22. The Winner's Past

92 48 56
                                    

Pagi ini, Ella berangkat ke sekolah bersama ayahnya. Ketika tiba di gerbang sekolah, dia melihat banyak murid yang sedang membicarakannya entah itu tentang apa. Ella melihat ke arah parkiran dan ingin menghampiri Jarrel yang sedang bersama teman-temannya. Namun, seorang gadis cantik lebih dulu mendekati Jarrel dan merangkul pundak cowok itu.

Ella terdiam sejenak, kemudian Rania datang menghampirinya. Teman-teman Jarrel tidak menyapa Ella, bahkan Jarrel sendiri hanya diam menatapnya.

Rania bertanya, "Lo anak baru?" Namun, cewek itu malah lengket kepada Jarrel, membuat Rania jijik.

Basta dan Gareen mengajak Rania dan Ella untuk pergi ke kelas. Namun, Ella sudah terlalu kesal dan memisahkan cewek itu dari Jarrel."

"Maksud lo apa dekatin cowok gue?!"

Sesil berdecak kesal. Sangat terlihat dari raut wajahnya yang tidak menyukai keberadaan Ella. Jarrel segera membawa Sesil pergi.

"Apaan sih! Jarrel lo keterlaluan!" sentak Ella mendorong Sesil hingga terjatuh.

"Akhh! Jadi lo ceweknya Jarrel? Dengar ya, Jarrel itu cuman cinta sama gue,"

"Lagian lo terlalu polos, nggak cocok sama Jarrel,"

"Terus lo gimana? Jarrel juga nggak akan mungkin mau sama cewek kotor kayak lo!" perkataan Ella membuat Sesil naik pitam. Kalau dia bukan kekasih Jarrel, sudah lama ia mencabik-cabik wajah Ella, namun dia masih mengingat ucapan Jarrel kepadanya untuk tidak menyakiti Ella.

"Nyatanya, Jarrel lebih milih gue, dibanding lo!" Sesil memeluk lengan Jarrel dengan memamerkan senyumnya.

Ella mengepalkan tangannya, Jarrel benar-benar keterlaluan. Kemarin Lila yang mengganggu hubungan mereka, kini Sesil lagi yang tidak ia tau dari mana ia bisa mengenal Jarrel.

Tidak ada yang mau membantu Ella. Bahkan Jarrel hanya mampu terdiam sembari menundukkan kepalanya. Raksa yang sudah muak dengan sifat Jarrel yang tidak bisa mengambil tindakan langsung membawa pergi Ella.

"Gue kecewa sama lo, Rel. Lo harus bisa tentuin pilihan lo mulai dari sekarang!" kata Zaga menasehati Jarrel.

Zaga dan yang lainnya juga mengikuti Raksa dan Ella. Rania berhenti berjalan, dia menatap Jarrel dan Sesil dengan aura permusuhan.

******

"Sebenarnya Sesil itu siapa? Please disaat kek gini kenapa kalian nggak mau kasih tau gue yang sebenarnya!" Ella sangat kesal karena tidak ada yang mau bicara. Sekarang mereka sedang berada di rooftop bagian gudangnya.

Zaga menghembuskan napasnya dengan berat. Dia menatap Ella dalam. "Tiga tahun yang lalu, wakil ketua infinixty kita pernah ngalamin kasus narkoba. Dan itu kakak Jarrel, namanya Deril. Karena dia, polisi udah nggak ada yang percaya lagi sama geng kita. Padahal dulu, kita itu orang terpercaya para polisi karena sering bantu mereka cari orang yang sering memakai narkoba,"

"Tapi sekarang, salah satu anggota kami malah ikut kecanduan narkoba. Dan geng kita itu di awalnya bakal di bubarkan, tapi gue sebagai ketuanya tetap nggak akan mau," jelas Zaga yang mana masih kurang Ella dengar.

"Bukannya infinixty baru dibangun 2022?"

"Infinixty ada sejak tahun 2019, tapi emang belum terlalu terkena aja." Ella menganggukkan kepalanya mulai mengerti dan mencerna ucapan Zaga yang sangat mendetail.

Zaga menceritakan tentang awal pertemuan Jarrel dan Sesil. Saat kelas 8 SMP, mereka mulai membentuk geng, tetapi sulit mencari anggota. Hanya Sesil, seorang gadis kecil yang selalu menyemangati mereka dan bahkan dianggap sebagai ratu oleh geng tersebut. Entah bagaimana, Sesil kembali ke Indonesia setelah beberapa tahun tinggal di luar negeri.

