OO6. Tutor Fisika

64 6 0
                                    

1155 words.

── · · · ✦ ── · · · ✦ ──

Angga kini sedang berdiam diri, meruntuki secarik kertas yang tengah ia pegang dengan bertuliskan nilai sejumlah 23. Itu nilai atau anggota NCT di tahun 2020, Bang? Eh--

"Nilai burik amat, kek bebek bersayap." Angga berucap sendiri.

"Eh, kan bebek memang bersayap." Lanjutnya.

Angga menoleh kesebelahnya, dimana Zordan yang dengan bangganya memandangi kertas ulangan miliknya itu. Sebego dan seanehnya Zordan, tetapi pria itu masih punya otak yang dapat berguna dipelajaran fisika ini. Ya, meski ia hanya mendapat 59. Nanggung banget. Tapi, setidaknya ia lebih baik daripada Angga.

Jujur, Angga tidak mengerti. Mengapa ia bisa berada di kelas dengan adanya mata pelajaran fisika LM. Yasudahlah, Angga hanya bisa pasrah karena tidak sampai setahun ia akan lulus. Tapi apa gunanya lulus jika nilai fisikanya masih di bawah kkm? Ini sungguh melanggar peraturan hidup Angga yang mana setidaknya rapotnya ada yang bagus dikeseluruhan nilai tanpa cacat sedikitpun.

"Dan, ajariii~~" ucap Angga dengan nada yang benar-benar menyebalkan dan membuat Zordan ingin memukul mukanya itu.

"Apasi, kera? Kamu sangat menyebalkan." 

"Zordan, apa iya kamu tega dengan sahabatmu yang tampan nan imut ini?" Zordan mau muntah berlian rasanya sekarang.

"Minta tutor Shellyna aja napa?" Celetuk Travis yang tiba-tiba saja muncul.

Put your hands up yang merindukan hadirnya Travis. Ia baru masuk hari ini setelah mengalami sakit selama 3 hari dengan penyebab yang cukup konyol.

Ia tersandung udara. Iya, udara. 

Entahlah sebenarnya ia tersandung kakinya sendiri atau udara, yang pasti ia terjatuh dan kepalanya yang silaturahmi dengan beton. Ouch! Pasti sangat sakit. Memang ini terkesan agak lebay bak di drama India, namun begitulah adanya. 

Travis berfikir kalau ia akan lebih bersyukur jika pose jatuhnya seperti Mbak Nakamura Kazuha di koreo Unforgiven. Meski ia akan menanggung malu yang more and more seperti judul lagu dari TWICE sunbae, tapi setidaknya ia tidak akan sakit dengan penyebab yang konyol seperti ini.

Jujur, kepala Travis sebenarnya masih sakit, mana masuk-masuk malah langsung disambut dengan ulangan harian fisika. Untung nggak botak.

"Ada benarnya juga." Angga tersenyum miring, nampak merencanakan sesuatu.

"Anggara Junanda, gue yakin lo ga bakal melakukan seperti yang lo pikirkan. Lo kan cupu, kalo nggak gue duluan yang mulai nggak bakal pernah mau maju. Kek sama--"

"Sssttt ... Zordan Akarna, masa lalu biarlah masa lalu. Tolong omongin, ya? Niscaya gue bakal comblangin lo sama si--" Angga menggantungkan kalimatnya, lalu berjinjit sedikit guna membisikkan sesuatu pada Zordan. "Melana." Bisik Angga.

Zordan seketika tersenyum lebar. Sungguh bisnis yang menarik.

Zordan lantas mengulurkan tangannya kepada Angga, "Baik, saya sepakat dengan bisnis ini." Angga pun membalas jabatan tangan dari Zordan tersebut. "Senang berbisnis dengan anda."

Travis hanya bisa diam diri layaknya man standing emoji menatap kedua temannya melakukan bisnis itu.

"Apa cuma gue yang nggak lagi deketin cewek?" penuturan dari Travis itu berhasil memancing emosi kedua temannya itu.

Inilah mengapa Angga maupun Zordan lebih memilih Travis yang pendiam. 

Angga maupun Zordan kini sedang saling melempar tatapan. Mereka kini seperti sedang berbicara melalui telepati, merencanakan pembunuhan Travis. 

Asmaraloka Remaja Ft. 04L (Slow Update)Where stories live. Discover now