32 #tekad

667 61 9
                                    

HAPPY READING 😊
_______
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
__________________

Bian meneguk ludahnya karena jawaban Aga yang menggantung.

Jujur sebenarnya ia juga penasaran, setaunya bukankah Aga itu anak pungut? Ups.

Lalu apa alasan Aga? Itu yang selalu ada di benak Bian saat melihat Aga begitu antusias membuat Reza menderita.

Ares yang mendengar di balik tembok juga menjadi lebih penasaran dengan sebenarnya apa alasan Aga?

"Alasan Lo apa?"

Akhirnya Bian memutuskan untuk bertanya, karena setelah jawaban Aga yang menggantung suasana menjadi canggung, dan Bian tak suka itu, apalagi rasa penasarannya yang sudah level max.

Aga diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "kalian berdua gak perlu tau alasan gue, cukup lakuin apa yang gue perintahin!" Aga menatap manik mata Bian dan Bianca satu-persatu membuat mereka bergidik ngeri.

Ares terpaku sejenak sebelum akhirnya ia menunjukkan dirinya.

Prok

Prok

"Bagus banget ya akting kalian? Selamat! Kalian berhasil nipu gue, seolah bergantung sama kalian, kenapa gak coba ikut casting film?" Ares bertepuk tangan seraya tersenyum lebar kepada mereka yang terkejut.

Aga yang mendapat kejutan dadakan merubah raut wajahnya, bibir mungilnya perlahan melengkung atau bisa di bilang ia tersenyum manis menjawab senyuman Ares.

"Iyaa kan? Hebat banget kan kita? Berhasil nipu orang tolol kek Lo," tawa lebar Bianca.

Wahh, kata-kata Bianca tepat mengenai sasaran menusuk Ares.

Bian? Ia mengalihkan pandangannya seolah tak mau bertatapan langsung dengan Ares, padahal Ares sedari tadi memperhatikan Bian.

"Gimana rasanya? Enak kan di khianati orang yang paling Lo percayai?" Aga perlahan mendekati Ares.

Tangan kecil Aga mengelus kepala Ares. "Cup cup jangan seneng ya, soalnya nanti makin banyak masalah yang Lo hadapi," ucap Aga tersenyum lembut.

Ares menatap sengit Aga, bagi Ares senyuman Aga adalah penghinaan untuknya.

Ares menepis tangan Aga, ia mengelus kepalanya sendiri untuk membersihkan kuman dari rambutnya.

"Lo salah! Gue belum sepenuhnya percaya sama mereka, intinya rencana Lo gagal ngebuat gue jatuh sejatuhnya jatuhnya karena mereka belum cukup buat gue bergantung sama mereka!" ucap Ares lantang, telunjuknya menunjuk Bian dan Bianca bergantian.

"Ohoo~ ini belum sebagian dari rencana gue Reza, gue ingetin sama Lo siap-siap dengan masalah selanjutnya." Aga tersenyum manis menghiasi wajah mungilnya.

Ares mengepalkan tangannya, apa lagi yang Aga rencanakan kali ini? Sampa kapan Aga membiarkan hidupnya tenang?

Ares menarik kerah Aga yang semakin membuat Aga tersenyum lebar.

"Mau mukul? Silakan kalo Lo siap dengan konsekuensinya," provokasi Aga.

Ares melepas tangannya, ia tak bodoh untuk mengetahui bahwa Aga pasti akan memfitnahnya lagi.

Sang Bintang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang