haupquartier

11.6K 405 31
                                    

.

.

.

"Markancut"

Haechan yang sedang berada di markas geng nya sore itu bersama Jaemin, Renjun dan Yangyang terlihat sangat murka. Bagaimana tidak? teman-teman nya pulang ke markas dengan wajah babak belur penuh luka.

"Udahlah Chan, biarin aja" ucap Jaemin yang sedang mengompres rahang nya dengan es.

"Hoo lagian kita juga salah gegara ngga ati-ati"

"Cuma salah gue sih sebenernya yang numpahin kopi panas ke anak Vertraulich pagi tadi" Renjun berucap santai sembari menyandarkan tubuh pada sofa.

"Lo sih Njun, udah tau si Guanlin nyebelin banget masih aja di tabrak"

Yangyang duduk di lantai sembari menghadap televisi besar yang sedang menayangkan film Ariel Peter Pan. Ia kini menatap sinis kearah teman satu geng nya yang paling cantik dan manis.

"Kan gue ngga sengaja, dia nya aja yang baperan gitu doang ngadu ke temen, najis"

Sedangkan Haechan yang sudah muak dengan anak Vertraulich pun kini berdecak lalu mengambil kunci motor. Ia akan memberi pelajaran pada ketua geng tersebut agar mendidik anak buah nya dengan benar.

"Gue cabut"

"Lah, mau pulang Chan? tumben, biasa nya paling ngga betah kalo suruh ke rumah"

"Bacot Na, gue mau nyamperin Mark"

Namun belum sempat Haechan keluar dari markas Hauptquartier pintu utama di depan nya sudah lebih dulu terbuka. Lalu kini tampaklah sosok Felix yang tersenyum lebar sembari menenteng empat kotak pizza.

Mata Haechan yang tadi nya menatap tajam kini berubah menjadi seperti anak kecil yang akan diberi permen. Netra hitam itu berbinar saat sadar apa yang ada di tangan Felix tampak sangat menggiurkan.

"Hehe ngga jadi ngelabrak Markancut deh, males"

"Yeuuu kontol, kalo soal makanan aja mata lo langsung melotot"

Sosok pria beparas cantik campuran Indonesia-Australia itu menoyor kepala ketua geng Hauptquartier lalu masuk begitu saja. Sedangkan Haechan kini mengikuti teman nya dari belakang sembari tersenyum cerah.

Yangyang, Jaemin dan Renjun tentu kebingungan dengan perubahan raut wajah Haechan. Namun semua nya terjawab saat pria manis berkulit tan itu merangkul bahu Felix yang sedang menenteng pizza.

"Yang katanya mau ke Vertraulich mana nih?" Renjun berkata sembari menatap sinis kearah Haechan.

"Apa dah? emang siapa? kok gue ngga tau?"

Haechan mengambil alih kotak pizza di tangan Felix lalu mulai berjalan ke meja yang ada di ruang tengah. Ia langsung mengambil satu potong pizza tanpa mempedulikan teman teman nya yang geleng-geleng kepala.

"Pada ngga mau nih? gue bisa abisin sendiri loh"

"Pantes gembrot"

"YANGYANG NGGA BOLEH GITU!! LO SUKA SAMA OOM-OOM AJA GUE NGGA NGEJEK!!"

"Bukan oom-oom dick, itu nama nya sugar daddyhhh"

Mendengar itu Jaemin langsung meninju lengan atas Yangyang, "Si anjing malah ngedesah"

"Udah biasa dia Na, bareng oom Kun ah ah nghhh" Felix yang sudah ikut menyantap pizza bersama Haechan pun tertawa lebar mengejek teman nya.

"Istighfar bro, pada ngga jelas bat kek dora"

Kelima orang anak geng Hauptquartier kini duduk mengelilingi meja kecil di ruang tengah. Mereka bercerita sembari menghabiskan pizza yang sudah dibeli oleh Felix sewaktu perjalanan ke markas.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang