Prolog

32 10 31
                                    

BoBoiBoy hanya milik monsta, saya hanya meminjam sebagian karakter nya saja

Genre:romance, family, au, angst(maybe), teen fiction, diksi, sastra

Rate: T, (15+)

☆☆

"menikmati harsa, dibawah luasanya bumantara dengan desiran pawana sagara menunggu hadirnya jatukrama, sembari menikmati sandykala nan dikara"-Fatamorgana

☆☆

Angin malam berhembus dengan kencang, menerpa seorang pemuda yang sedang duduk di tepian danau. Mata yang awalnya terpejam menikmati angin perlahan terbuka, netranya menatap karya indah sangat kuasa. Deringan ponsel sedari tadi sengaja ia abaikan. Dirasa sudah cukup untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk, pemuda itupun pergi dari area danau.

Setelah menempuh 15 menit perjalanan pemuda bersurai ungu gelap itu sampai di pekarangan rumah, dengan motor sport hitam kesayangannya.

"bagus ya jam segini baru pulang, keluyuran kemana kamu? Lihat tuh adek kamu masih belajar, kamu contoh dia, kamu itu anak laki-laki pertama kaizo, harus kasih contoh yang baik buat adek kamu" kaizo menghela nafas lelah.

Baru saja membuka pintu suara bariton sudah terdengar di telinganya.

"Aku cuman nenangin pikiran aja pa, keluar sebentar nggak akan mempengaruhi nilai aku di sekolah" Barra mendekati putra sulungnya.

"Kamu ini masa depan keluarga, kamu yang bakalan gantiin papa nanti, kalau kamu keluyuran nggak jelas kaya gini gimana bisa kamu mimpin perusahaan, kaizo mahendra, suatu hari nanti di masa tua papa cuma bisa ngandelin kamu, mama juga, begitupun adek kamu kai, dia masih butuh pengarahan dari kamu"

Barra Xavano, CEO dari perusahaan X's groups, mempunyai dua anak lelaki bernama Kaizo Mahendra Xavano dan juga Fang Azkara Xavano, mereka hanya berbeda 3 tahun saja.

Saat ini kaizo berusia genap 18 tahun, dia siswa kelas XII IPA. Di sekolah SMA Manggala. Dan adiknya Fang merupakan siswa kelas 9 SMP Mancadharma, yang kini sedang berusia 15 tahun, jalan 16.

Kaizo tau dia adalah ekspektasi keluarga. Secara dia adalah anak laki-laki pertama.

Terkadang kaizo lelah diperlukan seperti ini oleh kedua orang tuanya, tapi kaizo tak ada pilihan selain menurut. Selain bentuk baktinya terhadap kedua orang tuanya, kaizo jelas sadar posisinya saat ini, dia tidak akan bisa seperti sekarang jika bukan karena orang tuanya.

Memang orang tua hanya mau yang terbaik untuk anak-anaknya, mana ada orang tua yang tega menjerumuskan anaknya kepada kesesatan. Meskipun tak ayal cara mereka mendidik anak cukup keras atau bahkan sangat keras.

Orang tuanya memang tak menuntut banyak, mereka hanya menginginkan fang dan kaizo menjadi anak yang sukses, terlebih kaizo adalah anak pertama, tentu saja tanggung jawabnya sangat besar.

Meskipun fang tak terlalu dituntut seperti kaizo tapi fang tidak mungkin tega melihat keadaan abangnya. Oleh karena itu fang selalu rajin belajar seperti abangnya, dengan Cita-cita ia bisa meringankan beban sang kakak di kemudian hari.

"Iya pa kai tau, tapi nggak ada salahnya kan kalau kai main keluar sebentar, buat refreshing pikiran kai aja biar nggak terlalu sumpek belajar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang