30. Tersesat

777 67 8
                                    

VOTE+KOMEN
-

-


Layar ponsel yang tadi masih menampilkan foto Aline seketika berganti menjadi panggilan masuk. Ada telpon masuk dari Papah Yoongi, detik itu juga senyuman Yoongi langsung luntur dari wajahnya.   

"Yeoboseyo, Appa. Ada apa?"    

📞: "Kamu masih di Paris?"   

"Iya, kenapa memangnya?"   

📞: "Appa ada tugas untukmu. Gantikan Appa temui salah satu mitra bisnis Appa di Paris."  

"Sekarang?"   

📞: Nee   

"Kenapa mendadak sekali, aku sedang-"  

📞: "Perusahaan Appa akan menjadi milikmu juga nantinya. Jadi, tidak bisakah kau mengikuti perintah Appa?"  

Yoongi meremas ponsel di genggamannya. Papahnya selalu saja bertindak semaunya, Yoongi muak dengan sikap egois sang Papah. Namun, apa daya? Ia tak memiliki keberanian untuk membantah. Papahnya masih memegang kendali dirinya sejak dulu. 

"Pukul berapa?"  

📞: "Sekarang, kamu hanya punya waktu untuk bersiap."  

Tut.  

Panggilan terputus, diputus begitu saja secara sepihak oleh Tuan Min. Yoongi menjauhkan ponselnya dari telinga. Ia mendengus singkat.

"Aline!" panggil Yoongi.   

Aline yang masih bersepeda tak jauh dari sana pun bergegas mendekat. Ia menghentikan laju sepedanya tepat di depan Yoongi.  

"Ya, Oppa?"  

"Saya ada urusan, kamu tunggu di sini atau kalau kembali ke hotel lebih dulu. Saya akan pergi dengan Jungsuk. Kamu akan ditemani Haejin," terang Yoongi.  

Aline mengangguk-angguk. "Oke, Oppa. Hati-hati di jalan."  

Setelahnya, Aline kembali mengayuh sepeda. Sepertinya ia sangat senang bersepeda, atau mungkin karena sudah cukup lama juga tidak bersepeda.  

Sebelum benar-benar pergi, Yoongi menatap lamat-lamat ke arah Aline selama beberapa detik. Entah mengapa tiba-tiba firasat yang tidak enak. Namun, ia tidak ingin terlalu banyak berpikir negatif.   

"Ayo, Jung," ajak Yoongi kepada Jungsuk. Ia lantas beralih menatap haejin. "Jaga Aline baik-baik."   

"Baik, Tuan."  

Yoongi berlalu dari sana, meninggalkan Aline yang tengah dijaga oleh haejin.    

Selepas kepergian Yoongi, Aline yang sudah terlihat lelah pun menghentikan laju sepedanya. Ia turun dari sepeda lalu berjalan mendekat ke arah Haejin dan duduk di samping pria botak itu.  

"Anda haus, nyonya?" tanya Haejin seraya menyodorkan sebotol air mineral.   

Aline yang haus pun mengambil botol minum itu dari tangan Haejin. "Terima kasih."  

Aline menegak air botol tersebut hingga tandas, tak tersisa. Ia hendak membuangnya, tetapi Haejin mengambilnya lebih dulu.   

"Biar saya saja yang membuangnya, anda tunggu di sini saja," ujar Haejin.  

Menurut, Aline pun menunggu haejin, memperhatikan pria botak itu yang tengah berjalan cukup jauh darinya untuk mencari tempat sampah.

Haejin lantas berjalan kembali ke arah Aline lalu duduk di sampingnya Aline, dengan memberi jarak tentunya.   

𝕯𝖔𝖘𝖊𝖓 𝖐𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗 || Min YoongiWhere stories live. Discover now