Chapter 30 🔞

30.2K 456 9
                                    

Written by: _sidedew

🔞 warning 🔞
.
.
.

"Aaahhkk..."

Merendahkan suara desah yang sulit dilakukan, Livia gemetar oleh kenikmatan dari permainan lidah yang begitu lihai dalam memanjakan puncak dadanya.

"S-sayanghh.. please-- tidak di sini... Mmmhhh...."

Mencengkram lembut pundak lebar Alsen. Menekan kepala bersurai hitam itu agar tetap berlama-lama di dadanya sangat berbanding terbalik dengan mulutnya yang menyuruh Alsen untuk berhenti.

Berat tubuhnya tak dapat ia topang dengan kedua kakinya yang lemah oleh hasrat yang menari bebas. Seakan lumpuh dan tak bertenaga. Bahasa tubuhnya menerima dengan leluasa pada apa yang tengah Alsen lakukan terhadapnya.

Meremas. Melintir. Menarik gemas. Bahkan gigitan gigitan lembut menimbulkan sengatan listrik yang membuatnya tidak bisa diam dalam rengkuhan Alsen.

Sigap. Alsen menarik bokong Livia dengan sangat ringan memangku tubuh langsing itu dan dengan sendirinya Livia mengalungkan kedua tangan di leher kokoh Alsen serta melilit erat kakinya di sekitaran pinggang pria rupawan itu.

Ciuman mesra dan penuh gairah tak terelakkan lagi. Bunyi kecipak basah dari bibir Alsen dan Livia menjadi iringan suara di koridor sepi itu.

Alsen tidak pernah bosan dengan kelembutan bibir mungil yang merekah merah alami kepunyaan Livia. Begitu pun sebaliknya, bagi Livi, lelaki tampan yang berstatus sebagai kekasihnya itu merupakan good kisser yang mampu memporak-porandakan pertahanan diri sebagai wanita yang menjaga aset berharganya.

Livia tidak berani meminta, tapi ia juga takut jika sewaktu-waktu Alsen lah yang justru meminta untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman.

Hanya saja-saat ini, pikiran mesumnya sudah melanglang buana. Separuh jiwanya bersorak penuh keinginan untuk menarik Alsen dalam pusaran nikmat yang sesungguhnya.

Tapi di sisi lain, akal sehatnya tetap bekerja dengan baik. Menghalaunya dari keinginan yang didasari oleh rasa penasaran dan diperparah dengan serangan Alsen yang sudah berhasil merangsangnya.

Melepas tarian bibir mereka, kedua insan berselimut gairah itu saling mengisi kekosongan yang nyaris tak bersisa, paru-paru mereka meraup oksigen dengan rakus, menderu kasar tarikan nafas keduanya. Ujung hidung mereka bersentuhan, tubuh mereka saling berhimpitan. Dada terbuka pasangan itu pun tidak ada sekat yang memisahkan.

Alsen menggeram dalam tatapan lapar, begitu Livia dengan sengaja menggesekkan dadanya yang terjepit kenyal nan hangat.

"Gatel..." Nakal. Manja. Menggoda. Lihatlah bagaimana wanita berdedikasi tinggi itu bersikap apa adanya terhadap satu-satunya pria yaitu Alsen Hazl Ethoria.

Terbesit rasa malu atas sikap yang secara refleks keluar begitu saja. Semakin merah saja wajah cantiknya.

"Tadi kau merengek sakit dan minta berhenti, Fluffy." Menggigit gemas dagu Livia. Alsen menatapnya sayu nan intens.

Tawa kecil terdengar lucu dalam pendengaran. Livia meluruhkan wajahnya pada bahu Alsen dan mempererat pelukannya dengan manja. Mencium harum kemeja putih Alsen yang tak lagi terpasang rapih.

Alsen membiarkan. Dalam beberapa menit bergulir, tubuh tegap itu masih berdiri tanpa kesulitan memangku seorang wanita dewasa sampai telinganya menangkap ada pergerakan dari langkah sepatu yang mendekat, Livia pun menyadarinya.

"Sepertinya akan ada orang yang kemari."

Alsen mengangguk pelan mengiyakan. "Sore mulai hilang, petugas keamanan sudah saatnya memeriksa setiap lantai."

𝑷𝒐𝒔𝒔𝒆𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝑳𝒂𝒘𝒚𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang