DILARANG KERAS!!! COPAS, REMAKE, PLAGIAT, MENGAKUI DLL YANG INTINYA MENGOTAK-ATIK CERITA INI. KARYA INI DILINDUNGI OLEH UU RI MENGENAI HAK CIPTA. BAGI YANG MELANGGAR, BISA DIKENAKAN HUKUM PIDANA 7 TAHUN DAN/ATAU DENDA PALING BANYAK 500 JUTA RUPIAH.
---
RION
Aku menggerakkan jari-jariku di atas keyboard laptop dengan cepat. Menuliskan kata-kata penutup pada laporan yang akan kukirimkan sebentar lagi ke atasanku. Bunyi pesan yang masuk berulang kali atau telepon yang berdering tidak lagi kuacuhkan. Tujuanku saat ini hanya menyelesaikan semua dengan cepat sehingga aku bisa pulang tepat waktu.
Kulirik sudut bawah layar laptopku. Jam lima kurang dua menit. Jadi aku punya dua menit lagi untuk menyelesaikan semuanya. Pasti selesai!
"Done!!!" seruku penuh kepuasan semenit kemudian saat aku sudah menyelesaikan semuanya. Dengan cepat kukirim pekerjaanku tadi lewat e-mail ke atasanku yang saat ini sedang berada di luar negri untuk urusan pekerjaan. "Mari kita pulang!"
"Tidak secepat itu, Big boy!" seru seorang wanita yang membuatku menghela napas kesal.
Apa lagi mau nenek lampir ini?
Kutatap wanita dihadapanku yang tersenyum culas. Dengan dress kerja berwarna hitamnya yang begitu ketat dan pendek serta dandanannya yang sangat menor, wanita berusia nyaris kepala 4 ini terlihat begitu mengerikan.
Dan yang lebih mengerikan lagi adalah dia senang menggodaku dengan beranggapan dirinya seksi dan menggiurkan. Well yeah, menggiurkan. Sangat menggiurkan bagiku untuk membenamkan wajah menyebalkannya itu ke empang.
"Ada apa, Bu Dyah?" tanyaku memberikan senyuman palsu. Bukannya bermaksud menjilat atau apa, tapi kalau tidak begini dia akan semakin mempersulitku seperti yang dia selalu lakukan di awalku masuk kerja dulu.
"Sudah selesai laporan yang diminta Pak Dedi tadi?" tanyanya yang kemudian menyenderkan tubuhnya ke mejaku, sedikit duduk di bagian pinggiran, sengaja mempertontonkan pahanya padaku.
"Sudah. Barusan sudah saya kirim ke Pak Dedi."
"Good," ucapnya sambil tersenyum aneh.
Feeling kaga enak nih. Pasti ini nenek lampir mau menyuruhku melakukan hal-hal tidak terpuji. Contohnya memintaku menarik resleting gaunnya yang turun seperti yang dia lakukan minggu lalu. Oh, yeah, dia benar-benar memintaku melakukannya.
Apa aku pada akhirnya mengabulkan keinginannya? Tentu saja tidak! Aku masih sangat waras untuk melakukan hal sebodoh itu dengan wanita yang bahkan membuatku selalu merinding jijik setiap kali dia berada di dekatku. Kalau yang minta Anye, itu lain perkara. Tanpa ditanya, aku pasti langsung melakukannya.
"Kalau begitu, kamu bisa bantu saya kan, Rion?" ucapnya dengan suara mendesah tidak jelas.
Jam lima lewat sepuluh. Pantas saja. Setannya sudah keluar.
"Bantu apa ya, Bu? Saya mau pulang. Ada janji soalnya."
"Dengan pacarmu?" tanya dia tampak tersenyum licik.
"Bukan. Dengan Mama saya," bohongku. Sengaja aku mengatakan ini karena kalau aku bilang aku memang mau bertemu Anye, sudah bisa dipastikan dia akan menahanku selama-lamanya di kantor.
Dia wanita gila. Aku sudah bilang kan?
"Bantu saya sebentar saja. Tidak lebih dari sepuluh menit."
Sedetik juga gue kaga mau sama lo, nenek!
"Ayolah. Hanya kamu yang bisa saya andalkan, Rion," katanya dengan nada manja yang membuatku mual mendadak. "Please?"
Oh, Tuhan. Dosa apa aku, sampai punya atasan seperti ini?

YOU ARE READING
[5] Love Me Right [SUDAH DITERBITKAN]
Romance[CERITA AKAN DITERBITKAN SECARA SELF PUBLISH SEHINGGA SEBAGIAN BESAR BAB SUDAH DIHAPUS] Winner of The Wattys 2016 for EDISI KOLEKTOR and PILIHAN STAF category. "Because wherever I am, me without you is just half" Novel ke-5 yang merupakan sekuel da...