26. Ancaman Yecha📌

1.4K 151 73
                                    

Happy Reading Chingu><
.
.
.

Setibanya di rumah sakit Jay serta Heeseung menunggu di kursi ruang tunggu. Jay sedari tadi Mondar-mandir takut akan kondisi Aera kemudian ia berjalan mendekati Heeseung yang tengah duduk di kursi panjang.

"Maaf gue gak bisa jagain istri lo sampai dia kaya gini." Ucap Jay pelan, Heeseung mendongakkan kepalanya setelah ia menunduk karena mengira Jay akan marah padanya namun ternyata tidak ia justru menyesal dan meminta maaf kepada dirinya.

Heeseung hanya terdiam beberapa saat, setelahnya ia angkat bicara. "Waktu lo tinggal nunggu beberapa bulan lagi bareng Aera, setelah itu balikin dia ke gue."

"Okey," jawab Jay singkat, ia tak bisa melakukan banyak hal, sebenarnya dirinya sudah merasa nyaman dengan Aera tetapi harus bagaimana lagi, Aera bukan siapa-siapanya dan Heeseung lebih memiliki banyak hak untuk perempuan itu.

Kedua lelaki itu menunggu pemeriksaan dokter kurang lebih selama dua puluh menitan, setelah itu seorang dokter perempuan berusia empat puluh tahunan keluar dari dalam ruangan untuk menemui mereka berdua.

"Mohon maaf ini suami nyonya Aera yang mana ya?" ucap dokter itu.

"Saya dok," sambar Heeseung.

"Ada yang perlu saya bicarakan mengenai kondisi istri anda tuan,"

"Gimana keadaannya dok?" Heeseung menggigit bibir bawahnya karena takut mendapat jawaban yang tidak mengenakkan dari dokter tersebut.

Dokter itu tersenyum iba lalu menghembuskan napasnya pelan, ia memberikan secarik hasil usg untuk diserahkan ke Heeseung.

"Apa ini dok?"

"Syukurlah kondisi bayinya selamat namun karena benturan yang keras anak tuan memiliki kelainan fisik pada tubuhnya yang dapat mengakibatkan kecacatan, jadi kita hanya bisa berdoa semoga saat lahiran nanti bayinya dalam kondisi normal."

Heeseung mengepalkan salah satu  tangannya erat di samping badan, ia terdiam kaku karena tidak bisa menjaga buah hatinya sendiri, ia syok dan hanya bisa berharap pada Tuhan agar anaknya lahir dengan normal dan selamat. Begitupun dengan Jay yang merasa bersalah tak bisa menjaga Aera dengan aman.

Dokter itu menepuk pelan pundak Heeseung, "tapi tuan tidak perlu khawatir, saya akan berikan beberapa obat yang cukup untuk mengatasi anak tuan agar lahir dengan kondisi normal."

"Tolong lakukan apapun untuk kandungannya dok, saya akan bayar berapapun asal bayinya bisa lahir dengan normal." cetus Heeseung.

"Maaf saya tidak bisa berjanji, tapi saya akan berusaha."

Jay semakin merasa bersalah ia kembali duduk di kursi karena lemas mendengar hasil barusan, ia berjanji pada dirinya akan menghajar lelaki yang sudah membuat Aera seperti ini.

Heeseung ke ruangan Aera di rawat ia melihat istrinya masih tertidur pulas dengan selimut yang menyelimuti setengah tubuhnya terdapat juga beberapa luka lebam. Ia melihat wajah pucat itu tengah terpejam di ranjang rumah sakit.

Setelah lama dirinya tak berjumpa dengan sang istri akhirnya ia bisa bertemu kembali namun dengan suasana yang berbeda. Heeseung berusaha mengelus pucuk kepala Aera yang sempat ragu karena sebelumnya ia tak pernah melakukannya.

"Maafin gue, Aera." Batin Heeseung.

"Gue jahat sama lo karena gue gak cinta ke lo, gue gak suka perjodohan ini, gue masih ragu sama pilihan gue sendiri apa gue harus bertahan dengan lo atau dengan Yecha?" batinnya.

Jay melihat Heeseung sebegitu perhatian dengan Aera, ia merasa iri melihat sepasang kekasih itu hidup bahagia padahal dirinya juga belum tahu bahwa Heeseung tidak sebaik dan seromantis itu ke Aera.

REVENGE || Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang