12

444 73 9
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Song Hangyeom.

Pria ini.

Obsesi Jaehan akan sebuah hubungan yang sempurna adalah berawal dari pria ini.

Namun, kesempurnaan di mata Jaehan sungguh berbeda.

Awal hubungan keduanya berawal dari saat Jaehan sudah mulai bekerja di kantor di mana ibunya lah yang menjadi pemimpinnya. Hangyeom merupakan salah satu karyawan di sana. Hanya pekerja biasa, tak ada yang istimewa, kecuali paras tampannya. Mungkin juga kebaikan hatinya.

Pria itu sabar, juga tak jarang memberi senyum lebar.

Pada pandangan pertama, tak cukup mengesankan bagi Jaehan.

Sampai Jaehan dipindahkan ke tempat di mana ia bisa melihat dan mengenal Hangyeom lebih dalam.

Jelas itu bukan cinta pada pandangan pertama, namun bisa dikatakan bahwa Hangyeom adalah cinta pertamanya.

Gayung bersambut, Hangyeom memberinya respon dengan lembut. Siapa yang menyangka jika pria itu juga tertarik padanya.

Semua baik-baik saja, sampai Jaehan harus pergi ke tempat yang lebih tinggi.

Kursi presdir yang mana itu adalah posisi sang eomma sebelum digantikan olehnya.


***



Yechan mendengarkan cerita Sebin dengan seksama.

Ia tak terlalu bereskpektasi saat Sebin yang tak ia kenal tiba-tiba menunggu di gerbang kampusnya.

Ia bahkan melihat sekeliling kalau-kalau ada Jaehan di sana. Dalam hati ia memang mencari-cari, mungkin karena sudah tak bertemu selama beberapa hari.

Bukan rindu, hanya belum terbiasa tanpa diganggu -sanggahnya.

"Dan ... untuk apa kau mengatakan itu padaku?"

Cerita soal Hangyeom dan Jaehan, rasanya itu bukan urusannya. Walau sedikit tersinggung karena bisa-bisanya ia bukan yang pertama.

Lagi-lagi Yechan merasa ingin membenturkan kepalanya.

"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa harus mengatakan ini padamu. Mungkin karena kupikir kalian memiliki rasa yang sama."

Alis Yechan terangkat, "Rasa yang sama? Siapa?"

"Kau dan Jaehan tentu saja." Sebin tertawa.

Yechan sendiri tak tahu apa yang lucu.

"Aku hanya berharap kau bisa mencintainya tanpa harus membuatnya ketakutan akan ditinggalkan."

Yechan terdiam, mencoba mencerna apa yang Sebin ingin sampaikan. Namun, otaknya hari ini sedang tak berguna, jadi ia memutuskan untuk bertanya, "Apa maksud mu?"

"Penyebabnya putus adalah karena Jaehan selalu ingin menjaga Hangyeom tetap dalam pandangannya. Kau pasti paham karena kau juga seseorang yang menginginkan kebebasan."

Benar. Pengekangan hanya semakin menjauhkan hubungan.

"Mm. Kurasa aku mengerti, tapi satu hal yang perlu kau tahu, hyung ... aku bukan siapa-siapa bagi Jaehan. Lagipula, dia sudah punya supir baru. Tak ada alasan lagi bagiku untuk tetap dekat dengannya."

Yechan hanya bisa berharap, Jaehan menemukan kebahagiaan. Siapapun itu yang bisa memenuhi ekspektasinya dan bisa membuatnya bahagia.

Akan tetapi ...

"Itu hanya asumsi mu sendiri. Kau tahu kenapa dia menggantimu dengan supir baru?"

Entah mengapa perasaan Yechan tak terlalu nyaman saat mendengar Sebin melontarkan pertanyaan.

Sayangnya, ia tetap harus mendengarkan.

"Itu karena dia ingin kau fokus pada kuliahmu dulu untuk saat ini. Jaehan akan mencarimu lagi saat kau lulus nanti."

Perasaan Yechan terasa semakin tak nyaman. Bukankah Jaehan terdengar semakin mengerikan?

"Jika aku menolak?"

Sebin mengangkat bahunya, "Jika kau bisa melakukannya, maka lakukanlah."

Yechan bahkan tak bisa bertanya apapun lagi. Terlebih saat ia mendengar kalimat yang Sebin gumamkan.

"Sial! Seharusnya bagian ini masih jadi rahasia."

2nd ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora