48 - Hyunjae

1K 83 94
                                    

Ada alasan kenapa kamu suka bulu tangkis.

1. Karena seru, menyenangkan, dan menyehatkan.
2. Karena ada laki-laki songong dan arogan yang cuma banyak omong, Hyunjae.

Sebenarnya orangnya sih tampan, baik hati juga. Lumayan idamanlah. Sayangnya, orangnya terlalu banyak omong, songong, dan arogan pula. Setiap sedang sparring bersama atau kegiatan lomba seperti class meeting, laki-laki itu pasti akan berkata dengan sombongnya, "lo bakal kalah telak sama gue!"

Jangan salah, laki-laki itu memang jago dalam hal bulu tangkis. Melawannya benar-benar butuh trik untuk menang, untungnya kamu sendiri adalah orang yang cukup cerdik. Dan saat kamu menang, kamu balik menyombongkan dan melunturkan ekspresi songong di wajahnya.

Makanya dia kesal sekali denganmu.

Kamu sih malah merasa puas bisa melukai ego orang sombong sepertinya.

Dan kocaknya, setiap ada class meeting kelasmu selalu akan masuk babak final bersama kelas Hyunjae, yang mana tim ganda campuran kamu harus melawan tim ganda campurannya. Alias kamu dan dia akan berkompetisi.

Bisa dibilang, pemain terbaik yang dimiliki sekolahmu ya kalian berdua. Itulah mengapa kalian selalu turun ikut pertandingan bulu tangkis sebagai ganda campuran. Dan jujur saja, bekerja sama dengan musuhmu itu melelahkan. Bahkan setelah satu tahun lebih terus-terusan bekerja sama di lapangan, kalian tetap jadi musuh.

Namun, yah, namanya juga kamu, kisah cintanya klasik. Dari benci jadi cinta.

Dan mulai dari situ kamu suka sekali menggodanya. Orang-orang termasuk Hyunjae sih melihatnya sebagai strategi untuk memecah konsentrasinya, padahal aslinya kamu benar-benar menggombal. Yah, siapa pula yang akan percaya kalau kamu benar-benar menyukai Hyunjae?

Sekarang sudah memasuki semester dua tahun keduamu. Baru juga hari pertama dan kamu telah mendapati Hyunjae sedang berjalan dengan raket di tangannya. Coba, orang gila mana hari pertama masuk sekolah, pagi-pagi pula, langsung main bulu tangkis?

Cowok ini terlalu obsesi.

Kamu bersandar di tembok koridor menuju lapangan sambil memandangnya dengan kedua tangan terlipat, menunggu cowok itu untuk melihatmu sebelum kamu menyapanya. Dan benar saja, Hyunjae langsung melihatmu saat ia lewat lalu ia mengerang.

"Halo, freak," sapamu dengan alis naik.

"Nama gue bukan freak!" protesnya dengan ekspresi kesal.

"Ya udah, ganti. My present, gimana?" Kamu melangkah maju ke hadapannya dan mengedipkan sebelah mata. "You're my present."

Dan, pipinya memerah. "Kita lagi gak tanding, gak usah pake trik murahan lo." Hyunjae berkata dengan nada kesal, tetapi dia jelas-jelas terlihat salah tingkah.

"Ah, masa sih? Kalau trik murahan, masa berhasil mulu?" Kamu menatap cowok itu dari ujung rambut hingga ujung kaki lalu tersenyum miring. "Dua minggu gak ngelihat lo, ternyata banyak yang berubah ya. Jadi tambah ganteng." Laki-laki itu terlihat makin salah tingkah. "Sayang, ganteng doang gak cukup bikin lo menang dari gue." Kamu mengedipkan sebelah matamu lagi selagi berjalan melewatinya. "Jangan sia-siain muka cakep lo dengan skill lo yang ampas itu, oke? Dadah."

Namun, kamu berhenti saat berada tepat di sebelahnya. "Anyway, I miss you." Belum sempat Hyunjae merespon apa-apa, kamu sudah lebih dahulu pergi meninggalkannya.

"Argh, cewek gila!" gerutu Hyunjae, tetapi matanya terkunci pada punggungmu yang menjauh. "Kenapa gue salting, astaga, jantung gue deg-degan." Ia mengacak-acak rambutnya frustrasi.

Ia tidak suka kamu pergi begitu saja setelah mengobrak-abrik hatinya, tetapi ia juga tidak mau menahanmu karena itu akan terlihat seperti ia menyukaimu. Mau ditaruh mana muka sombongnya?

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang