CHAPTER 22

20 12 10
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

Sudah hampir 10 menit Jehan berdiri di samping motornya. Matanya celingak celinguk kesana kemari berharap seseorang muncul, yap lagi-lagi Jehan menunggu Gena.

Kali ini Jehan menunggu sebagai pacar, bukan sebagai orang yang merasa khawatir dan menawarkan bantuan.

Jehan kembali melihat jam yang menempel pada pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.45, dan Jehan belum mendapati sosok Gena.

Padahal biasanya kelas IPS 5 akan keluar lebih dulu dari kelas IPA 3, namun Jehan jadi curiga kalau kali ini kelas IPA 3 yang sudah pulang lebih dulu.

Jehan pasrah, ia mengambil ponselnya, berniat memberi tahu Raka bahwa ia akan segera ke SMA Fajar Bangsa untuk menjemput Raka.

Tadi sebelum bel pulang berbunyi, Jehan sudah memberi pesan teks pada Raka bahwa ia akan pulang bersama Gena, dan akan menelepon taksi langganannya untuk Raka. Tapi kali ini ia akan menelepon Raka untuk membatalkan rencananya itu.

Saat akan menekan tombol panggilan, Ternyata Raka sudah lebih dulu menelepon Jehan.

"Jehan, lo gak jadi pulang sama Gena?"

"iya kenapa?"

"lo beneran pacaran sama gena?"

"ha?"

Jehan tentu bingung dengan pertanyaan itu, arah pembicaraan Raka aneh. pertanyaan kedua tidak nyambung dengan pertanyaan pertama.

"tadi gue liat Gena pulang bareng cowok,"

Jehan melotot, tidak percaya dengan yang barusan dikatakan oleh Raka.

"Gena sama siapa?"

"Ya mana gue tau, cowoknya aja pakek seragam Ranajaya, Gue anak Fajar Bangsa, ya jelas tida tau saya"

"Anak Ranajaya mana ada bawa mobil." Jehan membantah pernyataan Raka. Setahu Jehan tidak ada siswa lain selain dirinya yang membawa mobil ke sekolah, bukan mau sombong, tapi Jehan memang tidak pernah melihat mobil yang terparkir di parkiran khusus para siswa.

Mungkin ada yang pernah, tapi saat pertama kali masuk ke Ranajaya hingga sekarang, Jehan tidak pernah menyaksikan langsung siswa lain membawa mobil ke sekolah ini. Hal ini perlu ditanyakan pada Kenan, sayangnya, si manusia penyuka club fotografi itu sudah menghilang dari lingkungan Ranajaya lebih dulu.

"Ada—

"Jehan Adiptya." Tuntas Raka yang berhasil membuat Jehan seketika menyipitkan matanya, kalau saja Raka ada di hadapannya saat ini Jehan mungkin akan menggigit kepala Raka.

"Tapi gue punya firasat buruk,soalnya.."

Raka menjeda ucapannya cukup lama membuat Jehan menjadi gemas sendiri karena tak kunjung mendengar lanjutan kalimat dari Raka.

Ujung HalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang