58•||• ibarat kata

1.2K 106 0
                                    

---NGGA SUKA NGGA USAH BACA---

•••HAPPY READING•••

•••

"Ck! Kenapa susah banget si!"

Berulang kali Axel mendobrak, kegagalan yang Axel dapatkan. Sekarang dia berfikir bagaimana cara membukanya. Dari dalam Arya berteriak semakin tidak terkendali.

"AR, LO BISA BUKA KUNCINYA GA?!"

"ARRGGHHH, SA-SAKIT! EL.... BANTU GW!" Axel semakin kebingungan caranya. Sepertinya ia harus mencoba sekali lagi.

Buk

Brak!

Pintu terbuka dan Axel langsung masuk. Melihat Arya yang terkapar lemas dengan terus memegang area yang sakit.

"Bagian mana yang sakit?" Tanya Axel berjongkok. Membantu Arya untuk duduk

"Da-dada gw sakit el, ka-kaki kaki gw lemes." Axel melirik pintu, lalu membantu Arya berdiri dan memapahnya ke salah satu toilet.

"Lo punya penyakit dalam?" Arya menggeleng dengan sesekali meringis kesakitan.

"Awsshh, arrghh.... AKHH!" Teriak Arya saat ia merasakan jantungnya seakan diremas oleh seseorang. Nafasnya sudah memburu dan lagi lagi ia terjatuh terduduk karena kakinya yang semakin lemas.

Axel bingung apa yang harus ia lakukan, dia bukanlah dari jurusan perawat ataupun dokter. Memanggil bantuan pun sama saja, itu hanya memperkeruh masalah. Hanya memandang dan sesekali membantu memijat kakinya.

Tiba tiba saja dengan waktu yang sangat cepat, Arya terjatuh pingsan tanpa teriakan yang terdengar lagi. Axel semakin panik dan memangku kepala Arya

"Ar? Bangun Ar. Gw takut," Ucap Axel menepuk nepuk pelan pipi Arya.

"Arya kenapa?" Batin Axel bertanya tanya.

Di bawah alam sadarnya Arya terbangun menatap sekeliling

"Aku menanamnya di diri anak kecil ini. Menyatulah saat 2 kepribadian muncul."

"Kenapa kau menanamkan sifatku di diri anak kecil ini? Aku seorang raja!"

"Kelak dia akan menjadi seorang pemimpin, dan seorang pemimpin harus memiliki sifatmu!"

"Dan kenapa penyatuanku harus menunggu 2 kepribadian lain muncul?!"

"Kau seorang raja, kenapa terus bertanya?!"

"Raja juga manusia bodoh! Kau hanyalah penyihir yang diutus leluhur ku!"

"Leluhurmu juga leluhur anak kecil ini. Selain sifatmu  yang menyatu, dirimu juga harus melindungi tubuh anak kecil ini hingga dia menutup matanya!"

"Aku tidak menerima perintah dari mu penyihir!"

Arya melihat dan mendengar tak jauh dari tempat kedua orang itu berdiri. Terdiam dan mencerna obrolan keduanya.

Tiba tiba saja pundak nya di tepuk oleh seseorang dari arah belakang.

Arya berbalik dan betapa terkejutnya melihat orang yang tadi ia pantau justru berada di hadapannya.

"Penyatuanmu dengannya memang menyakitkan. Itu karena raja yang berada di jiwa mu sedikit menolak menyatu dengan mu. Tahan sebentar, dan kau boleh mengumpat nya sesukamu" Arya diam saat penyihir itu berbicara

𝐖𝐫𝐢𝐭𝐭𝐞𝐧 𝐈𝐧 𝐁𝐨𝐨𝐤 (PROSES REVISI) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