Aku menatap bayangan di cermin. Melihat seorang lelaki muda yang terlihat gagah dengan jas putihnya, tapi, sama sekali tidak mampu menyunggingkan senyuman di hari seharusnya dia berbahagia. Karena lelaki itu sedang menahan sakit luar biasa di dalam dadanya. Karena lelaki itu sedang menunggu menit-menit terakhir keputusan akan masa depannya.
Dan lelaki itu adalah aku.
Aku menghembuskan napas kasar dan mengusap wajah dengan kedua tanganku. Suara pelan ketukan pintu membuatku menoleh. Saat pintu terbuka, wajah wanita yang sangat kusayangi muncul dibaliknya. Memberikan senyuman tipisnya yang penuh keprihatinan.
"Rion, semua sudah siap."
"Ya, Ma."
Aku menghela napas dan melihat hape yang sejak tadi berada digenggamanku. Hapeku yang tidak menunjukkan tanda apapun meskipun sudah kutunggu sejak tadi pagi.
"Dia nggak datang juga ya, Ma?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari monitor hapeku yang menampakkan fotoku bersama wanita yang kucintai. Wanitaku yang tersenyum begitu lebar penuh kebahagiaan.
"Rion," Mama menghela napas pelan. Tanpa perlu mengatakan apapun aku sudah tau apa jawabannya. "Mungkin sebaiknya-"
"It's okay, Ma," ucapku cepat sambil memberikan senyuman tipis pada Mama. "Aku akan keluar sebentar lagi. Beri aku waktu 5 menit."
"Baiklah." Mama kembali menutup pintu dan meninggalkanku di dalam ruangan sendiri.
Aku berdiri dari bangku dan memperhatikan penampilanku di cermin. Jas, kemeja dan celana yang berwarna putih gading terpasang sempurna ditubuhku. Rambutku pun sudah tersisir rapih. Aku sudah siap. Siap untuk menikah.
Karena hari ini adalah hari pernikahanku.
Aku membuka kunci hapeku dan menekan nomor yang sudah kuhapal di luar kepala. Tidak lama telepon tersambung, namun tidak ada jawaban dari sebrang. Aku menelepon lagi, lagi dan lagi. Hingga akhirnya panggilanku tersambung ke voicemail.
Untuk terakhir kali, aku pun kembali menghubungi nomor tersebut. Meskipun aku tahu, dia tidak akan pernah menjawab.
Saat suara voicemail terdengar, aku menarik napas dalam sebelum mulai berbicara. Ini akan menjadi pesan terakhirku untuknya.
"Hari ini aku akan menikah. Dengan atau tidak dengan kamu, Princess."
---
Oke, kejadian ini adalah kejadian jauh di depan ya. Jadi bab selanjutnya akan berisi kejadian sebelum prolog. Wkwk. Bingung ga? Kalau bingung pegangan. Hahay.
Thanks for voting and commenting ^^

YOU ARE READING
[5] Love Me Right [SUDAH DITERBITKAN]
Romance[CERITA AKAN DITERBITKAN SECARA SELF PUBLISH SEHINGGA SEBAGIAN BESAR BAB SUDAH DIHAPUS] Winner of The Wattys 2016 for EDISI KOLEKTOR and PILIHAN STAF category. "Because wherever I am, me without you is just half" Novel ke-5 yang merupakan sekuel da...