CHAPTER 6

53 22 12
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

Jam istirahat kali ini Jehan tidak pergi ke kantin. Dia tidak lapar, juga tidak nafsu makan. Laki-laki itu memilih untuk diam saja di kelasnya, memandangi foto-foto yang menempel di setiap kertas dalam sebuah buku diary yang covernya tertulis huruf JZ.

Foto-foto itu adalah foto Zizi dan Jehan. Setiap hari, Jehan selalu mengabadikan momen mereka berdua saat bersama. Ada satu foto yang sangat indah, membuat Jehan tersenyum simpul. Melihat foto itu, Jehan jadi ingat apa yang dikatakan Zizi waktu itu lewat bahasa isyaratnya.

~~
' Jehan suka bunga apa?'

"Bunga?" Jehan tampak berpikir, sedangkan Zizi yang bertanya serius mengamati wajah bingung Jehan, menunggu laki-laki itu menjawab.

"Bunga mawar putih." Jawab Jehan sambil tersenyum.

'Kenapa mawar putih?'

"Suka aja. Kalo kamu?" Jehan membalikkan pertanyaan.

'Aku suka bunga baby breath,' katanya lagi dengan bahasa isyarat. Lalu tersenyum,

Jehan masih bingung. Dia hanya mengerti kata aku suka bunga setelah itu dia sudah tidak paham. Untungnya Zizi mengerti kalau Jehan mungkin kesusahan menerjemahkan kata-katanya. ia lalu mengambil ponselnya, masuk ke dalam memo, dan menuliskan apa yang dikatakannya lewat bahasa isyarat barusan.

"Kenapa suka baby breath?" Tanya Jehan setelah membaca tulisan Zizi di memo ponselnya.

'Baby breath itu cinta abadi, murni, bebas' Zizi tersenyum, Jehan hanya manggut-manggut, mengerti dengan apa yang dikatakan Zizi lewat gerakan tangannya.

'Kalau nanti Zizi udah gak ada, Jehan bantu Zizi ya?' Perempuan dengan rambut yang hitam panjang itu semakin melebarkan senyum, hingga mata sipit bulat miliknya hampir hilang dari wajahnya.

Sedangkan Jehan, "Maksud gak ada itu..apa ya?" Pura-pura tidak tahu, padahal dia mengerti kemana arah perkataan Zizi barusan, "maaf, kalo gak jelas aku gak mau bantu hehe" lanjut Jehan lagi dengan mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.

Zizi cemberut, padahal dia ingin Jehan langsung mengiyakan permintaannya dan mau membantu dirinya. Tapi Zizi harus tetap menyebutkan permintaannya.

'Kalo aku sudah tidak ada di dunia ini. Tolong hias makam aku dengan bunga baby breath ya,' pintanya, 'Zizi ingin bebas,' lanjutnya lagi, matanya masih menatap Jehan lekat.

Zizi kemudian menangkupkan kedua telapak tangannya, meminta tolong dengan sangat pada Jehan, itu terlihat dari mata Zizi. Tentu ada rasa iba yang hadir di dalam hati Jehan. Mengingat semua masalah yang sering Zizi hadapi, dia pasti ingin bebas, itulah mengapa dia suka bunga baby breath.

Jehan akhirnya mengangguk pelan. Ia memegang kedua tangan Zizi yang masih ditangkup. "Aku akan bawain bunga baby breath buat kamu. Tapi jangan pergi. Karena Zizi juga harus bawain bunga mawar putih buat Jehan."
~~

Ujung HalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang