41. Memutuskan Hubungan

1.4K 103 43
                                    

Sebelum baca ini, aku saranin kalian baca sambil dengerin lagi Tiara Andini - Merasa Indah. Biar feel-nya makin dapat.🤗

Atau bisa dengerin lagu yang paling sedih di mulmed kalian.

Coba spill sini lagu sad yang kalian dengerin saat baca cerita ini.

-Happy Reading-
°°°

"Ini apa Mas?" Tanya Khalisa dengan nada serak bergetar. "Kenapa Diary ini bisa sama kamu?" Tanyanya lagi.

"Itu..." Afnan menggantungkan ucapannya karena tidak tau harus memberikan jawaban apa pada Khalisa.

"Kamu udah baca diary ini?" Afnan mengangguk lalu menunduk tak berani melihat respon Khalisa. "Berarti kamu udah tau semuanya?"

Masih dalam keadaan menunduk, Afnan berkata. "I-iya, saya sudah tau semuanya." Jawabnya. "Tapi kita bisa bicarakan ini baik-baik, Khalisa."

"Nggak perlu!" Khalisa dengan cepat memotong ucapan Afnan. Lalu Khalisa mengangguk paham sebelum kembali berucap. "Sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Mas."

"Khalisa..." Afnan frustasi menyebut nama Khalisa dengan lirih.

Khalisa tersenyum getir meskipun air mata yang tidak diharapkannya jatuh tapi malah tiba-tiba menetes dengan sendirinya. Khalisa dengan susah payah menelan salivanya, ada sedikit sesak dalam dadanya.

"Aku malu, Mas. Karna kehadiran aku membuat hubungan Gus Ammar dan Ning Tyas retak. Jujur, niatku masuk pesantren memang buruk, tapi semua itu aku lakukan agar suatu hari nanti aku bisa mendapatkan seseorang yang baik agamanya, baik akhlaknya, yang tulus mencintaiku dan sanggup membimbingku dengan baik."

"Kamu memang orang yang tepat, yang sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tapi aku tidak bisa menikah dengan seseorang yang tidak mencintaiku dengan tulus, apalagi jika dia ingin menikahiku karna takut jika aku perusak hubungan orang lain."

"Khalisa, kamu salah paham." Sanggah Afnan dengan tegas.

Khalisa menghela nafas berat lalu tersenyum sesaat, air matanya kembali mengalir, sigap ia menghapusnya karena ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Afnan.

"Jika kamu memang ingin menikahiku karna takut hubungan Gus Ammar dan Ning Tyas hancur gara-gara aku, maka batalkan saja lamaran itu Mas," Khalisa sigap melepaskan cincin pemberian Afnan dari jari manisnya. "Aku akan pergi dari pesantren ini dan aku tidak akan kembali lagi, aku juga tidak akan menunjukkan wajahku lagi pada kalian semua." Khalisa mengakhiri ucapannya dengan menaruh cincinnya diatas meja belajar Afnan.

Afnan memejamkan matanya sambil memijat pangkal hidungnya. Dia benar-benar dibuat frustasi dengan ucapan Khalisa yang tiba-tiba ingin membatalkan pernikahan mereka.

"Besok aku akan pulang, jadi mulai sekarang Mas Afnan tidak perlu bersandiwara mencintaiku lagi, memaksakan hubungan yang tidak diinginkan memang menyakitkan, maka dari itu harus diakhiri secepatnya, agar lukanya tidak semakin menyakitkan nantinya." Ucap Khalisa lirih sambil menyeka air matanya yang mengalir.

Khalisa tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca.

"Terimakasih sudah membuatku merasa bahagia walaupun sesaat, aku rasa kepergianku tidak akan membuatmu terluka seperti di masa lalumu karna kamu tidak tulus mencintaiku, aku pamit Mas, assalamualaikum." Ucap Khalisa kemudian pergi meninggalkan Afnan yang diam membatu di dalam kamarnya.

Khalisa berlari keluar dari ndalem, tapi di penghujung pintu ia bertemu dengan Umma Sania dan Abah Yai yang sedang duduk di teras. Lantas Khalisa tersenyum ke arah mereka.

Diary Khalisa ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant