01~awal dari segalanya

35 23 30
                                    

Sepuluh tahun bukanlah hitungan waktu yang singkat, kini ELVARETA THANIA VALEN terbangun dari kisah masa kecilnya walaupun seiring waktu yang lama ini diiringi dengan duka, membuatnya berusaha untuk menghilangkan memori kisah sepuluh tahun yang lalu dengan orang yang sama, seorang lelaki yang ia sangat cintai, tapi entah sekarang dimana keberadaannya, tetapi tidak lagi dengan hati dan perasaan, kini yang berbeda, yang semakin pudar begitu saja dengan seiringnya waktu, membuat sang kedua pihak memutuskan untuk melupakan kisah masa kecil mereka, dengan Egi mereka masing masing, membuat takdir Tuhanlah yang berhak menentukan hubungan di antara mereka berdua.

Valen yang terlahir dari kelurga yang terbilang sudah sangat cukup, dikarnakan kedua orang tuanya, yang memulai membuka usaha "coffee lover" sehingga kini penghasilan yang melesat begitu cepat, sampai membuka beberapa cabang di sekitar ibu kota jakarta, membuat kebutuhan gadis ini sangat terpenuhi.

Kini terlihat dari salah satu bangunan rumah yang cukup megah di perumahan mewah, terlihat seorang gadis berdiri di depan sebuah cermin dengan ukuran yang cukup besar, membuatnya melihat bagaimana penampilan dirinya di pagi hari ini, dengan menggunakan seragam putih abu-abu, yang dikenakannya sekarang, penampilan yang cukup memukau, rambut hitam lekat yang ia urai begitu saja, hingga membuat anak rambutnya terurai ke arah pelipis mata, ukuran wajah yang begitu sempura indah, dengan bulu mata lentik yang ia miliki, membuat gaya karismanya semakin menarik para lelaki.

"Valen ayo turun nak!" Panggilan itu dari Sania, sang ibu, yang sudah memanggilnya dari arah lantai satu, sedangkan kamarnya yang terletak di lantai dua

Valen yang mendengar panggilan itu, dengan segera, membuat dirinya cepat cepat menyelesaikan dandannya, layaknya seorang gadis di luar sana

Dengan cepat, Valen langsung mamakai tas rangsel miliknya, dengan isi, beberapa buku mata pelajaran hari, yang sudah ia siapkan sedari malam

Valen pun langsung keluar dari kamarnya, begitu tergesa gesa ia menuruni anak tangga, hingga pada akhirnya sudah sampai di tempat tujuan, terlihat dimana sebuah dapur yang cukup luas dan indah, di arah meja makan sudah ada Sania sang Angga ayahnya, yang sedari tadi sudah duduk, menunggu kedatangannya untuk sarapan pagi, sebelum memulai aktivitas seperti biasa nya

Valen yang menyadari kesalahan dirinya, yang sudah membuat kedua orang tuanya menunggu dirinya seorang, membuat ia langsung menghampiri dan segera duduk di samping Angga yang sudah rapi memakai jas

"Maaf ya, udah buat mama sama ayah nunggu"

"Udahh gak papa, ayo makan! Keburu kalian berdua telat masuk loh" seru Sania yang sudah menyiapkan dua porsi piring untuk anak dan suaminya

Pemandangan pagi ini, sebuah hubungan keluarga harmonis, yang sangat-sangat di inginkan oleh beberapa anak di luar sana, mereka menginginkannya bahkan iri? Tentu, itulah yang mereka rasakan, Karna sesuatu,,kekerasan, tidak peduli, sulitnya ekonomi, dankurangnya kasih sayang, itulah yang mereka dapatkan dari keluarganya, bukan layaknya seorang anak yang mendapatkan rasa lebih, dengan itu membuat Valen sangat bersyukur atas takdirnya ini, tetapi satu hal yang ia tidak terima, membuat dirinya yang hampir menyerah di dunia ini

Hanya butuh waktu lima menit, mereka menyelesaikan sarapan pagi, Valen yang langsung melirik arloji yang ia kenakan di sebelah kiri pergelangan tangan kirinya, jarum jam pendek yang sudah menunjukkan angka enam, dengan jarum panjang yang sudah berhenti di angka sebelas, hanya tersisa waktu lima menit untuk Valen sampai ke sekolahannya.

Dengan itu Angga dan Valen langsung berdiri dari tempat duduknya, dan segera berpamitan dengan Sania, untuk memulai aktivitas nya kembali di pagi ini

"Yaudah ma, Valen berangkat dulu ya" pamit Valen, sembari mencuim punggung tangan Mamanya

AGRALEN[On Going]Where stories live. Discover now