04 : The Frontline Fighter

85 13 13
                                    

Suasana arena semakin memanas saat kedua petarung dari masing-masing kubu saling berhadapan dengan senjata mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana arena semakin memanas saat kedua petarung dari masing-masing kubu saling berhadapan dengan senjata mereka. Thor dengan Mjolnir nya dan Ecra dengan "Black Scythe" atau "Sabit Hitam" memiliki hiasan tengkorak dan ukuran unik dibagian mata pisau sabit.

"Thor-sama! Hancurkan manusia payah itu dalam pukulan!" seru seorang Dewa Keadilan Nordik, Forseti.

"Ecra!!! Belah biji Kunthi merah sialan itu!!" teriak seseorang gadis bernama Keyla yang langsung mendapatkan tamparan kasih sayang dari teman sebelah nya, Audy.

"Mulutnya minta di ruqyah." Gumam Audy

"Jangan di ruqyah, nanti aku keceplosan ngilangin Tupperware Mamak ku di sekolah gimn?"

"Ya, itu sih deritamu." Balas Audy

"Owalah, asw." Keyla membalas ucapan Audy sambil mengacungkan jari tengah. Sangat tidak ramah bintang 🌟

































Beralih pada Goll yang nampak ragu jika Ecra bisa menang di ronde pertama Ragnarok, apalagi lawannya adalah Thor. Brunhilde yang melihat ketahuan si bungsu hanya tersenyum kecil.

"Kau terlihat ragu dengan perwakilan dari umat manusia, Goll."

"Emm..... Itu- karena lawan Kak Ecra adalah Tuan Thor. Kakak tau sendiri kan? Kalau Tuan Thor itu kuat, apa Kak Ecra bisa menang melawan nya?" tanya Goll

"Tentu saja Goll, mengingat kejadian sebelum Ragnarok dimulai membuat ku berpikir. Bahwa, manusia memiliki kesempatan untuk menghancurkan biji para Dewa dan mengencingi mereka dari atas." Jelas Brunhilde membuat Goll sedikit heran dengan kalimat akhir dari sang Kakak.

"Mengencingi para Dewa?"

"Mengencingi para Dewa."

"Menghancurkan biji mereka?"

"Menghancurkan biji mereka."

"Kadang Kakak bisa berbicara kasar ya." Batin Goll

























































































🎷🎷🎷

Kembali ke arena.....

Tertulis dalam puisi Edda yang berbunyi : "Heimdall, sang Penjaga Kiamat akan meniup Gjallarhor dalan genggamannya. Sebagai pertanda, bahwa Ragnarok sudah dimulai."

Selepas Heimdall meniup terompet nya, ia mengambil langkah mundur sampai bersandar pada tembok arena. Hal yang mengejutkan terjadi saat kedua petarung saling menurunkan senjata mereka dan diam beberapa detik.

Thirteen Female Fighters⚔️ || Record Of Ragnarok ||Where stories live. Discover now