9. Dangerous Boy

127 87 15
                                    

M

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

M

alam ini kelima inti geng Infinixty21 sedang berkumpul di markas menunggu inti geng Archergoz datang. Zaga harus segera turun tangan dan menyelesaikan masalah Jarrel dan Izar tadi agar tidak ada lagi kesalahpahaman di antara mereka.

"Nunggu mereka datang berasa lagi nungguin crush peka anyig." kesal Gareen menguap lebar.

"Lo sih ngapain juga pakek perasaan, biasanya kalau Izar lagi bercanda dan pembahasannya tentang Ella lo biasa-biasa aja, gak tersulut emosi. Tapi kenapa sekarang lo malah emosi sih?" celetuk Basta di angguki Zaga dan Gareen.

Jarrel menghela napasnya kasar, cowok itu meremas kepalanya pusing. Masalahnya kali ini sangat berat, sangat susah buat dia hadapi.

"Gue stres, rasanya pengen jadi gila aja." ujar Jarrel dengan suaranya yang berat.

"Makanya jangan cari masalah mulu Rel, lo tau kan kalau Ella paling gak suka kalau lo buat masalah." Zaga menepuk pundak Jarrel.

"Gue gak cari masalah, tapi masalah yang suka nyari gue."

"Ada benarnya juga sih." ucap Gareen.

Ke-enam inti geng Archergoz pun datang, mereka langsung memasuki ruangan khusus untuk inti geng Infinixty21. Izar tersenyum menatap Jarrel yang sedang menatapnya sambil mengupasi kulit bibirnya yang mengering.

"No problem, gue maafin lo Rel lagian ini cuman masalah sepele doang jadi gak usah di perpanjang." kata Izar memulai percakapan.

"Oke." balas Jarrel seadanya membuat mereka melongo. Hanya itu saja?

"Gue cuman takut aja lo marah terus musuhin kita Zar," kata Zaga terkekeh pelan.

"Nggak lah, gue juga gak terlalu permasalahin itu--"

"Zar, gak bisa gitu dong!!" sela Nando tidak terima ketua mereka memaafkan Jarrel dengan sangat mudah. Karena pukulan Jarrel kemarin di kantin sekolah sangat kuat, walaupun bukan dia yang rasakan pukulan itu tapi tetap saja dia juga ikut tersulut emosi apalagi yang Jarrel pukuli adalah ketua mereka.

"Minimal lo pukul balik kek,"

"Ini cuman urusan biasa Ndo, gak perlu di besar-besarin--"

"Tetap aja gue gak terima lo di pukul Zar, apalagi itu teman terdekat geng Archergoz sendiri!!"

"Anjing kenapa lo malah sewot sih?! Izar aja gak terlalu permasalahin, lagian bukan lo juga yang di pukul kan." kesal Gareen menatap Nando kesal.

Zaga dan Izar segera menahan keduanya yang akan berdiri. "Udah Ndo, ingat kita gak lagi di markas, lo mau pulang tinggal nama di sini?" lerai Izar berucap sambil memelankan suaranya.

"Gue cuman kepo aja kenapa lo bisa se emosi itu, padahal kemarin gue ngomong cuman becanda,"

"Ada baiknya lo tenangin diri lo dulu Rel, kalau udah baikan lo bisa bicara sama kita." ucap Raksa.

"Dia udah keluar dari penjara. Gue khawatir dia buat rusuh dan cemarin nama Infinixty21 lagi."

"Terlebih dia udah tau, kelemahan kita sekarang itu Ella sama Rania." jelas Jarrel membuat mereka terdiam. Benar kata Jarrel, dulu mereka tidak memiliki kelemahan apapun jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan namun sekarang beda lagi.

Karena hanya Ella dan Rania yang berani mendekati mereka. Keduanya itu sudah mereka anggap seperti adek mereka sendiri.

"Kalau kita terus bareng terus sama mereka berdua, otomatis Deril bakal jadiin Ella atau Rania umpannya."

Zaga berdecak kesal, andaikan dulu mereka tidak berteman dengan Deril pasti masalah ini tidak akan ada.

"Ini semua salah lo Jarrel, andai dari lo bilang kalau Deril itu orang yang berbahaya, dan dia pernah masuk penjara pasti kita gak bakal mau temenan sama dia!!"

"Kenapa lo semua jadi salahin gue sih?! Gue juga gak tau dan gak kepikiran buat sampai di situ!" kesal Jarrel.

"Udahlah, kenapa kalian malah bertengkar. Bicarain ini baik-baik dan jangan pakai emosi!" ucap Izar mengingatkan Zaga.

Mereka pun berpamitan karena mempunyai kesibukan masing-masing. Zaga dan yang lainnya mengantar inti geng Archergoz sampai depan markas, setelah inti geng Archergoz pergi, mereka kembali masuk ke dalam markas dengan keadaan yang hening.

Bahkan anggota yang lainnya pun di buat heran karena tidak ada suaranya.

"Ada masalah bang?" tanya Jefran mendekati Zaga dan duduk di depan Jarrel yang sedang melamun dengan pandangan kosong.

Zaga menggeleng kepalanya tidak ada membuat Jefran mengerti. Basta berdehem dan mencoba membuat suasana menjadi sedikit hangat.

"Jadi gimana? Harus yah kita jauh dari Ella sama Rania?" tanya Gareen.

"Nggak usah, kita jalani hari-hari kita kayak biasanya aja. Asalkan kita harus terus waspada dan jagain Ella sama Rania,"

"Nggak ada yang tau kan kalau Deril pasti punya rencana buat balas dendam sama kita." kata Zaga membuat mereka mengangguk mengerti. Sedangkan anggota lainnya hanya menyimak dan mendengar dengan jelas ucapan Zaga.

"Kalian juga harus tetap waspada, jangan pernah buat masalah ke orang yang kalian gak kenal."

"Ya kalau dia duluan yang salah, otomatis gue balas lah," sela Gareen.

"Lagian kenapa harus takut? Mati? Tanam lah."

"Nggak ada sejarahnya geng Infinixty21 takut mati. Kalau ada berarti dia banci." tambah Basta tertawa membuat tawanya menyebar.

Jarrel hanya diam tidak mengucapkan sepatah kata pun, otaknya sedang berpikir tentang hubungannya dengan Ella ini mau di bagaimana kan. Ingin menghubungi gadis itu tapi ponselnya rusak.
Raksa membuang ponselnya tepat di tangan Jarrel.

"Ella sakit, ganti baju lo cepat kita ke rumahnya!"

Jarrel terkekeh pelan membuat mereka yang akan berdiri kembali terduduk menatap Jarrel bingung.

"Gue nginjek bayangan rumahnya aja, bokapnya bakal marah besar dan ngusir gue,"

"Gimana mau jenguk dia kalau sebagian besar keluarganya gak suka sama kehadiran gue."



"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Our Beloved Memories (End)Where stories live. Discover now