la prima notte

5.6K 245 18
                                    

.

.

.

Pesta pernikahan berlangsung hingga jam menunjukkan pukul 22.00 pm.

Kini Haechan sudah berada di rumah, tepat nya kamar megah entah milik siapa ia tak peduli. Karena merasa pegal dan sangat lelah ia menjatuhkan tubuh di kasur king size yang tersedia.

Biarkan saja Mark mengobrol bersama Jaehyun dan Taeyong di ruang tamu.

Hendery serta kedua orang tua Haechan langsung berangkat ke Thailand setelah pernikahan selesai karena masih ada banyak pekerjaan disana. Pantas saja tadi si sulung tampak sangat serius mengobrol dengan Xiaojun di sekitar stand makanan. Rupa nya mereka akan dipisahkan oleh jarak selama beberapa waktu.

Saat mata si manis tertutup dan dirinya mulai masuk ke alam mimpi, Mark membuka pintu perlahan. Kepala nya mengintip keadaan dahulu, memastikan apa yang sedang Haechan lakukan.

Senyum si alis camar mengembang ketika melihat istri nya tertidur pulas masih memakai kemeja putih untuk pernikahan tadi. Ia naik ke atas ranjang lalu mengungkung si manis sembari memperhatikan wajah kelelahan itu dengan seksama.

"Ayo kita lebih capek lagi malem ini" ucap Mark seduktif di samping telinga Haechan membuat pria yang tertidur merasa risih.

"Babe" suara berat ketua Vetraulich masuk kedalam indra pendengaran Haechan, namun ia tak ada niatan membuka mata karena sungguh badan nya lelah sekali.

Tidak mendapat respon apapun dari sang istri, Mark kini mulai mengecup bibir berisi Haechan berkali-kali. Lalu turun ke leher dan tulang selangka dengan sangat terburu-buru.

"Markk!" ketua Haupquartier membuka mata dengan kening berkerut dalam karena sebal tidur nya di ganggu.

"Apa?"

"Minggir"

"Gamau, ayo main dulu"

"Ga"

Mark mendengus saat Haechan menyamankan diri lagi setelah berkata tidak.

"Ayolah, kan mae sama bubu minta cucu"

"Udah gue bilang gue gamau punya anak" si manis sengaja menekan empat kata terakhir sembari menatap tajam suami nya, "Lagian belum pasti gue bisa hamil, lo sendiri yang bilang gitu dulu"

"Kan duluu, ayo sekarang coba lagi babe"

"Ck coba lagi coba lagi lo pikir main gesek berhadiah, kawin sama cewe aja sana"

"Enggak, gue kan mau nya sama lo"

"Bacot" Haechan mendorong dada Mark agar menyingkir dari atas tubuh nya, "Awas gue mau tidur, seret lihat muka lo"

"Main duluu"

"Ga"

"Ayolahh babe"

Ga"

"Satu ronde ajaa"

"Ga"

"Gue janjii deh beneran satu ronde"

"Minggir Markk" sungguh Haechan kesal sekali, tubuh nya sudah sangat lelah tapi Mark malah mengganggu seperti ini.

"Gue ga akan nyerah sampe lo bilang iya"

"Ga"

"Sayangg, dimasukin aja deh nggak gerak" tawar Mark dengan wajah memelas.

"Mau yaa?? yaa?? okee sip Echan mauu" ucap si dominan sembari melepas satu persatu kancing kemeja Haechan. Sedangkan si pria manis sudah pasrah karena Mark benar-benar keras kepala.

Feind. Where stories live. Discover now