Second My life

371 18 0
                                    

Di sebuah tempat yang jauh.

Kita bisa lihat bahwa lima pemuda yang tengah berkumpul di ruang tamu sedang asik bermain PS sambil bercanda tawa tanpa menghiraukan keadaan sekitar yang tadi rapi mulai berantakan.

"OH YA AMPUN! KENAPA RUANG TAMU UDAH KAYAK KAPAL TERBALIK!" teriakan menggelegar dari wanita berumur itu saat mengetahui si biang kerok kekacauan ruangan yang barusan ia bersihkan.

Lihat saja karpet yang terlipat rapi kini meleber tak terbentuk, berbagai snack yang berhamburan di lantai dan jangan lupakan para putranya itu masih mengenakan seragam sekolah yang sudah kusut.

"MAMA KENAPA SIH TERIAK-TERIAK KUPING AKU BUDEG NIH!" ujar pemuda berambut hitam dengan bibir moncong bebek.

"GILA! GUE KIRA SUARA MAK LAMPIR, HAMPIR AJA JANTUNG GUE KELUAR DARI TEMPAT." ucap pemuda berambut coklat agak panjang sebahu.

"DANIEL, GAVIN, JAGA OMONGAN KALIAN SAMA YANG LEBIH TUA YA! ATAU MAMA GAK KASIH UANG JAJAN SELAMANYA!"

"AMPUN MAMA KU SAYANG!"


Teriakan dua pemuda itu menjadi penutup siang itu karna mendapat jeweran maut sang mama.



💝💝💝

"Ya bagus, bersihin itu semua...yang kinclong pokoknya!"

"Mama enak tinggal nyuruh, kami kan capek." keluh si bontot.

"Khandra ikut durhaka kamu sama kedua kakak mu itu!"

"Siapa ma?" tanya Daniel di sulung polos ingin sekali wanita cantik itu menampol wajah ganteng sang putra tapi dia tak tega.

Terkadang dia heran, ngidam apa dia dengan anak sulung yang kelakukan seperti anak bebek eh maksudnya walau Daniel itu yang tertua dia masih bersifat kekanakan kayak si bontot,  kelakukan super jahilnya bersama Gavin si bungsu tengah  yang selalu menjadi partner crime nya.

Seandainya kamu merasakannya...hati ini terlalu lelah. Batin Diana ibu dari lima pemuda berkedok bocah TK itu.

"Ma sampah udah penuh." ucap si anak kedua bernama Andrian. Dia satu satunya si jarang ngomong di antara empat anak tipe ekstrovert namun walau karakternya seperti anak kutu buku jangan salah introvert tidak selamanya selalu pendiam.

Terkadang yang paling cuek, tapi justru paling perhatian....ehem.😌

"Ya buang kok bengong."

"Bukan bengong ma tapi otaknya kadang lemot." ucap pedas Gavin si anak yang suka cari masalah hidup.

Andrian kalo marah pasti diam tapi tatapannya itu loh...tajamnya kayak pisau, nembus ke hati Gavin yang langsung bergidik ngeri pas ngerti kode warning dari death glare kakak keduanya itu lari sembunyi di belakang punggung Daniel.

"Kak udah jangan peduliin dia biar cepet selesai." ucap Felix yang mulai jengah dengan radar kewarasan para suadara nya. Terkadang ia binggung apa hanya dia yang normal di antara para saudaranya bahkan dia lebih pintar dari kakak sulungnya.

Bukan maksud mengejek memang fakta kalo Felix itu pintar.

"Anak-anak ku yang pinter dan budiman."

"Ma kita bukan anak pak Budi."

"Khandra bisa diem dulu gak, mama mau beri pencerahan sama kalian."

"Ma jangan kasih sirami rohani mending nyanyi lagu aduhai mama muda...eh adaw!" lagi-lagi si sulung kena getok sama sapu yang di pegang Khandra di ambil paksa sama Diana buat nyadarin anak satunya itu.

"Kalian ini udah besar tapi kelakuan masih kayak bocah yang kayak kerasukan reog! sekarang mandi, ganti baju terus bobo siang sana!oh ya Gavin jangan lupa minum susu penambah tinggi!" ucap wanita cantik itu sambil melotot ke arah Gavin.

"Mama kira aku boncel apa!" protes Gavin tak terima walau kenyataan dia memang lebih pendek di banding saudaranya yang lain.

(Kenyataan memang sesakit itu Gavin makanya jangan macam-macam sama emak. Petuah author bijak.)

"Ya kamu cuma kurang tinggi, udah masuk ke kamar kalian masing-masing! teman-teman mama mau datang buat arisan."ucap Diana yang rupanya sudah mengenakan pakaian modis ala Katty Perry.

Sementara itu Daniel yang rupanya pergi duluan kembali ke kamar kini tengah bersantai membaringkan tubuhnya lelah di atas kasur empuk setelah tugas dari mamanya selesai.

Saat ia menatap ke langit-langit atap pikirannya menerawang.

Dia berpikir apa kehidupan yang ia jalani akan terus sama di kehidupan selanjutnya, apakah mungkin?

"Kira-kira gimana ya kalo aku bertukar posisi dengan kehidupan seseorang orang yang berbanding balik dengan ku? ah! apa yang tadi ku pikirkan! aneh sekali....hoammm." mulutnya menguap karna tiba-tiba saja dirinya di serang rasa kantuk besar yang menyerangnya.





...

"Eughh...dimana aku?"

"Kau sudah sadar son, apa masih ada yang sakit?"

"Huh?anda siapa?"

"Shit! apa Tristan telah menjadi dokter tak berguna! bagaimana mungkin putra kesayangan ku tak mengenali ku!"

Daniel yang baru saja sadar alias terbangun dari tidurnya tak mengerti dengan omelan pria yang menurutnya sangat tampan dan berwibawa.

Tunggu...dia jadi tak mengerti.

Apa ini kamarnya?

Daniel POV.

Hah...aku masih binggung, apa yang terjadi sebenarnya? atau ini hanya mimpi? tidak,  berapa kali aku mencubit pipi ku sampai merah tetap saja aku masih berada di tempat asing ini. Di tambah pria asing yang sedari tadi bersama ku saat aku bangun, dia sama sekali membiarkan ku beranjak sedikit pun dari ranjang.

Jujur saja aku sama sekali tak mengenalnya tapi kenapa dia begitu peduli dengan pada ku.

Namun ternyata bukan hanya ada pria itu di dalam ruangan besar ini, ada dua orang satu berjas dokter dan satu berjas hitam yang berwajah triplek seperti patung.

Aku sampai salah mengira kalau pria berjas hitam itu manekin hidup haha...

Oke ini waktunya serius jangan tertawa!

"Davi apa kau benar benar tak mengingat paman tampan mu ini?" tanya serius dokter itu membuat ku bertambah binggung.

Sementara itu, dua pria yang melihat tatapan polos Davi yang terus berkedip memperhatikan sekitar dan mereka dengan binggung membuat mereka kasian sekaligus gemas.

"Apa yang terjadi pada putra ku?"  Alaric membuka suara untuk meminta penjelasan, tak dapat di pungkiri dia masih sangat khawatir pada putranya semata wayangnya itu.

"Sepertinya putra mu Daviandra mengalami amnesia sementara atau bisa bersifat secara permanen."







Kalo ada typo tolong tandai ya Readers.🙈👍

Transmigrasi Jebakan[END]✓Where stories live. Discover now