18 • Pacar Baru

801 104 8
                                    

Dari halaman rumahnya, Wonwoo berdiri dengan kedua mata rubahnya menatap ke arah seberang di mana rumah Mingyu berada. Pamuda itu tengah memperhatikan Mingyu yang baru pulang dari Jogja setelah dijemput sang ayah.

Ia menelan ludahnya dengan kasar ketika melihat Mingyu menatap ke arahnya, Wonwoo langsung berbalik dan memasuki rumah. Ia mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Terdiam di sana sampai tiba-tiba dirinya mendengar suara keributan dari arah kamar kedua orang tuanya.

Wonwoo bangkit dan segera mendekat, ia berdiri di depan pintu kamar tersebut dan mendengar kedua orang tuanya bertengkar entah karena apa. Tapi dirinya dengan jelas mendengar sang ibu menangis. Wonwoo menggigit bibir bawahnya, ia lalu pergi dari sana dan lebih memilih masuk ke kamarnya.

Ia duduk di kursi belajarnya, meraih ponselnya yang terdapat beberapa pesan di grup OSIS, yang membahas mengenai rekruitment anggota OSIS baru di saat sekolah di mulai lagi. Wonwoo membalas beberapa pesan, ia masih diam di kursinya sampai ia mendengar suara bel rumah yang berbunyi.

Wonwoo pikir, ibu atau ayahnya akan membukanya tapi sepertinya tidak. Ia lalu keluar dari kamar tersebut dan berjalan ke arah pintu utama, membukanya dan melihat Mingyu yang berdiri di balik pintu itu dengan membawa sebuah paper bag yang entah isinya apaan.

Keduanya saling menatap selama beberapa saat sampai Mingyu mengulurkan tangannya. "Di suruh mama buat lo." ucapnya, yang ia bawa adalah oleh-oleh khas Jogja.

Wonwoo menerimanya dengan canggung, ia mengangguk kecil untuk menanggapi. "Thanks, mau masuk du--" kalimat Wonwoo terhenti saat Mingyu malah berbalik dan pergi begitu saja. Ia menghela napasnya dan menatap kepergian Mingyu. Wonwoo harus belajar untuk melupakan Mingyu, meskipun rasanya begitu sulit.

Di sisi lain, Mingyu memasuki rumahnya, ia menemui ibunya di dapur. "Udah ma." ucapnya.

"Yang nerima siapa?" tanya sang ibu.

"Arka." jawab Mingyu singkat.

"Mamanya Arka nggak ada?"

Mingyu menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu." jawabnya dan ia langsung pergi dari dapur untuk menuju kamarnya, Mingyu sebenarnya lelah setelah melakukan perjalanan panjang dari Jogja.

Ia langsung menghamburkan tubuhnya di tempat tidur dan meraih ponselnya, lalu menelepon Jeonghan. Menunggu selama beberapa saat sampai panggilan tersebut di terima. "Okta.. Gue dah sampe Jakarta." ucap Mingyu, ia membalik tubuhnya menjadi menengadah.

"Ya udah, sekarang istirahat gih, pasti lo capek kan."

"Iya.. Besok jadi jalan kan?" tanya Mingyu memastikan.

"Jadi.."

Senyuman tipis terukir di wajah Mingyu. "Gue jemput ya, dandan yang cantik pokonya."

"Mingyu.. gue cowok.."

Mingyu terkekeh saat mendengar suara kesal dari sang kekasih. "Emang kenapa sih, lo tetep cantik tahu, nggak boong." balasnya.

"Terserah lo deh."

Dan panggilan itu berakhir begitu saja, dimatikan secara sepihak oleh Jeonghan. Mingyu menghela napasnya, ia menyamankan posisinya dan memilih untuk tidur siang.

💧💫💧

Jam menunjukkan pukul lima sore dan Mingyu baru terbangun dari tidur siangnya, ia meregangkan tubuhnya dan turun dari tempat tidur. Langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan keluar dengan memakai celana pendek selututnya juga dengan kaos hitamnya.

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang