42. Meninggalkan

1.4K 112 57
                                    

“Gue sama Gus Ammar nggak ada apa-apa kok.” Jawab Khalisa sambil berjalan ingin menghindari Aliyah.

Merasa Khalisa menghindarinya, Aliyah langsung mengejarnya. “Tapi aku lihat kayaknya kamu panik banget kalau ketemu sama Gus Ammar.”

Khalisa menghentikan langkahnya setelah mendengar ucapan Aliyah. Ia menatap Aliyah dengan tatapan yang begitu menyedihkan. Tapi setelahnya dia tersenyum.

“Panik? Gue nggak panik sama sekali, biasa aja malah. Lo aja yang ngerasa kayak gitu, Gue mah santai aja.” Ucap Khalisa dan setelah itu ia kembali berjalan menuju masjid.

Aliyah menatap punggung Khalisa dengan tatapan yang tajam dan beberapa detik kemudian dia tersenyum miring, memperlihatkan sisi antagonisnya.

“Lihat saja nanti, semuanya pasti akan terbongkar pada waktunya.” Guman Aliyah kemudian berjalan mengikuti Khalisa masuk ke dalam masjid.

***

Setelah selesai sholat isya, Khalisa langsung bergegas menuju ke asrama. Tapi di pertengahan jalan, lagi-lagi dia bertemu dengan Ammar yang entah dari mana. Langkah Khalisa sempat terhenti sejenak, begitupun dengan Ammar yang ada di seberang sana.

Ammar tak henti-hentinya menatap Khalisa. Namun Khalisa yang tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman hanya bisa menunduk lalu berjalan pelan ingin melewati lelaki itu.

“Kata Tyas kamu mau pulang?” Tanya Ammar saat Khalisa akan melintas di sampingnya.

“Iya, saya akan pergi dari sini.” Jawab Khalisa.

Ammar tersenyum getir melihat ekspresi wajah Khalisa yang datar. “Ketahuilah Khalisa bahwa saya sangat mencintai kamu, apapun akan saya lakukan asalkan kamu tetap tinggal disini, baiklah jika kamu memang tidak ingin menikah dengan saya, tapi tolong tetap tinggal disini dan jangan pernah pergi.”

Khalisa tersenyum sesaat, dalam sekejap air matanya kembali mengalir. “Berhenti untuk mencintai saya, Gus. Cintailah siapa yang mencintai Gus Ammar dan hilangkan dia yang tidak mencintai Gus Ammar, karna ketulusan itu hanya milik dia yang mencintai bukan yang dicintai.”

“Kalau begitu tinggalkan Afnan, karna yang paling mencintai kamu adalah saya, bukan Afnan.” Balas Ammar.

“Saya akan meninggalkan Mas Afnan karna memang dia tidak mencintai saya, tapi sampai kapanpun saya tidak akan pernah mendatangi Gus Ammar, karna yang sangat mencintai Gus Ammar adalah Ning Tyas bukan saya, saya bahkan tidak punya rasa sedikitpun sama Gus Ammar.” Ucap Khalisa lirih.

“Kamu mau sampai kapan memperlakukan saya seperti ini Khalisa, sampai kapan kamu akan mengacuhkan saya?” Tanya Ammar dengan penuh penekanan sambil mencekam kedua lengan Khalisa saking emosinya.

Dengan cepat Khalisa menepis tangan Ammar. Karena perlakuan itu, Khalisa gemetar ketakutan. “JAGA BATASAN ANDA GUS!” Teriak Khalisa histeris. “Asal Gus tau hidup saya hancur karna Gus Ammar dan Ning Tyas, karna kalian, Mas Afnan terpaksa ingin menikahi saya, dia terpaksa bersandiwara mencintai saya agar saya tidak merusak rumah tangga kalian, dan sekarang pernikahan saya dan Mas Afnan sudah dibatalkan,”

“Saya rasa sekarang Gus Ammar sudah senang, kan, karna sudah membuat hidup saya hancur berantakan.” Ucap Khalisa kemudian langsung pergi meninggalkan Ammar yang berdiri mematung.

Sesampainya Khalisa di kamar. Dia langsung mengambil kopernya yang ada diatas lemari lalu ia meletakkannya di atas kasur kemudian ia membukanya lalu ia beralih membuka lemarinya. 

Helaan nafas berat terdengar jelas lolos dari mulutnya. Rasanya berat sekali mengambil keputusan disaat-saat seperti ini. Meninggalkan semua orang tanpa berpamitan secara baik-baik membuat Khalisa dilema dan frustasi.

Diary Khalisa ✓Where stories live. Discover now