan erat. Padahal Aslan tidak bertemu dengan Bellila hanya selama seminggu, karena pria itu terbilang sering mengunjungi Bellila di London.

"You miss Daddy baby?"

"Yes, i really really miss Daddy" Ucapnya terpendam di dada Aslan

Aslan mengecup berulang kali puncak kepala Bellila, tangan kanannya juga sibuk mengelus rambut panjang putri kecil yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Ah, rasanya waktu terlalu cepat

Tatapan Aslan beralih pada Lucas yang masih setia duduk di kursinya seraya memandang dirinya dan sang putri.

"Apa kabarmu Luc" Tanya Aslan

Lucas memutar bola mata dengan malas "Kita terlalu sering bertemu tuan" Aslan terkekeh kecil mendengar ucapan Lucas. Aslan sudah menganggap Lucas dan ketiga suaranya itu seperti putranya juga.

"Daddy" Aslan langsung menunduk menatap Bellila yang juga menatapnya "Yes baby girl"

"Apa Kakak Declan dan Kakak El ada di mansion?" Tanya Bellila dengan wajah kembali mengantuk, mendapat pelukan Aslan malah menambah rasa kantuk pada Bellila.

"Iya mereka ada mansion" Aslan paham bahwa Bellila mengantuk, pria sudah lanjut usia itu mengangkat tubuh Bellila dan menggendong putri ala koala

"Daddy turunin, Belli sudah besar. Jangan gendong Belli, Daddy" Tubuh Bellila mulai meronta dari gendongan Alsan seraya menatap sekitar takut jika ada yang melihat dirinya di gendong

"Sstt.. diem sayang. Kamu mengantuk, jadi Daddy gendong"

"No Daddy, Bell sudah besar. Daddy sudah tua nanti pinggang Daddy encok, Belli sudah berat sekarang, bahkan umur Bellila 16 tahun"

"Berat? Seperti kamu harus makan lebih banyak lagi sekarang, tubuh kamu terlalu ringan sayang untuk ukuran gadis berusia 16 tahun. Sepertinya putri Daddy masih 6 tahun deh" Goda Alsan sambil menggesek ujung hidung mancungnya dengan hidung Bellila

"Daddy" Rengek Bellila

"Dah diem, peluk Daddy erat kita akan pulang" Titah tegas Aslan lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Lucas.

Aslan berjalan dengan wajah datar, pria itu menghiraukan tatapan dari para laki-laki dan perempuan yang menatapnya.

"Tetap sembunyi seperti ini, jangan tunjukkan wajahmu sayang" Perintah posesif dari Aslan yang tidak ingin para laki-laki itu menatap wajah cantik putrinya. Sedangkan Bellila mengangguk tanpa ingin protes.

Aslan, Bellila dan Lucas meninggalkan stasiun bandara dengan menggunakan mobil hitam yang dikemudikan oleh Xio. Yang sedari tadi sudah mendumel karena sudah menunggu lama di mobil. Pria itu masih marah karena kejadian kemarin. Dan sayangnya Aslan tidak peduli.

^^^

"Permisi tuan" Seorang pria berbaju hitam datang menemui Kino yang sedang menuangkan nasi diatas piring kosong yang dia ambil dari dapur.

"Ada apa" Ucap Kino tanpa melihat orang yang sedang berbicara padanya, dia sibuk menuangkan nasi dan lauk pauk

"Nona muda sudah kembali tuan bersama tuan muda Lucas" Gerakan tangan Kino terhenti lalu menatap sang bawahan

"Bagus, mulai sekarang suruh beberapa bawahanmu untuk menjaga gadisku dari jauh dan beritahukan informasi apapun tentang nona muda kalian"

"Baik tuan" Pria itu pergi meninggalkan Kino yang sedang tersenyum senang. Pria itu tidak sabar bertemu Bellila, gadis kecil miliknya.

▪▪▪

Sesampainya di mansion Bellila malah tertidur di pangkuan Aslan dengan begitu nyenyak. Dekapan Aslan begitu membuat Bellila merasa sangat nyaman dan hangat.

Aslan turun dengan posisi yang menggendong Bellila dengan secara perlahan agar putrinya tidak terbangun. Lucas juga turun dari mobil membawakan boneka domba kesayangan adiknya.

"Xio beberapa hari kedepan saya mengandalkan kamu untuk menggantikan saya. Saya harus menghabiskan waktu dulu bersama putri saya. Dan meeting kamu juga yang akan mengurusnya" Setelah mengatakan hal itu secara santai Aslan meninggalkan Xio yang terbengong seraya memegang koper yang hendak di turunkan dari bagasi mobil.

"Ck! Jika bukan bos sudah saya bunuh" Gumam Xio kesal, rasanya Xio ingin mengundurkan diri, tapi sayang karena gaji dari yang Aslan berikan tidak main-main

"Xio saya masih dapat mendengarnya ucapan kamu. Saya potong gaji kamu karena sedari kemarin terus mendumel" Setelah itu Aslan benar-benar masuk kedalam mansion

"Tuan tunggu, bukan begitu maksud saya TUAN" Xio menangis dengan keadaan terduduk di tangga lalu menendang batu dengan kesal.

"Huwaaaaa"


▪︎▪︎▪︎

Ingin mengucapkan apa pada Xio...

Gimana reaksi Bellila saat bertemu Kino nanti....????

Jangan lupa vote dan komen

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

KINBELLWhere stories live. Discover now