Chapter 6 : Penempatan Asrama

52 13 13
                                    

"Setelah kalian semua lelah bertarung, lebih baik mengisi energi kalian. Selamat Makan!"

Setelah jentikan jari dari salah satu guru, dengan tiba-tiba berbagai makanan terhidang begitu saja. Leuna bergumam takjub karena makanan-makanan yang dihidangkan adalah makanan kelas atas atau yang biasa dimakan oleh para bangsawan.

Tentu dirinya yang merupakan rakyat bawah tak pernah makan hidangan seperti itu. Karenanya, tanpa ragu Leuna mulai mengambil beberapa hidangan yang menarik perhatiannya. Leuna bahkan tak menghiraukan kekehan dari Marie dan beberapa ucapan sang sahabat tentang betapa lucu dirinya ini.

"Kau itu lucu sekali seperti kucing kecil yang kelaparan." Ujar Marie dengan tawa kecilnya yang hanya ditanggapi Leuna dengan gidikan bahu acuh. Berbeda sekali dengan Celine yang mendengus tak suka karena melihat cara makan Leuna yang terlihat rakus dari sudut pandangnya.

Sebenarnya Leuna tak mengambil banyak makanan, ia hanya mengambil 5 jenis makanan kecil yang berbeda jenis. Dan tentu Leuna mengambil dalam porsi paling kecil. Beruntung Leuna bukanlah gadis yang dengan mudah memikirkan perkataan orang lain.

'Memang dia siapa sampai kata-katanya harus ku pikirkan?' Begitulah kira-kira motto Leuna jika ada orang yang menggunjingnya.

"Enak?" Tanya Marie yang diangguki dengan antusias oleh Leuna membuat poninya juga ikut bergerak kecil. Meski keduanya berada di usia yang sama, tetapi dari dulu entah dengan alasan apa Marie selalu terlihat sebagai kakak yang dewasa dan Leuna sebagai adik yang menggemaskan.

Setelah para murid baru selesai makan malam juga hidangan yang tersisa sudah pergi entah kemana, seorang guru laki-laki dengan senyum ramahnya berdiri mengambil seluruh perhatian di ruangan tersebut.

"Karena makan malam sudah selesai, mari kita lanjutkan dengan penempatan asrama. Kalian semua bisa memanggilku Sir John. Yang ku panggil namanya silahkan berdiri dan mendekat ke arah ku. Nantinya, jubah dari asrama itu sendiri yang akan memilih kalian. Dan jika ada jubah lebih dari satu yang memilih kalian, maka pilihan ada di tangan kalian. Apakah cukup jelas?"

"JELAS, SIR!" Seru para murid baru dengan serempak. "Baiklah kalau begitu, mari kita mulai." Dengan begitu Sir John mulai memanggil nama dari satu persatu.

Kedua manik Leuna berbinar penuh keantusiasan. Ia tentu sangat penasaran tentang jubah apa yang nantinya akan dirinya pakai. Apakah hanya akan ada satu jubah yang memilihnya? Atau lebih dari satu?

Memikirkan berbagai kemungkinan itu membuat rasa antusias Leuna melonjak lebih tinggi lagi. Dengan teliti Leuna mendengarkan nama-nama yang terpanggil. Sampai nama sang sahabat akhirnya terpanggil.

"Marie Kleora Wisley."

"Aku harap kita berbeda asrama, Leuna." Marie mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Leuna. Yang hanya ditanggapi dengan senyuman tenang Leuna.

Marie berdiri tepat di depan Sir John. Seperti sebelum-sebelumnya, Sir John meletakkan telapak tangan kanannya di puncak kepala sang murid yang sudah menutup matanya. Hanya lima detik dan setelah Sir John menurunkan tangannya, saat itu lah jubah yang memilih akan menghampirinya pemiliknya.

Marie membuka matanya dan melihat ada dua jubah yang memilihnya, Haai dan Walvis. Sebenarnya gadis ini sudah menduganya dari awal tentang hal ini. Bukan apa Marie tentu tau bahwa selain sifat, sihir bawaan murid juga mempengaruhi penempatan asrama ini.

Untuk Marie yang mempunyai sihir bawaan Es, tentu Haai (Hiu) dan Walvis (Paus) adalah dua asrama yang pasti memilihnya. Karena itu juga Marie sudah memikirkan kemana dirinya akan menjatuhkan pilihannya. Tanpa ragu Marie menunjuk jubah di sebelah kirinya.

Leuna {On Going}Where stories live. Discover now