2. Struktur organisasi kelas🏫

49 10 1
                                    

"Baiklah, hari ini saya bebaskan kalian dari pelajaran..." Ucapan pak Rey menggantung. Pria itu masih setia berdiri di depan kelas sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Murid XII IPS 5 langsung bersorak kala mendengar tak ada pelajaran apapun hari ini.

"Bagaimana jika kita memilih struktur organisasi kelas?" usul pak Rey daripada di kelas ini hanya berdiam diri tanpa persiapan apapun.

"Setuju pak!" sahut sebagian para siswa membuat pak Rey menggangguk semangat.

Guru sejarah tersebut lantas mengambil spidol di atas meja, mulai mencoret papan tulis menuliskan sesuatu disana.

"Kita mulai dari ketua kelas. Ada yang mau berinisiatif menjadi ketua kelas?" tanya pak Rey setelah ia selesai membuat struktur organisasi yang akan dipilih nantinya.

"Keynara, Pak!" Langsung para murid kompak menjawab. Membuat sang punya nama melotot tak terima.

"Keyna aja," teriak Angga paling semangat.

"Dih, gue mulu!" Keynara menatap tajam teman-temannya. Setiap tahun kalau pemilihan ketua kelas selalu dia yang ditunjuk. Kelas 11 kemarin juga dia. Sekarang ini Keynara nggak mau jadi anggota apapun di kelas ini, karena dia sudah merasakan bagaimana pusingnya mengurus teman-temannya. Apalagi ini IPS 5, sangat sulit untuk diatur. Sesekali dia harus bebas dari perintah guru.

"Nggak papa, Key. Lo cocok banget jadi ketua kelas," kata Alsava yang duduk di sampingnya.

Keynara merotasikan kedua bola matanya. Tidak setuju dengan ucapan Alsava. Cocok darimananya? Dia sendiri mengakui jika dia ini hanya siswi pemalas. Tahun lalu saja tidak becus jadi ketua, tapi tetap di support teman-temannya karena mereka sendiri nggak mau jadi ketua kelas.

"Kamu sendiri bagaimana Keyna? Merasa keberatan?" tanya pak Rey menanyakan kesiapan Keynara untuk memimpin kelas kembali.

Keynara menghela napas panjang. Melihat wajah-wajah memohon teman-temannya membuat dia tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Yaudah, saya aja deh, Pak."

Seisi kelas langsung bersorak girang. Kalau menurut mereka, Keynara memang sangat cocok menjadi ketua. Meski dia sering malas-malasan, dia tidak pernah lupa untuk selalu mengingatkan teman-temannya.

"Baik. Kita lanjut wakil ketua kelas." Pak Rey langsung menulis nama Keynara pada kolom ketua di papan tulis yang sudah dia susun tadi strukturnya.

"GIO!" Sekali lagi sekelas bersorak kompak. Gio langsung menegakkan kepala, menatap tajam satu persatu teman-temannya.

"Apaan sih lo pada!" sarkasnya tidak suka. Sama seperti Keynara, Gio juga menjabat sebagai wakil ketua kelas 2 tahun yang lalu. Alasan kenapa Gio tidak dipilih menjadi ketua karena dia terlalu cuek, tapi bisa menegur teman-temannya yang suka berisik. Istilahnya Gio ini cocok kalau kerjasama bareng Keynara.

"Gio, Pak. Perpaduan Gio dan Keyna itu udah paling sempurna," usul Zael bertepuk tangan girang. Dikala Keynara sulit mengatur teman-temannya, ada Gio yang selalu membantunya dengan suara lantang cowok itu.

"Nggak, Nggak! Males." Tampang Gio tak bersahabat. Sudah cukup dia menjabat sebagai wakil yang menurutnya hanya menjadi bebannya saja. Sekarang dia tidak mau lagi.

"Ayolah, Bro. Kapan lagi coba jadi orang terpenting di kelas." Azriel menepuk-nepuk pundak Gio memberi dukungan.

"Bawel lo."

"Nggak papa, Yo. Lo aja. Gue yakin lo bisa bantu Keynara." Manda ikut bersuara. Yang lain mengangguk-angguk setuju.

Gio semakin memasang raut wajah masam. Teman-temannya sengaja memasang tampang memohon agar dia luluh. Dan Gio tak bisa berbuat apa-apa selain terpaksa menerima jabatan tersebut.

Problems ClassWhere stories live. Discover now