Namun, Sesil menjadi penyebab Deril menjadi pecandu narkoba. Deril menyukai Sesil, tetapi Sesil justru lebih menyukai Jarrel. Awalnya, Deril hanya penasaran dengan obat-obat itu, tetapi lama-kelamaan ia menjadi candu dan mulai menggunakannya saat mengalami masalah."

"Terus apa alasan Sesil balik lagi ke Indonesia?"

"Ya, lo pikir lah secara logika. Kenapa dia balik lagi ke asalnya? Karena dia itu masih nyimpan perasaan sama Jarrel dan mungkin aja, sekarang dihatinya masih ada Jarrel sepenuhnya." ujar Rania di angguki oleh Basta dan Gareen. Sedangkan Zaga, Raksa, dan Jennie hanya menyimak.

"Lo masih mau pertahanin hubungan lo, sama Jarrel? Gue nggak yakin Jarrel bakal milih lo, El." ucapan Basta membuatnya menjadi kepikiran.

Ella menatap Zaga dengan tatapan sedihnya. Karena hanya Zaga yang mau membantunya. "Emang Jarrel masih punya perasaan ya sama Sesil?"

Zaga berdehem pelan sembari menggaruk kepalanya. Dia bingung harus memberi tahu Ella, takut membuat gadis itu semakin sakit hati. Apalagi mereka sangat tau sifat Jarrel yang seperti apa.

"Jarrel itu cinta banget sama Sesil, tapi karena dia tau kakaknya juga suka sama Sesil. Ya udah dia coba ikhlasin Sesil buat Deril,"

"Dan Jarrel yang lo kira itu sering main sama banyak perempuan itu salah, El. Dia itu Deril yang sering kali lo lihat di video yang entah lo dapat dari mana." kali ini bukan Zaga yang berbicara, melainkan Rania. Ella terdiam mendengarnya, tapi mengapa postur tubuhnya sangat mirip dengan Jarrel.

"Deril sengaja--"

"ANJING LO SEMUA!"

"GAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN GUE SAMA ELLA!!"

Pintu ruangan itu didobrak dengan sangat kuat. Semua orang langsung berdiri dan menatap Jarrel dengan was-was, takut cowok itu kehilangan kendali.

Jarrel mendekati Ella dengan wajahnya yang tampak memerah, entah habis menangis atau sedang menahan emosinya. Zaga dan yang lainnya keluar dan membiarkan keduanya berbicara secara empat mata.

"Lo pengen putus kan sama gue?" tanya Jarrel.

"Selama ini gue udah sabar ngehadapin sikap lo yang seenaknya sama gue. Oke! Sekarang kita putus!" Ella lantas menitikhkan air matanya yang tiba-tiba keluar tanpa seizinnya.

"Kenapa nggak dari dulu aja? Kenapa baru sekarang lo minta putus HAH?!" Baru kali ini Jarrel yang meminta putus. Dan mungkin saja hubungan mereka akan berakhir sampai disini.

"Gue udah percaya lo sepenuhnya, gue udah cerita semua hal tentang gue, ke lo. Tapi....tapi kenapa lo giniin gue?!"

"Gue udah ngeyakinin hati gue buat terus sama lo. Gue percaya nggak akan ninggalin gue, bahkan gue rela ngelawan orangtua gue demi lo, dan..."

"Perasaan gak bisa di paksa, El!" sela Jarrel dengan cepat.

"LO CUMAN JADIIN GUE TEMPAT ISTIRAHAT!!" Ella memukul dada Jarrel dengan semakin mengeraskan tangisannya. Bahkan mereka yang sedang berada di luar pun dapat mendengar isakan tangis Ella.

Jarrel tanpa berekspresi apapun menghentikan tangan Ella yang memukulnya. Dia menjauhkan sedikit tubuhnya dari Ella.

"Gue dari dulu belum bisa ngelupain Sesil. Dan gue kira lo bakal jadi obat supaya gue bisa lupain dia. Tapi tetap aja nggak ada penawarnya, dan selama gue bareng terus sama lo itu sama aja buang-buang waktu!"

"Lo udah dengar, kan semuanya tentang gue? Sekarang gue udah balik ke rumah gue yang dulu....Sorry, El. Hubungan kita emang dari dulu nggak di restui. Dan mungkin ini udah jalan satu-satunya buat kita putus."

Our Beloved Memories (End)Where stories live. Discover now