28

321 55 4
                                    

"Kakak juga sayang, beomie, selalu"

Beomgyu yang mendengar itu spontan terdiam kaku ditempatnya, tentu ia mengenali suara yang baru saja ia dengar tadi. Lalu menggelengkan kepalanya pelan ketika taehyun menyuruhnya untuk berbalik, tidak, beomgyu belum siap

"Maaf beomie, maaf kakak gak pernah dateng" suara soobin terdengar bergetar, menahan tangis karena melihat sang adik bungsu yang sudah mendudukkan kepalanya dengan bahu bergetar pelan. Beomgyu terlihat mengepalkan tangannya

"Beomie, adik kesayangan kakak" lirih yeonjun seraya memajukan langkahnya mendekati sang adik bungsu, tersenyum tipis kearah taehyun ketika anak itu perlahan mundur menjauhi ketiga putra daehwan, memberikan ruang

Beomgyu sendiri hanya menunduk dengan kepala yang menggeleng pelan, ingin berlari menjauh tapi yeonjun dengan sigap menahan tangannya pelan. Sang kakak sulung yang selalu beomgyu rindukan sudah berada tepat di hadapannya sekarang

"Kakak rindu, beomie"

Beomgyu semakin menggelengkan kepalanya, semua penolakan dari para petinggi kerajaan berberapa hari lalu mulai bermunculan di benaknya. Ia sudah melakukan kesalahan yang berakibat penolakan dari para petinggi kerajaan, beomgyu tak ingin yeonjun semakin dipandang buruk karena mempertahankannya disini

"Beom—"

"Aku gak pantes" cicit beomgyu dengan tangan yang mencoba melepaskan genggaman yeonjun, tidak menyadari bahwa sang kakak sulung sudah melirik tajam para petinggi kerajaan yang berada di balkon, menyaksikan mereka dari atas sana

"Gak ada yang lebih pantas selain kamu, beomie"

Beomgyu menggelengkan kepalanya "Mereka menolakku, mereka bilang aku tidak pantas" ia hanya tak ingin yeonjun dianggap sebagai raja yang tidak adil, jika memang beomgyu melakukan kesalahan maka dirinya siap mendapat hukuman

"Beomie, gak ada yang ber—"

"Aku harus pergi, lepas" lirih beomgyu yang tak berhenti mencoba melepaskan genggaman sang kakak sulung, ingin cepat-cepat pergi sebelum semuanya terlambat

"Gak ada yang pergi lagi, beomgyu" soobin maju selangkah mendekati beomgyu, menarik bahu si bungsu dan membuatnya menghadap tepat kearahnya

"Gak akan ada yang pergi lagi setelah ini" soobin berujar dengan penuh penekanan, mencengkram erat bahu beomgyu karena rasa takut ditinggalkan kembali datang. Soobin tak ingin merasakan itu lagi, ia tak akan membiarkan adiknya pergi

"Lepas"

"Gak ada yang boleh pergi! kakak gak akan biarin kamu pergi lagi, beomgyu!" sentak soobin ketika beomgyu mulai memberontak, membuat sang adik bungsu spontan terdiam kaku setelahnya

"Gak boleh, kamu gak boleh pergi lagi, kakak gak mau kehilangan kamu lagi, beomgyu" lirih soobin dengan tangan yang mulai bergetar, menarik sang adik kedalam dekapannya dan memeluknya erat

Demi apapun soobin akan menolak dengan keras jika ada yang menyuruh adiknya pergi, jika bisa soobin akan ikut dengan beomgyu meninggalkan istana. Dirinya tak ingin kembali dipisahkan dengan sang adik bungsu

"Jangan pergi, beomgyu. Jangan tinggalin kakak" soobin menangis, memeluk erat tubuh sang adik yang telah lama tak ia dekap seperti saat ini. Mengecup pucuk kepala beomgyu dan mengelus punggung sang adik ketika terdengar suara isakan keras setelahnya

"Kakak takut kehilangan kamu, beomgyu. Jangan pergi lagi ya? cukup lima tahun ini" lirih soobin seraya melonggarkan pelukannya, menatap lekat netra kelam sang adik bungsu dan menghapus jejak air mata di pipi tirus beomgyu

"Choi beomgyu, adik bungsu kesayangan kakak. Jangan nangis, beomie" bukannya berhenti, tetapi isakan beomgyu semakin keras. Membuat soobin langsung memeluknya lagi dengan erat, ikut menangis karena merasakan kebahagiaan yang tak terkira sebab bisa memeluk sang adik lagi

SCYLLA KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang