Jam dinding, yang terletak di dalam cafe yang semakin menunjukkan angka tinggi, dengan tampaknya langit luar yang semakin petang dengan hiasan bintang dan bulan yang selalu hadir, membuat dua pasang pemuda berseragam sekolah ini menyelesaikan makannya dan akan segera pulang, agar tidak di tunggu oleh sang kedua orang tuanya,
Membuat mereka berjalan keluar ke arah pintu keluarAiden yang terlebih dahulu jalan di depan Valen, membuat lelaki ini mempersilahkan gadis di sampingnya untuk segera memasuki mobil miliknya
"Safety belt nya pakek Len." titah Aiden, agar Valen memakai sabuk pengaman miliknya, untuk memastikan gadis di sampingnya ini akan pulang dengan selamat, itu harus kan? Karna Aiden sudah berjanji dengan nyokab Valen, ia akan menjaga anak gadisnya
"Iyh, untuk malam ini, gue banyak terima kasih sama Lo" ucap Valen sembari memasang sabuk pengamannya, agar Aiden bisa memulai perjalan pulang
"Untuk?"
"Makasih, Karna udah mau ngajak gue makan malam" jelas Valen
"Sama-sama, gue juga trimakasih sama Lo, Karna udah hadir di hidup gue"
"Kalo itu udah takdir Tuhan den, dan itu pun kita berdua juga gak tau bagaimana dengan waktu kedepannya, entah kita masih bersama seperti ini, ataupun berpisah, itu pun dengan diri kita, aku juga gak tau entah aku atau kamu yang bakal pergi untuk sekian lama"
saut Valen, dengan menoleh ke arah lelaki di sampingnya kini yang sibuk dengan pandangan matanya ke arah depan menegaskan isi hati seorang Aiden, Karna tidak semua di dunia akan abadi
"Gue tau Len, mungkin kita tak kan pernah berjodoh, tetapi setidaknya, gue adalah sebagian sebuah rangkain cerita di hidup Lo" batin Aiden, walaupun perasaannya menyadari itu semua
"Maafin gue yah den, Karna hanya bisa menganggap sebuah hubungan pertemanan, buka selebihnya, yang melibatkan rasa cinta"
"Lo gak salah, gak usah minta maaf, untuk terakhir kalinya"
🪐🪐🪐🪐🪐Suasana tanpa sebuah perbincangan, kini yang melanda dua pemuda ini, di karenakan Valen, yang tertidur, sesudah melihat pemandangan ibu kota di malam hari, membuat kelopak mata gadis itu, sudah tidak tahan dengan hawa ngantuknya, dan akhirnya membuat ia terlelap
Membuat menarik perhatian Aiden, hingga dirinya menoleh, melihat sekilas pemandangan sendu ini, pahatan wajah yang sangat sempurna, yang terlihat dari sisi samping, hidung mancung dengan bulu mata yang lentik, walaupun dengan posisi terlelap, gadis ini menampakkan karismanya yang tak pudar sedikit pun, membuat sang pemandang mengembangkan senyumnya
"Lo aja masih cantik len, itu pun Lo sedang tidur, gimana gue gak terpikat sama Lo dan hati baik milik Lo,yang udah berhasil ngerebut perasaan gua ke Lo" sarkas Aiden dengan senyum tipisnya
Malam ini menjadikan malam, dimana sebuah status tanpa perasaan yang tidak mungkin tidak hadir di kedua insan ini
Aiden yang sedang sibuk menyetir, membelah jalanan ibu kota di malam hari dengan pemandangan lampu lampu yang menyala dari bangunan bangunan tinggi yang ia lalui, membuat dirinya tidak terasa, mobilnya yang kini sudah berhenti di depan sebuah pagar rumah bewarna hitam, milik Valen
"Len, udah nyampe, turun yuk" suara lelaki tersebut, berusaha untuk membangunkan gadis di sampingnya agar segera turun
Mendengar suaranya, membuat Valen menerjapkan matanya, yang berusaha bangun dari tidurnya
"Udah sampe?"
"Ayo, turun, itu udah di tungguin mama Lo di depan pintu" jelas Aiden, melihat dari balik kaca mobil, terlihat wanita yang masih awet muda ini berdiri di ambang pintu, menunggu kehadiran putri nya
YOU ARE READING
AGRALEN[On Going]
Teen FictionJika sudah bersatu akan sulit untuk di pisahkan, tak pula dengan gadis kecil ini yang harus terpaksa berpisah dengan sahabat lelakinya, di karnakan dari orang tua lelaki itu mengajaknya untuk berpindah ke luar kota, Karna sesuatu yang mendesak, Karn...