Chapter 10

17.5K 494 2
                                    

Written by: __Akasa


FlashBack

Ruangan Daniel, pagi hari.

"Tentang insiden Livia,-" Daniel memantik korek api membakar cerutu wanginya. Menghisapnya dalam, lalu menghembuskannya nikmat.

"Gadis itu, sering kali mengalami pelecehan verbal. Beberapa orang berotak mesum nekat mencuri-pegang pada tubuhnya." Daniel menghisap pelan cerutunya, asap wangi mengepul di ruangannya.

"Beberapa kali, ada orang yang nekat merencanakan pemerkosaan. Untungnya, berhasil kugagalkan." Jelas Daniel, menceritakan nasib buruk Livia sebelumnya. Alsen menyimak dengan tangan terkepal keras.

"Apakah berlebihan, jika aku tugaskan Liam untuk mengawalnya?" Daniel menyela kalimatnya dengan meneguk kopi pagi di mejanya. Mata analisisnya menelaah dalam ekspresi Alsen yang gagal menyembunyikan rasa geram.

"Alsen, Livia bukan gadis sembarangan, aku merekrutnya dengan banyak pertimbangan. Kemampuannya yang mumpuni mengantarkan perusahaan ini ke era kejayaan." Daniel masih tetap melekatkan tatapannya pada Alsen.

"Atas alasan itulah, banyak lawan perusahaan yang juga mengincarnya." Daniel menambahkan.

"Dan kau,... Sepertinya juga tertarik dengan Livia?" Daniel mengetukkan cerutunya pada asbak berukiran naga. Cukup megah untuk ukuran asbak yang hanya menjadi wadah abu rokok.

"...." Alsen terdiam, mata coklat emeraldnya menerawang ke luar jendela.

"Kau tahu, Daniel? Aku mengantongi lisensi eksekusi di tempat. Negara tidak akan menyalahkanku sekalipun tanganku berlumuran darah manusia sampah." Mata coklat Alsen bertemu netra kharisma Daniel. Kedua pria itu terlibat kontak mata yang cukup intens.

"Ambillah,—Kejar apa yang kau mau. Tapi dengan satu syarat, keamanan Livia harus terjamin." Daniel menatap serius Alsen.

"Aku pertaruhkan reputasiku sebagai eksekutor lapangan sekaligus lawyer kebanggaan negara." Alsen membalas tatapan Daniel.

"Pergilah, akan kuberikan lokasi kediaman Sarah." Daniel mengambil smartphone-nya, mengambil lokasi dari peta lalu membaginya pada Alsen.

"Kau bisa mengandalkanku." Alsen bersiap pergi.

"Jangan lupa, kau juga sosok yang diincar banyak orang, jaga dirimu baik-baik." Pesan Daniel sembari memberikan Revolver dengan isi 9 peluru.

"Thank a lot, Daniel." Alsen berlalu.

"My pleasure,-" Daniel merapatkan jari menyangga dagunya.

⚖️ ⚖️

Kediaman Sarah, 09.40 WIB

Sekelompok orang suruhan sedang mengamati Livia yang hanya berjarak 30 meter dari mereka berkumpul. Mereka melihat pertikaian kecil Alsen dan Livia. Pertikaian yang membuat Alsen pergi dari lokasi. Sekilas mata Alsen menatap curiga pada mobil mereka. Mata yang begitu waspada.

"Itu benar Alsen?" Seorang pria lengkap dengan senjatanya mengintai, tangannya memegang smartphone dengan foto Livia, ia menggesernya lalu muncullah foto angkuh Alsen. Mata tajam mengintimidasi.

"Hahaha, bagus. Dua target dalam satu lokasi." Komentar lainnya."

Livia masuk ke dalam mobil yang sudah bersiap, Liam segera menjalankan mobilnya.

Muncul pesan layang di smartphone Liam.

'Bawa pergi Livia ke arah kota.'
'Kalian diikuti'

𝑷𝒐𝒔𝒔𝒆𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝑳𝒂𝒘𝒚𝒆𝒓Where stories live. Discover now