Susu cokelat, bubuk cokelat

3.4K 271 20
                                    

halo! jangan lupa vote komen deh

CUSSSS!!!

————

Pagi hari setelah seminggu yang lalu ada insiden Ian menyantap semua bekal yang dibawakan istrinya dan membuat Sahra senang tak terkira. Sejak saat itu ia selalu menyiapkan untuk dibawa Ian ke kantor. Untungnya sang suami tidak menolak. Meskipun ada saja alasan yang dilontarkan laki-laki itu saat membawa bekal dari istrinya.

Kali ini pun sama. Sahra menyiapkan tumis sederhana untuk dibawa Abian. Lengkap dengan susu kotak dan camilan. Susu kotak spesial rasa cokelat karena Ian mengatakan malu membawa susu strawberry semenjak dipergoki bawahannya kemarin. Dengan tawa kecil Sahra berkata; "Iya, aku ganti jadi susu cokelat sama jeli strawberry."

Seminggu merasakan nikmatnya masakan istri, Abian menunjukkan perubahan berupa tidak lagi menolak sarapan di rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seminggu merasakan nikmatnya masakan istri, Abian menunjukkan perubahan berupa tidak lagi menolak sarapan di rumah. Lihatlah pria bertato itu sekarang sedang duduk menunggu Sahra menyiapkan bekalnya sambil menggigit roti panggang buatan perempuan itu.

"Nanti sore ke rumah nenek." ujar Abian sambil mengunyah.

"Ada acara apa?"

"Kumpul aja. Kita berangkat jam 3."

"Emang acaranya jam berapa? Mas pulang jam berapa? Yang datang siapa aja?"

"Kamu cerewet sekali." Dengan semi menyindir Ian mengatakannya. Membuat sang istri tersenyum malu kemudian mengerucutkan bibir.

"Kan cuma nanya." balas Sahra. "Nanti mas pulang jam berapa?"

"Tuh kan. Banyak tanya." ujar Abian sambil menggelengkan kepalanya. "Acaranya jam empat, tapi untuk jaga-jaga macet dan supaya tidak sungkan kalau datang terlambat, lebih baik kita berangkat satu jam lebih awal. Karena akan banyak saudara-saudara yang datang nanti." terangnya. "Nanti saya pulang setelah makan siang. Sekitar jam dua atau kurang. Nanti kamu mandi dulu saja. Ga perlu nunggu saya."

"M-mass—"

Pipi Sahra memanas seketika mendengar ucapan suaminya. Ian itu apakah tidak sadar akan apa yang sudah diucapkannya?

"Eh? Maksud saya kamu bisa mandi dulu dan siap-siap jadi waktu saya sampai hanya perlu menunggu saya selesai mandi jadi kita bisa cepat-cepat berangkat." Buru-buru Ian memperjelas maksudnya.

Sahra mengangguk. Mungkin salah pikirannya yang hobi salah paham dengan ucapan Ian. Mentang-mentang pria itu mengatakannya dengan wajah tampan menggoda.

Bekal untuk Abian siap, sang istri mengantarnya sampai ke depan. Seperti kebiasaan suami-istri pada umumnya, Sahra mengambil tangan sang suami untuk dikecup. Kemudian menunggu sampai kendaraan Ian menghilang dari penglihatannya baru masuk ke dalam rumah.

Setelah mendengar berita dari Ian bahwa mereka akan menuju rumah nenek laki-laki itu untuk menghadiri acara keluarga, Sahra berniat membawakan kue buatannya sebagai buah tangan. Rencananya setelah ini, setelah membereskan rumah ia akan menyiapkan bahan-bahannya.

MAS IANWhere stories live. Discover now