MOM

112 4 0
                                    

"Masa depan? Harapan? Impian? Sangat konyol mengharapkan hal itu semua!"

¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤

Suasana terik di kota matropolitan dengan aroma tanah basah seusai hujan di tengah malam. Gerombolan tujuh remaja dengan pakaian khas mereka melewati jalanan membuat orang-orang linglung. Bahkan para gadis pun ikut menjerit.

Bagaimana tidak? Mereka hanya memakai kaos putih transparan yang sudah tentu membuat perut mereka terbentuk dibalik kaos yang mereka kenakan.

Suara jeritan yang semula memuji semakin lama terdengar memaki. Langit yang semula cerah mulai menunjukkan awan hitam yang pekat. "Ah-apa akan hujan?"

Mengesampingkan hal itu, ada hal yang mereka pertanyakan. Di mana orang-orang pergi?
Terlalu mustahil ratusan orang menghilang hanya dalam sekelip mata.

Di tengah-tengah kelinglungan mereka, seseorang bertudung hitam dengan berbagai kabel entah berfungsi untuk apa melilit di tubuhnya.

"Hei? Apa Anda tersesat gadis kecil?~" goda Laxze dengan senyum mesum di wajah je-tampannya.

"Aku laki-laki Pak tua bodoh!!" Umpatannya mengundang gelak tawa kelima remaja terkecuali dia.

"Itu tidak lucu kalian!!" Laxze bersorak dengan semburan merah di pipinya.

"Pfft-s-sudahlah kalian kasihan Laxze," celetuk Gexra menahan tawa.

Bukannya mendengarkan, mereka malah masih tertawa. Mereka yang awalnya menertawakan Laxze berhenti, saat suara makian yang  semakin lama terdengar jeritan yang sama seperti mereka dengar sebelumnya. Suara makian orang-orang terdengar pilu.

"Hey kalian semua! Suara apa itu sebenarnya?" tanya Ufaxcy bersembunyi dibalik tubuh Gexra.

Suara itu terdengar sangat menakutkan bagi mereka. Si tudung hitam pun hilang meninggalkan secarik kertas. MOM!

"Mom? Apa ini?" tanya Soraxen.

"Apakah i-" Ufaxcy belum sempat menyelesaikan ucapannya, jeritan histeris dari Thoxy membuat mereka melihat kearahnya.

Pemandangan pertama yang mereka liat ialah genangan darah di mana-mana.  Tulang belulang dan tengkorak berserakan. Sebenarnya apa semua ini? Sebuah tangan buntung menyentuh pergelangan tangan dari pria yang sepertinya masih setengah sadar.

"Main Or Mati!"

"Main Or Mati!"

"Main or Mati!"

Suara-suara entah darimana asalnya membuat mereka ketakutan. Tanpa mereka ketahui, tulang belulang itu mulai menyatu. Angin semakin kencang menghancurkan segalanya.

Telat sedikit saja mungkin kapak melayang yang terbawa angin itu membelah tubuh Halixer

"Sepertinya kita harus bermain!" sarkas Soraxy membaca petunjuk di kertas yang di tinggalkan pria kecil bertudung hitam.

Tak ada pilihan selain bermain! Nyawa mereka tergantung alur permainan. Siapa yang akan bertahan? Dan siapa yang akan mati? Itu semua hanya permainanlah yang menentukan.

¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤~•¤

Menulusuri lorong gelap di sinilah tahap awal di mulai.  Mereka di bawah setiap satu orang menuju ruangan yang gelap gulita. Mereka di perintahkan untuk menemukan serbuk lada hitam di dalam kegelapan tanpa penerang. 

Waktu yang mereka terima hanya 10 menit saja.

"AKU MENEMUKANNYA!"

"AKU JUGA!"

BOBOIBOY ONE-SHOTS Where stories live. Discover now