22 - Kekesalan yang Terpendam

359 57 11
                                    

Love Poem - IU
00:00●━━━━━━━04:18
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Menarik koper dan berjalan beriringan dengan Alex yang sedikit merangkul Reki karena lelaki berambut merah itu mengalami jet lag yang cukup parah sampai-sampai membuat tubuhnya terasa lemah sehingga Alex terus membujuk agar beristirahat sebentar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menarik koper dan berjalan beriringan dengan Alex yang sedikit merangkul Reki karena lelaki berambut merah itu mengalami jet lag yang cukup parah sampai-sampai membuat tubuhnya terasa lemah sehingga Alex terus membujuk agar beristirahat sebentar. Butuh banyak usaha untuk membujuk Reki yang sangat keras kepala, tetapi akhirnya Reki menyerah dan duduk di kursi tunggu yang ada di bandara.

Kepalanya terasa pusing, dan ia juga mengalami mual dan lemas. Alex bangkit. “Aku akan membeli minum, sebentar!” lelaki berambut pirang itu pun berlari pergi mencari mesin minum.

Kedua netra melihat sekitar bandara yang cukup ramai membuatnya teringat pertama kali naik pesawat pergi ke Amerika setelah lulus SMA. Kini ia kembali setelah sekian lama pergi dan tidak pernah lagi menghubungi orang-orang dikenalnya kecuali keluarga. Dari mulai mengganti nomor ponsel sampai mengganti akun media sosial—Reki benar-benar pergi dari hidup Langa bahkan dan juga teman-teman yang lainnya. Ia telah memenuhi janji pada Adam, seharusnya kali ini ia bisa kembali dengan tenang tetapi tetap saja ia takut.

Ia takut jika bertemu dengan Langa atau teman yang lain—mereka akan membencinya—karena telah pergi tanpa sepatah kata pun.

“Ini minumlah!” Alex menyodorkan satu botol air mineral pada Reki, lelaki itu kemudian duduk di samping Reki. Masih dengan tenang dia juga berkata, “Tadi aku melihat banyak kerumunan sepertinya ada orang terkenal.”

Reki tidak peduli sehingga ia tidak begitu menanggapi, lebih fokus memijat-mijat dahinya meminimalisir rasa pusing. Namun, tubuhnya seakan membeku saat melihat seorang lelaki yang memakai jaket hijau neon—dia bukan bocah lelaki yang biasa bersikap sombong lagi; Miya tampak lebih dewasa dan lembut dari terakhir kali Reki melihatnya.

Lelaki itu berbicara halus saat menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para wartawan dan juga penggemar yang datang. Benar, suasana bandara menjadi tampak lebih ramai, Reki semakin merasa pusing ditambah melihat kembali orang yang dikenalnya.

Ada rasa rindu yang menggerogoti—ingin berlari dan menghampiri Miya Chinen, tetapi ada ketakutan juga yang membuatnya ingin berlari menjauh. Tanpa sadar tangannya memegang tangan Alex yang masih duduk di sampingnya. Perilaku aneh Reki jelas menimbulkan keheranan pada Alex, lelaki berdarah Eropa itu menatap Reki dan melihat arah mata Reki yang tampak fokus melihat seseorang yang tengah dikerumuni beberapa orang. “Apa kamu mengenalnya?” tanya Alex.

“Ayo kita pergi!” Tiba-tiba Reki bangkit, tangan kanan menarik koper sementara tangan kiri masih memegang tangan Alex lalu ia berjalan begitu cepat.
Hingga tanpa sengaja Reki menabrak seseorang berpakaian hitam; dari atas sampai bawah pakaiannya berwarna hitam bahkan juga memakai kacamata hitam, topi hitam dan masker hitam. Dengan panik Reki berujar, “Mohon maaf aku tidak sengaja. Apa kamu terluka?”

With Or Without | ReNga ✓Where stories live. Discover now