CHAPTER 23

16 12 27
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

Siang itu, Cuaca sedang tidak sehat, langit nampak gelap disertai gerimis yang makin lama makin deras. Ditengah serangan hujan yang cukup lebat, Jehan semakin mempercepat laju Motor sport hitamnya dengan kecepatan mencapai 80km/jam.

Tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup karena derasnya hujan itu, Jehan tetap pada tujuan utamanya, menyusul dan mencari Gena. Ia tidak mau kehilangan kekasihnya untuk yang kedua kalinya lagi.

Sementara ditempat lain, Mobil berwarna kuning yang dikendarai oleh cowok berwajah Jepang yang tak lain adalah Kelvin juga tak kalah cepat lajunya dengan motor Jehan.

Mobil itu sudah berjalan jauh dari keramaian kota dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Banyak pepohon besar yang tumbuh menjulang di sisi kiri dan kanan jalan.

Angin berdesir kencang. gelapnya langit tidak menggambarkan siang hari. Kelvin sekilas melirik jam ditangan kirinya, masih pukul 15.00, ia lalu menurunkan kaca mobilnya melihat awan hitam yang seakan malas untuk beranjak.

kegelapan itu juga didukung oleh rimbunnya pepohonan yang menjadi penghalang sinar matahari. Sekarang langit sudah tertutup rapat oleh awan. Sepertinya hujan deras akan turun, pikir Kelvin.

Kelvin melirik ke sebelah kiri, senyum miring muncul saat ia melihat Gena masih nyenyak tertidur karena obat yang sudah dikonsumsi olehnya.

Kelvin semakin mempercepat laju mobilnya, karena jika ia terlalu lama berada di jalan, kemungkinan besar efek obat tidak akan bertahan lama lalu Gena akan bangun dan pastinya perempuan itu tidak akan diam saja jika ia tahu kalau dirinya bersama dengan Kelvin di dalam sebuah mobil.

Tepat ketika beberapa meter lagi berbelok ke arah yang di tuju Kelvin, tiba-tiba seekor kucing hitam melintas di depan mobil.

Kelvin hilang kendali, kepalanya membentur stir mobil karena rem mendadak, untungnya tidak parah.

Jantungnya berdegup kencang karena kucing yang melintas secara tiba-tiba. Kelvin menengok ke belakang sambil memicingkan mata. Kucing tadi sudah tergeletak di jalan dengan banyak darah mengalir yang sudah bercampur dengan air hujan.

"Shit"

Kelvin lalu turun dari mobilnya dan berjalan ke arah belakang mobil menghampiri kucing naas itu. Kelvin bergidik, pasalnya si kucing tersebut rupanya terlindas ban mobilnya yang membuat seluruh isi badan kucing hitam itu keluar.

Kelvin kini dipenuhi perasaan gusar. Ia melirik lagi ke mobilnya yang di dalamnya ada Gena. Terbesit dalam benak Kelvin untuk meninggalkan kucing itu begitu saja, tapi cerita yang menyebar membuat bulu kuduknya berdiri dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk tidak peduli.

Kelvin masih diam mematung sambil menatap jijik kucing itu, Dia mengacak rambutnya kasar, masih berpikir untuk menolong kucing itu dengan cara apa. Kelvin lalu melirik seragamnya. Sialnya seragam Kelvin hanya satu. Dan dia terpaksa harus membeli lagi jika seragamnya ia korbankan untuk kucing itu.

Ujung HalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang